• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, July 11, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Kain Tenun Rangrang Nusa Penida Kian Terlupakan

Gede Arnawa Riana by Gede Arnawa Riana
27 February 2020
in Berita Utama, Budaya
0 0
1

Hal unik dari kain tenun Ranrang adalah, kita bisa mengenakannya di kedua sisi. Tak seperti kain lain, jika dijahit hanya kelihatan bagus di satu sisi.

Potensi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali sebagai penghasil Kain Tenun Rangrang kini makin tenggelam. Rangrang merupakan kain bebali berwarna-warni terang dengan inspirasi motif berasal dari keadaan geografis wilayahnya yaitu daerah pegunungan dan perbukitan. Menurut I Made Tanglad salah satu perajin Kain Tenun Rangrang asal Nusa Penida, tidak ada bukti tertulis yang berkaitan dengan sejarah keberadaan Kain Tenun Rangrang.

Ia juga menambahkan bahwa dahulu hanya terdapat 3 penenun Kain Tenun Rangrang. Seiring berlalunya waktu mereka mengajarkan teknik menenun tersebut ke beberapa sanak saudara mereka hingga akhirnya banyak masyarakat sekitar yang tertarik dan mulai belajar menenun. Kegiatan menenun selain untuk menunjang perekonomian juga untuk melestarikan kebudayaan tradisional.

Pada awalnya kain ini disebut kain cerik bolong, kemudian berkembang menjadi kain nyrangnyang yang memiliki arti bolong-bolong/tembus pandang. Seiring berjalannya waktu, kemudian pada akhirnya berkembang menjadi nama rangrang. Kain tenun motif Rangrang ini konon memiliki arti jarang-jarang atau berlubang. Maksudnya jarang-jarang adalah motif antara warna yang satu dengan yang lain berjauhan.

Sedangkan berlubang maksudnya adalah jumlah benang yang digunakan pun lebih sedikit sehingga terkesan lebih renggang atau bolong-bolong. Hingga sekarang terdapat berbagai macam jenis motif pada Kain Tenun Rangrang, antara lain: motif hias wajik, motif hias iled, motif hias bianglala, motif hias jalur, motif hias kotak-kotak, motif hias silang, dan motif hias sirang. Adapun tenun yang dihasilkan menggunakan dua jenis pewarnaan, yaitu pewarna alam dan pewarna sintetis.

Warna alam di antaranya dihasilkan dari: 1) babakan poh (kulit batang mangga) menghasilkan warna kuning, 2) babakan akar mengkudu menghasilkan warna merah, 3) babakan kayu santen menghasilkan warna abu-abu tua, 4) babakan juwet menghasilkan warna kecoklatan, dan 5) daun indigo menghasilkan warna hitam.

Kain Tenun Rangrang ini nyaris punah karena mulai sedikitnya penenun Kain Tenun Rangrang yang masih aktif. Beberapa upaya dilakukan untuk melestarikan Kain Tenun Rangrang ini misalnya dengan munculnya kelompok-kelompok yang mewadahi kerajinan tradisional. Tepatnya pada pertengahan tahun 2011, Kain Tenun Rangrang mulai ada geliat di pasaran, setelah beberapa kali melakukan upaya promosi dengan mengikuti pameran-pameran.

Kemudian sejak tahun 2011 kain tenun Rangrang mulai diproduksi dan dikembangkan kembali, dan sampai saat ini mengalami perkembangan pada motif-motifnya. Kain Tenun Rangrang ini sebenarnya pada zaman dahulu sangat disakralkan karena digunakan hanya pada saat upacara keagamaan seperti banten gebogan, busana tari gambuh, dan lain-lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Kain Tenun Rangrang ini digunakan sebagai kebutuhan fashion dan lain-lainnya.

“Pada tahun 2013-2014 Kain Tenun Rangrang berada dalam puncak kejayaanya. Harga Perlembarnya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan dahulu kita sampai kewalahan untuk memenuhi pesanan konsumen yang terus menerus datang. Dulu kain ini bisa sampai ke Luar Negeri mengikuti festival Kain Internasional juga. Akan tetapi mulai 2015 kain ini mulai sedikit peminatnya, karena kurangnya pemasaran dan mulai banyaknya jenis-jenis kain yang ada di pasaran,” terang Made Tanglad perajin Kain Tenun Rangrang asal Dusun Ampel, Desa Pejukutan, Nusa Penida saat dikonfirmasi lewat telepon, Sabtu (15/2).

Gairah Kain Rangrang kini terjun bebas tidak seperti sebelumnya yang sempat booming. Kemungkinan merosot disebabkan tren fashion berubah, jumlah perajin pun kian berkurang. Kondisi seperti ini perlu konsolidasi semua kalangan terutama yang bergelut di bidang Kain Rangrang baik itu perajin, pengepul maupun yang lainnya. Saya melihat para perajin di daerah Nusa Penida kebanyakan menganggur, alias tidak lagi melanjutkan aktivitasnya seperti biasa sebagai penenun lantaran harga Kain Tenun Rangrang menurun drastis, sedangkan harga benang tetap mahal. Disamping itu, jarang pemasok yang datang untuk membeli kainnya.

Dikatakan bahwa semenjak promosi baik online dan offline, konsumen kembali tertarik ingin membeli Kain Tenun Rangrang tersebut. Dengan kemajuan teknologi, saya berusaha mempromosikannya melalui medsos. Agar kain yang sempat vakum ini bisa eksis kembali sehingga semakin banyak masyarakat Bali mengenal dan memakai Kain Tenun Rangrang di setiap kesempatan. Selain itu, apabila memungkinkan harapan saya kepada Pemerintah agar mengeluarkan peraturan bagi pegawai di lingkungan Bali dapat mengenakan pakaian dari Kain Tenun Rangrang pada hari tertentu. Untuk mendapatkan selembar kain ataupun sekadar bertanya-tanya tentang Kain Tenun Rangrang, bisa hubungi saya di nomor whatsapp 087762205669 atau di facebook I Gede Arnawa Riana.

Tags: ecological nusa penidakain bebali
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Gede Arnawa Riana

Gede Arnawa Riana

Related Posts

Adonan Tahi Sapi untuk Ketupat Nanti

Adonan Tahi Sapi untuk Ketupat Nanti

21 October 2020
Warga Nusa Penida dan Praktik Hidup Ekologis di Tengah Pandemi Corona

Warga Nusa Penida dan Praktik Hidup Ekologis di Tengah Pandemi Corona

6 April 2020
Lebih Mudah Menemukan Hotel Dibanding Ladang di Nusa Penida

Lebih Mudah Menemukan Hotel Dibanding Ladang di Nusa Penida

3 April 2020
Pewarta Warga Cilik di Kelas Jurnalisme Warga Nusa Penida 2020

Pewarta Warga Cilik di Kelas Jurnalisme Warga Nusa Penida 2020

2 March 2020
Prosesi Pemujaan atas Hidup di Nusa Penida

Prosesi Pemujaan atas Hidup di Nusa Penida

21 January 2020
Next Post
Melindungi Sawah, Mempertahankan Jati Diri Bali

Ruang Hijau yang Kian Berkurang di Bali Selatan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

BYURR! Kekacauan Baru di Skena Hardcore Bali

10 July 2025
Diskusi dan Konser Hari HAM “Semakin Dibungkam Semakin Melawan”

Konser Bukan Cuma Menyanyi dan Bergembira, namun Juga Masalah Kenyamanan dan Keamanan

9 July 2025
Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

Bandara Baru di Bali Utara: Gajah Putih dalam Bayang Pembangunan yang Salah Arah

9 July 2025
TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

TAKSU Reuse di AJW 2025: Solusi Cerdas Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

8 July 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia