Bentara Budaya Bali akan menggelar Diskusi Seni Rupa: Jalan Simpang Seni Grafis.
Diskusi pada Minggu (20/1) ini akan diadakan di BBB Jalan Prof. Ida Bagus Mantra No 88 A, Ketewel, Gianyar. Sebelumnya, pada akhir Desember lalu, BBB juga menyelenggarakan Pameran Trienal Seni Grafis Indonesia IV.
Acara ini menghadirkan pembicara Made Kedol dan kurator seni rupa, I Wayan Seriyoga Parta, M.Sn. Made Kedol akan berbicara dalam perspektif pengalaman pegrafis di era 1970 dan 1980-an. Adapun Seriyoga Parta akan mengkritisi dinamika kekinian seni grafis berikut kemungkinannya di masa depan.
Menanggapi konsep kebaruan dalam dunia seni rupa khususnya seni grafis, Seriyoga Parta mengungkapkan bahwa sebagian seniman memilih untuk menggali kembali definisi dan nilai-nilai dari medium konvensional. “Mereka kembali pada konvensi dan mencari kemungkinan di dalamnya,” katanya.
Menurut Seriyoga, akan selalu ada kemungkinan-kemungkinan menarik dan unik yang membawa kita pada pengalaman estetis.
Menurut Juwitta K. Lassut, Penata Acara di Bentara Budaya Bali, kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam mencermati kompetisi Trienal Seni Grafis Bentara Budaya yang telah berlangsung sejak 2003. Perkembangan seni grafis di Indonesia mengalami peningkatan dari segi jumlah peminat maupun kualitas karya yang dikirimkan dari tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai pembicara, Made Kedol merupakan pelukis kelahiran Teges, Gianyar Bali tahun 1950, lulusan ASRI Yogyakarta (yang kini bernama Institut Seni Indonesia). Ia terkenal dengan teknik spaghetti pada tiap lukisannya. Bermodal teknik unik tersebut, karya-karya Kedol memperoleh apresiasi di tingkat nasional dan internasional. Selain di tanah air, ia juga sempat pameran di Swiss, Jerman dan Italia. Semasa awal sebagai pelukis, ia juga menekuni seni grafis.
Adapun pembicara Seriyoga Parta memulai karir seni rupanya sebagai Program Manajer Art Space dan Pusat Dokumentasi Klinik Seni Taxu tahun 2004-2005. Yoga Parta yang juga Ketua Redaksi Buletin Seni Rupa “Kitsch” ini aktif menulis ulasan seni rupa, dimuat di Majalah Visual Art, Majalah Arti, Majalah Seni Suardi, Harian Bali Post dan di beberapa Jurnal Seni.
Ia aktif menjadi kurator pameran seni rupa diantaranya; Tim Kurator pameran Pra Bali Bienale 2005, Kurator Pameran REAL[I]TI, Juli 2009 di Vannesa Art Link Jakarta, Kurator Pameran Tunggal Dolorosa Sinaga, The Power of Shape Oktober 2009 di Kendra Gallery Seminyak Bali, Kurator Pameran Tunggal I Wayan Sujana Suklu Line-Talk, April-Mei 2010 di Art Sphere Jakarta.
Selain kegiatan kurasi, Ia juga telah menulis buku Arie Smit a Living Legend, Penerbit Rudolf Studio Jakarta (2011), dan kini menyusun buku pematung I Ketut Muja. Saat ini ia juga tengah menyelesaikan program Doktornya di ISI Yogyakarta. [b]
Teks dan foto dari Bentara Budaya Bali.