Teks Ivy Sudjana, Foto Ilustrasi Anton Muhajir
Saya kapok belajar motor. Bekas luka bakar di dekat mata kaki telah mengurangi keseksian kaki saya. Namun, tinggal di Bali di mana angkot hanya beroperasi di area terbatas, ketidakmampuan berkendara Honda (sebutan untuk motor di Bali) kemudian menjadi hambatan terbesar untuk beraktivitas.
Tumbuh dan besar di Jakarta dengan segala jenis dan bentuk kendaraan umum, menjadikan saya gagap mengemudikan motor. Ini mungkin juga berlaku untuk semua perempuan yang tumbuh di kota besar. Lebih PD naik bajaj atau berdesakan di metromini atau bis daripada menyalip semua itu dengan motor. Nah, begitu pindah ke Bali tidak bisa naik motor sama dengan tidak bisa ke mana-mana.
Untung saya bisa menyetir. Biar musti belajar lancar, istilah untuk kursus dan tambahan latihan sendiri, toh akhirnya ke mana-mana saya ditemani si hitam alias mobil saya. Biar belum semahir sopir angkot atau bis malam, yah minimal si kecil dan omanya merasa aman kalo disopirin saya.
Tapi, jalanan Bali sudah kayak rimba. Tempat belantara anak ingusan belajar Honda, sampai ibu-ibu yang akrobatik bawa dagangan sekalian anak-anaknya. Pfuhhhh.. Kalau tidak lihai menyalip, pintar ngerem dan yang paling utama.. pintar menahan emosi, Unit Gawat Darurat (UGD) sudah menanti. Makanya, klakson tiba-tiba jadi jimat segala bencana.
Ada ibu menganan-nganan (maksudnya naik motor senengnya di posisi sebelah kanan).. klakson!
Ada cewek sibuk handphonan sambil naik motor.. klakson!
Ada anak-anak naik sepeda ke kiri dan ke kanan asik lenggang lenggok.. klakson!
Ada ibu keluar gang, nyelonong saja.. klakson!
Ada mobil belok kanan mendadak tanpa lampu sein.. klakson!
Ada mobil yang mustinya ngalah, malah ngajak adu jangkrik.. klakson! (Biar saya ngalah juga, minimal sudah nyemprot. Hehe.)
Ada pick up atau angkot berhenti sembarangan.. klakson juga!
Ada cowok ngelamun pagi-pagi sambil bawa motor sampe ngalangin jalan.. klakson juga!
Ada cowok berwajah sangar, ambil jalur kita saat berbelok.. klakson juga. (Walau habis itu matanya sudah ngajak berantem)
Saking seringnya pakai klakson itu, saya sampai dapat julukan dari suami saya, “Miss Klakson..” katanya.
Kalau di mobil ada alat untuk menghitung jumlah klakson dari sebuah mobil tiap hari pasti alat itu sudah berbunyi… full…overloaded…complete…atau apa lah…
Tapi, sekali lagi saya berkilah. Biar klakson asal selamat, eh bukan, biar klakson asal pada minggir! Jalan raya kan milik publik, bukan diri sendiri. Karena itu harus tertib agar semua pengguna sama-sama enak. Kalau tidak, kehilangan nyawa akibatnya.
Tengok deh berita berikut di Kompas, 29 November 2009 lalu. Rata-rata tiga pengendara sepeda motor tewas per hari akibat kecelakaan lalu lintas di Bali. Hal itu akibat rendahnya kesadaran berkendara serta tingginya pertumbuhan kendaraan per bulan. Sebagian besar korban berusia 16-24 tahun.
Nah itu berarti kepemilikan kita terhadap kendaraan dan SIM, teruatam, tidak berarti kita bisa berlaku seenaknya di jalan. Untuk itu perlu santun berkendara.
Ada kutipan lagi nih… Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Bali Komisaris Besar Bambang Sugeng, Selasa (24/11/09) di Denpasar, ”Sebagai upaya menanamkan sopan santun di jalan raya sejak dini, kami berupaya melakukan pendekatan dengan Dinas Pendidikan Bali agar memasukkan program lalu lintas dalam kurikulum sekolah.”
Jadi, pihak berwenang sudah sadar betul kalau santun berkendara di jalan raya sudah krusial banget untuk diperhatikan. Masalahnya, menanamkan kesantunan bukan hal yang gampang karena terkait nilai dan kesadaran. Nilai bahwa semua pengendara di jalan memiliki hak dan kewajiban yang sama, nilai bahwa semua pengendara memiliki hidup yang perlu dihargai satu sama lain. Kesadaran bahwa jalan raya adalah milik bersama, kesadaran bahwa tidak ada istilah menang kalah di jalan, yang ada adalah siapa yang mau mengalah dan siapa yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Nah, apa sih yang termasuk santun berkendara?
A. Piranti kendaraan
1. Kenali apa saja piranti kendaraan kita seperti spion, lampu, wiper, klakson, kopling, rem, gas, bemper, standar, kunci starter, hingga tangki bensin.
2. Jangan cuma kenal, tapi tahu juga kegunaannya.
3. Tahu juga cara menggunakannya dan kapan menggunakannya. Untuk hal ini aku sedikit nyengir karena penggunaan klakson untukku memang agak berlebihan.
4. Tahu saat harus diganti atau sudah menunjukkan tanda-tanda eror/ kerusakan, seperti berbunyi aneh atau tidak enak saat dipergunakan.
B. Peraturan berkendara
Ini bukan cuma biar kita lulus SIM doang tapi untuk keselamatan diri sendiri juga.
1. Pakai alat pengaman. Kalau motor ya helm dan jaket. Kalau mobil seat belt wajib banget….
2. Berjalan di jalurnya, kalau bukan ingin mendahului; jangan mengambil jalur orang lain. Perhatikan hanya garis patah-patah di jalan yang membolehkan kita berpindah jalur.
3. Buat berbelok, bawa kendaraan dengan kecepatan rendah. Perlu rating atau klakson, tapi yang penting lihat … jalan dulu, pantau spion juga kalau-kalau ada yang menyalip tiba-tiba dari sebelah kiri. Berbelok di jalurnya, jangan terlalu banyak mengambil jalur orang lain atau jalur berlawanan. Bila untuk berbelok terhalang tembok atau rumah orang, ingat untuk mengklakson terlebih dahulu.
4. Buat keluar gang atau jalan perumahan, bawa kendaraan dengan kecepatan rendah lihat situasi kendaraan yang lurus dulu. Kalau mau belok langsung, lihat yang sebelah kanan saja. Kalau mau menyeberang ke arah kanan, lihat dulu kendaraan dari sebelah kanan baru lihat kendaraan dari sebelah kiri.
5. Untuk berhenti, nyalakan rating dulu ke kiri dan memantau spion. Berhenti sementara, rating kiri tetap dinyalakan. Mau jalan lagi, pantau spion dan nyalakan rating kanan.
6. Menyeberang perempatan, bawa kendaraan dengan kecepatan rendah dan nyalakan kedua lampu.
7. Kode untuk mendahului, nyalakan lampu dim. Kode untuk menunggu dan membiarkan kendaraan berlawanan lewat dulu, nyalakan rating kanan.
8. Menyeberang untuk berbelok, gunakan rating kiri, jalan pelan-pelan sambil memantau spion
9. Sesudah berhenti di lampu merah, selalu pantau spion karena bisa saja ada kendaraan yang kurang santun akan menyalip
10. Lampu gunakan seperlunya….kalau gelap sekali baru gunakan lampu kabut. Jangan gunakan lampu kabut untuk memasuki gang atau perumahan, karena akan menyilaukan kendaraan dari arah berlawanan.
11. Bila ingin berhanti, usahakan untuk tidak me-rem mendadak. Dari jarak 2-3 meter, sudah ancang-ancang untuk memberi tanda berhenti.
12. …silakan tambah di sini….
Wah, sekian banyaknya saya saja masih terus harus belajar santun berkendara. Terus belajar, terus berlatih, terus mengingat. Yah, untuk keselamatan bersama juga kan. Ayo siapa ikut saya?
Wah, saya juga begitu. klakson adalah penerjemah umpatan saya dijalan 🙂 sampe soak ni aki motor.
ada yang lupa….
biar namanya mobile phone bukan berarti hp bisa dipakai dengan santai saat bawa kendaraan, kecuali…kita punya tangan ke-3 selain kedua tangan kita di setir mobil atau di setang motor….
so…hati-hati lagi ya…..
Weh, klo yg nelp sambil naik motor, diklason aja, biar hpnya jatuh, hahah
Wirati : kadang saya pikir begitu sibukkah atau orang pentingkah kita sampai rela mempertaruhkan nyawa, hanya untuk sms atau telpon…
Atau mungkin nyawanya lebih dari 9…he..he..
saat saya akhirnya bisa mengendarai mobil adalah saat saya mulai fasih mengumpat dalam berbagai bahasa.
great list, sayang sekali ya mesti dipaparkan seperti ini apa yang mesti dilakukan. padahal seharusnya ini kan etika berkendara, ndak perlu dibilangin harusnya nyadar sendiri 😐
Anima : dah dibilangin aj…belum tentu sadar…:-)
btw thanks for the comment…
temen saya yang dari luar bali selalu menumpahkan kekesalan mereka tentang prilaku berlalu-lintas di Bali ke saya, kadang ampe gemes saya jadi korban cubitan. hahaha
Terima kasih, tulisan ini menjadi “suara” bagi mereka yang tetap berusaha tetap berlalu-lintas yang baik. Dan tetap tersenyum 😀
saya juga miss klakson… :p
walaupun motor itu dari belakang mau nyalip, atau dari samping mau melintas seenak udelnya, teteep aja saya klakson…
kendaraan di depan saya pasti bingung saya mencet klakson untuk siapa,
cuma saya merasa aman dengan klakson yang saya bunyikan dengan harapan ada orang yang denger dan perhatiannya kembali lagi pada kendaraan yang dikemudikan. Ga meleng….
:p
Nice info mbak ivy 🙂
saya tuh klo naik motor juga maju tak gentar, padahal dulu bener2 ngeri liat orang nyalip aja. tapi keknya masih santun, alias memperhatikan etika lalin spt di atas. suka nyalip tapi ngebel dulu, biar mobilnya tau.
jgn lupa klakson yg kenceng klo ktemu sy di jalan trus lagi lenggak lenggok mo nyalip. hehehe
“Ada cowok ngelamun pagi-pagi sambil bawa motor sampe ngalangin jalan.. klakson juga!”
ehm…kayaknya saya termasuk orang tipe pengedara seperti ini sih….:D
kalau saya hampir ga pernah bunyiin klakson,soalnya klakson saya ga mau bunyi,belum sempet perbaiki…
tapi betul juga yah,Jalanan di Bali udah kayak rimba,harus punya keahlian khusus mengendarai motor di Bali,
Saylow :…wah..saya juga masih ‘belajar’ berlalu lintas…he..he maksudnya belajar sabar..belajar ga gampang emosi kalo lg bawa kendaraan.
thanks for the comment!
Astiti : welcome to the club…
Luh De : saya bakal nglakson buat kasi info aja…saya yg diblkg..mbok…he..he
Dirgantara :
“Jalanan di Bali udah kayak rimba,harus punya keahlian khusus mengendarai motor di Bali”
Kayaknya yg ‘ahli’ banyak deh…Pak! Yg santun yg masih perlu dicari…:-)
Thanks for the comment!
Sejauh ini saya malah bisa dikatakan jarang memanfaatkan klakson untuk “menegur” pengendara lain…
Pande Baik :
wah sesuai dengan nama Anda…baik bangettttt….
saat saya akhirnya bisa mengendarai mobil adalah saat saya mulai fasih mengumpat dalam berbagai bahasa.
great list, sayang sekali ya mesti dipaparkan seperti ini apa yang mesti dilakukan. padahal seharusnya ini kan etika berkendara, ndak perlu dibilangin harusnya nyadar sendiri 😐
hehe … setelah sekian lama ga naik motor di bali, sempat ketakutan banget pas pertama kali mau naik motor lagi hehe …
lalu lintas di denpasar ribet,mengerikan! beberapa thn di rantauan trus pulang ke bali sampai ketakutan naik motor lagi,…pokoknya ribet!
saya tuh klo naik motor juga maju tak gentar, padahal dulu bener2 ngeri liat orang nyalip aja. tapi keknya masih santun, alias memperhatikan etika lalin spt di atas. suka nyalip tapi ngebel dulu, biar mobilnya tau.
jgn lupa klakson yg kenceng klo ktemu sy di jalan trus lagi lenggak lenggok mo nyalip. hehehe
temen saya yang dari luar bali selalu menumpahkan kekesalan mereka tentang prilaku berlalu-lintas di Bali ke saya, kadang ampe gemes saya jadi korban cubitan. hahaha
Terima kasih, tulisan ini menjadi “suara” bagi mereka yang tetap berusaha tetap berlalu-lintas yang baik. Dan tetap tersenyum 😀
Saylow :…wah..saya juga masih ‘belajar’ berlalu lintas…he..he maksudnya belajar sabar..belajar ga gampang emosi kalo lg bawa kendaraan.
thanks for the comment!
Astiti : welcome to the club…
Luh De : saya bakal nglakson buat kasi info aja…saya yg diblkg..mbok…he..he
Dirgantara :
“Jalanan di Bali udah kayak rimba,harus punya keahlian khusus mengendarai motor di Bali”
Kayaknya yg ‘ahli’ banyak deh…Pak! Yg santun yg masih perlu dicari…:-)
Thanks for the comment!
saat saya akhirnya bisa mengendarai mobil adalah saat saya mulai fasih mengumpat dalam berbagai bahasa.
great list, sayang sekali ya mesti dipaparkan seperti ini apa yang mesti dilakukan. padahal seharusnya ini kan etika berkendara, ndak perlu dibilangin harusnya nyadar sendiri 😐
lalu lintas di denpasar ribet,mengerikan! beberapa thn di rantauan trus pulang ke bali sampai ketakutan naik motor lagi,…pokoknya ribet!
Saylow :…wah..saya juga masih ‘belajar’ berlalu lintas…he..he maksudnya belajar sabar..belajar ga gampang emosi kalo lg bawa kendaraan.
thanks for the comment!
Astiti : welcome to the club…
Luh De : saya bakal nglakson buat kasi info aja…saya yg diblkg..mbok…he..he
Dirgantara :
“Jalanan di Bali udah kayak rimba,harus punya keahlian khusus mengendarai motor di Bali”
Kayaknya yg ‘ahli’ banyak deh…Pak! Yg santun yg masih perlu dicari…:-)
Thanks for the comment!
Pande Baik :
wah sesuai dengan nama Anda…baik bangettttt….
yang diatas ini, KOMENTAR SPAM TIPE BARU. 🙂
Berbicara masalah berkendara entah itu motor or mobil hahkan delman or becak sekalipun. yg namanya musibah dijalan kita tidak bisa tau kapan akan datang. musti udah dibialng kyk Miss Klakson klo udah takdir kita g bisa berbuat banyak. contohnya saya peribadi yg sudah berhati2 berkendara dan sebelum jalan tidak lupa memanjatkan do’a agar selamat, toh nasib berpihak lain jga. tnpa di sengaja tiba2 di tubruk dari belakang dan yg lebih tidak habis pikir yg nambrak ornag pakek sepeda udah tua, bawa rumput, tanpa Rem pula. huh dasar udah sial dan takdir mau di tabrak pak tua bawa rumput tanpa Klakson and tanpa rem. hickkk. Dubrak deh… endingya aku yg bantu ngerapiin Rumputnya anter pulang kena ongkos biaya berobat pula.
maka dari itu hidup dijalan itu pun resiko. tidak salahnya klo kita itu pelan2 asal sampe dan gunakan jalan sebagaimana semestinya. enggak ngambil jarak terlalu lebar, or enggak jga ngambil jalan ampe ke trotoar segala. pokoke yg pas-pas aja deh.
Thanks.
bagus itu..
daripada nglakson dengan tujuan supaya orang minggir karena kita selalu buru2..
Free Gratis SMS ke semua Operator HP Indonesia di http://www.adnetwireless.blogspot.com/ Wireless Internet RTRWNET aDNet Citra Raya Cikupa, Gading Serpong Tangerang, Pondok Hijau Golf Handal, Cepat, Service Baik, Partner Koneksi Internet Anda
Tittp link ya min..
Salam UIK UIK dari kami Sirine Patwal
Mau tau produk kami ?bisa mampir juga ke Sirine Patwal