• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, July 11, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Budaya

Kalung Badong, Pelengkap Sunatan di Loloan yang Kian Langka

Eka Sabara by Eka Sabara
30 October 2019
in Budaya, Kabar
0 0
0

Loloan masih memelihara pernak-pernik budaya Bugis Makassar dan Melayu.

Hal ini dapat kita lihat pada saat acara sunatan atau lebih popular disebut khitanan. Salah satu yang unik yaitu pemakaian kalung bugis pada anak yang akan disunat. Namanya kalung badong.

Sangat jarang masyarakat yang memiliki kalung badong. Sehingga, tak jarang kalung badong menjadi rebutan warga yang berusaha meminjam kalung tersebut untuk menyunat anaknya.

Kadang kala untuk menetapkan hari acara sunatan anaknya, seorang warga menetapkan harinya sesuai jadwal atau giliran dapat meminjam kalung badong tersebut kepada pemiliknya. “Rebutan kalung badong” sering membuat pemilik kalung badong kebingungan. Mereka harus menghadapi dua orang yang datang bersamaan untuk meminjam kalung badong tersebut.

Hal ini biasa terjadi pada musim sunatan. Biasanya sunat dilaksanakan pada bulan-bulan Rabiul Awal. Masyarakat Loloan baik di kelurahan Loloan Timur maupun di kelurahan Loloan Barat lebih akrab menyebut dengan nama bulan Maulud.

Kata Badong sendiri berasal dari serapan kata bugis. Bado berarti pelengkap. Sehingga kalung badong bermakna sebagai pelengkap dalam acara sunatan tersebut. Selain kalung badong, juga perlengkapan yang disiapkan kuarik pendamping dari kalung badong, tombak bandrangan dan kain setalam bersama senjata peninggalan warisan dari Bugis-Makassar.

Kalung Badong sebagai pelengkap perhiasan anak dalam prosesi khitan umumnya digunakan di masyarakat Loloan, baik Loloan Timur maupun Loloan Barat. Biasanya kalung badong Loloan dikalungkan di leher dengan kuarik dan aksesoris batu permata. Anak yang dikhitan memakai songket atau kain tenun berwarna kuning.

Secara umum pemakaian kalung badong untuk prosesi khitan anak lelaki cukup memasyarakat di tahun 1970 an hingga tahun 1990. Anak yang dikhitan tampak berseri dengan kalung badong leher sebelum dilakukan khitan. Kalung badong beserta kuarik tidak akan dilepas di leher sang anak jika sang anak belum sembuh dan pulih setelah dikhitan.

Prosesi khitan yang komplet biasanya menggunakan perlengkapan kalung badong komplet dengan kuarik, tombak bandrangan serta kain setalam dan rantasan, sajian yang disiapkan di saat prosesi khitan dilaksanakan.

Kekuatan magis dari Kalong Badong kadang mengundang rasa heran juga. Pernah seorang anak disunat tanpa memakai kalung badong. Selang beberapa menit sejak disunat tampak darah mengucur deras tiada henti, sehingga tuan rumah panik.

Akhirnya seseorang berusaha mencarikan atau meminjam kalung badong. Ketika kalung badong tersebut dikalungkan ke leher sang anak, ajaib, darah pun berhenti mengucur. Sang anak berhenti dari tangisannya.

Hanya sayang sekali saat ini pemakaian dari kalung badong dalam prosesi khitanan sudah sangat jarang, kecuali para keturunan Bugis-Makassar yang tetap berusaha melestarikannya di tengah derasnya era zaman android yang kini semakin memasyarakat.

Pemakaian kalung badong saat ini di Loloan, sudah tergantikan dengan kalung perhiasan dari emas. Sudah sangat jarang sekali masyarakat yang memilik kalung badong tersebut. [b]

Tags: Budaya
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Eka Sabara

Eka Sabara

Eka Sabara lahir tahun 1972 di Desa Loloan Barat, Jembrana, Bali. Secara silsilah merupakan generasi ketujuh dari Daeng Si Kudadempet. Giat beraktivitas dan berkarya di Komunitas Loloan, yaitu membentuk Teater GAR di Loloan Barat pada 1993 bersama A. Saichu Imran, Ali Fikri dan Ustad Nasrul Rahman, dengan ciri khas “Burdah Puisi”. Salah seorang pendiri organisasi sosial Orang Indonesia (OI) Badan Pengurus Kota Jembrana pada 2001 (BPK OI Jembrana). Meneliti dan menyusun digitalisasi silsilah Moyang Guru Gerunuk dan Silsilah Daeng Si Kudadempet, menulis buku Kamus Base Loloan (2016), Potret Kota Negara di tahun 1922-1980 (2017). Menulis Buku Daeng Nachoda 2018 terbit tahun 2019. Saat ini aktif dalam Komunitas Budaya Bali Barat “Ngopi D’Jembrana” dengan konsep “Nyame Braye.” Sejak 1993 hingga sekarang sebagai karyawan pabrik pengalengan ikan di PT. Bali Maya Permai, di Pesisir Selatan Kota Negara. Sekarang menetap di tepian Pantai Tanjung Tangis Muare Desa Pengambengan.

Related Posts

Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

Lebih dari Sekadar Wastra, Ragam Ekspresi di Roman Muka

22 July 2024
Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

Napak Tilas Konflik Tanah Desa Adat Bugbug

23 October 2023
Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

Klub Menulis Musik bersama Made Adnyana: Sisi Lain Dunia Musik

13 September 2023
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

4 September 2023
Next Post
Inilah Kunci Kemewahan Sejati Primo Chocolate Bali

Kakao Menyehatkan dari Gumi Mekepung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

10 July 2025
Diskusi dan Konser Hari HAM “Semakin Dibungkam Semakin Melawan”

Konser Bukan Cuma Menyanyi dan Bergembira, namun Juga Masalah Kenyamanan dan Keamanan

9 July 2025
Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

9 July 2025
TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

8 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia