Tiap lihat wajah Satori, orang-orang langsung tertawa.
Sementara itu Satori Nawalapatra, anak kami yang baru berumur setahun, cuek-cuek saja main kuasnya. Wajahnya belepotan dengan cat warna yang kami pakai untuk menggambar. Kami turut meramaikan kegiatan di Lapangan Nitimandala Renon pagi tadi, kampanye Diet Kantung Plastik.
Sambil olahraga Minggu pagi, kami mampir tempat kampanye ini. Kami sekalian ikut menukarkan tas plastik, menggambar di tas kain, plus hahahihi merasakan serunya kampanye.
Sekitar 200 orang, terutama pelajar, sudah riuh menggambar di tas kain yang disediakan panitia. Tas kain ini bisa dipakai pula untuk tutup kepala karena ada dua lubang untuk mata.
Gambarnya macam-macam. Ada si burun terkenal Angry Bird, tengkorak, Spongebob, motif abstrak, pesan antiplastik, dan lain-lain.
Lalu, dengan kepala pakai topeng dari tas kain ini, para peserta pun melakukan Headbag Mob, joget-joget serentak di lapangan. Seru sih. Bikin ngakak.
Lalu, apa tujuan kegiatan ini? Saya salin tempel alias copy paste saja artikel dari panitia ini. Hehehe..
Setelah sukses menggelar Headbag Mob di Bandung, Jakarta, dan Solo pada tahun 2012 lalu, kini giliran Denpasar yang dijadikan target pengurangan penggunaan kantong plastik.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik bersama Youth Corner Bali dan didukung oleh Bank Mandiri menjadikan momen Hari Bumi untuk kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik. Berlokasi di Lapangan Barat, Car Free Day, Renon, Denpasar, mengajak 800 (kemarin sih cuma 200an) pengunjung untuk menggelar aksi pengurangan kantong plastik secara bersama.
Tujuan digelarnya Headbag Mob adalah untuk mengajak masyarakat mulai bijak dalam penggunaan kantong plastik. Salah satunya adalah dengan mengganti penggunaan kantong plastik dengan tas kain pakai ulang.
Aktivitas massal ini dibuka dengan sambutan panitia penyelenggara, yaitu Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Youth Corner Bali, Bank Mandiri, dan perwakilan pemerintah daerah Bali.
M. Bijaksana Junerosano, Koordinator Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, yang juga perwakilan dari Greeneration Indonesia mengatakan sejak kampanye Diet Kantong Plastik dimulai November 2010, saat ini mulai banyak pihak yang turut mengkampanyekan dan membuat kegiatan yang memiliki visi sama untuk mengatasi permasalahan kantong plastik yang berlebihan ini.
Pada tahun 2013 ini sudah mulai dilakukan konsolidasi dan komunikasi antar pihak yang memiliki inisiatif bertujuan dan bervisi sama tersebut, untuk saling bergandeng tangan bekerjasama, sebagai wujud kearifan lokal Indonesia gotong-royong, dengan menyatukan semua inisiatif tersebut dalam Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik.
“HeadBag Mob kali ini hanyalah salah satu contoh inisiatif untuk mengkampanyekan Diet Kantong Plastik,” kata Bijaksana.
Berlebihan
Lebih lanjut Purnaman, Manajer Cabang Bank Mandiri Denpasar Veteran menginformasikan bahwa Bank Mandiri bangga dapat mendukung Program Diet Kantong Plastik karena program ini dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi penggunaan kantong plastik secara berlebihan, mengingat bahwa kantong plastik itu sendiri memiliki banyak sekali dampak negatif, salah satunya adalah terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.“Melalui program Corporate Social Responsibility, Bank Mandiri ikut berpartisipasi untuk pelaksanaan Program Diet Kantong Plastik di Denpasar dan Makassar dengan nilai partisipasi sebesar Rp 274.500.000,“ kata Purnaman.
Dalam aksi pengurangan kantong plastik ini, masyarakat diajak untuk menukarkan kantong plastik bekas dengan tas pakai ulang. Bersama dengan pengunjung lainnya, tas pakai ulang digambar dan diakhiri dengan melakukan parade (mob) di mana tas kain yang sudah digambar tadi dipakai di kepala.
Pesan yang hendak disampaikan dari aksi ini adalah agar masing-masing individu selalu ingat untuk selalu menggunakan tas pakai ulang pada setiap kesempatan untuk mengganti penggunaan kantong plastik.
Selain melakukan aksi massal dengan melakukan mob, kampanye ini juga melakukan penandatangan petisi pay for plastic yang diinisiasi oleh Tiza Mafira. Petisi ini dibuat untuk mendorong peritel dan pemerintah dalam membuat sistem dan aturan pengurangan penggunaan kantong plastik, salah satunya adalah memberikan harga pada kantong plastik yang diberikan.
Petisi yang ditargetkan terkumpul 100.000 tandatangan akan dibawa untuk melakukan pendekatan kepada peritel dan pemerintah, di mana pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan dijadikan target pertama dengan tujuan “Jakarta Bebas Kantong Plastik”. Diharapkan dari adanya petisi ini, baik pemerintah maupun peritel mampu bersama-sama mewujudkan Indonesia Diet Kantong Plastik.
Inisiator
Kampanye Diet Kantong Plastik yang diinisiasi oleh Greeneration Indonesia diluncurkan pada tanggal 31 Oktober 2010, bertepatan dengan pilot project penerapan standard operating procedure (SOP) Diet Kantong Plastik dengan Circle K di 6 kota besar seluruh Indonesia yang berlangsung dari November 2010 hingga November 2011. Program ini telah mengurangi penggunaan kantong plastik sebanyak 8.233.930 lembar yang setara dengan +/- Rp 897.498.370.Kampanye pun dilakukan secara aktif lewat media sosial dan jejaring komunitas untuk memperluas informasi dan kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik. Sejak saat itu makin banyak pihak yang menerapkan kegiatan dan program yang memiliki tujuan sama, yaitu untuk mengatasi permasalahan kantong plastik yang berlebihan.
Pada tahun 2013, konsolidasi dan komunikasi antar pihak tersebut memutuskan untuk menyatukannya dalam Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dengan ragam inisiatif kegiatan berupa: #headbagmob, #operasiplastik, #pay4plastic, #rampokplastik, dll.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik didukung oleh banyak pihak yang menjadi working group untuk isu-isu strategis, yang terdiri dari Change.org, Ciliwung Institute, Count Me In, Greeneration Indonesia, Komunitas Earth Hour Indonesia, Kreasi Daur Ulang (SiDalang), LeafPlus, The Body Shop Indonesia, dan juga individu-individu yang punya misi sama, yaitu Indonesia Diet Kantong Plastik. [b]
siiiiiiiiiiiipppppppppppppppppp
berlanjut terus.
Sehari2 saya mengelola toko milik ortu. Saya melihat, kesadaran ttg bahayanya kantong plastik masih belum disadari benar oleh masyarakat kita, terutama di daerah saya. Ketika mereka berbelanja, bahkan sekadar hanya membeli 1 bungkus paku kecil (kemasan sebesar agak lebih besar dari ukuran kartu nama) pun meminta kantong plastik. Padahal mereka bisa memasukkanya ke kantong celana. Sayang sekali jika pantai2 di Bali kotor oleh sampah plastik.