Oleh Dasar Bali
Perayaan tujuhbelasan di Brisbane, Australia, Minggu, 17 Agustus, berlangsung meriah di Power House, Brisbane, Australia. Gedung ini terletak di tepi Brisbane River, bersebelahan dengan New Farm Park yang bersih dan indah. Di tempat ini pula promosi ‘Bali is My Life’ digelar tahun 2006 lalu.
Pesta Rakyat 2008 merupakan yang kedua, melanjutkan sukses acara serupa tahun lalu di tempat yang sama. Sekitar 500 orang menyaksikan acara Pesta Rakyat yang berlangsung sejak pagi hingga malam. Selain orang Indonesia, terutama para pelajar-mahasiswa, juga hadir warga Australia, Malaysia, dan lain-lain.
Pesta Rakyat 2008 diawali dengan upacara bendera di pagi hari. Acara hiburan kesenian dibuka dengan Tari Puspanjali dari Bali. Acara di panggung tertutup ini diisi dengan hiburan kesenian dari berbagai daerah seperti tari dari Aceh, jaipongan, tari piring, tari payung, koor angklung, dan musik.
Peragaan busana Bhinneka Tunggal Ika digelar di panggung terbuka, dalam bentangan karpet merah. Tawa riuh-rendah mewarnai peragaan busana daerah ini. Kejenakaan muncul dari komentator acara yang tampil rileks, juga mencuat dari gaya jalan peserta yang kasual karena bukan peragawan profesional.
Puncak acara diisi dengan penampilan band Maliq & D’Essentials, dengan tiket masuk $25. Band ini diundang dari Indonesia, sedangkan acara kesenian lainnya berlangsung gratis dan sepenuhnya diisi oleh warga dan pelajar Indonesia di Brisbane.
Untuk tari Bali, misalnya, dibawakan Ni Made Prasiwi Bestari (siswa Indooroopilly State High School), Tika Ardhiani dan Abriana (mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia yang kuliah dalam program-kembar di University of Queensland). Busana tari disiapkan oleh Balinese Community of Queensland.
Pesta Rakyat juga dimeriahkan dengan lomba permainan tradisional, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Lomba yang digelar meliputi makan krupuk, lari karung, lomba bakiak, dan tarik tambang.
Bazaar Makanan
Selain lomba-lomba, suasana kerakyatan Pesta Rakyat ditandai oleh ramainya bazaar makanan yang juga dijual oleh warga Indonesia.
Dalam bazaar itu dijual aneka makanan mulai dari rendang, sate, soto, gulai, bakso, gado-gado, bubur, risoles, nasi goreng, pepes ikan, teri goreng, tempe goreng.
Ada juga aneka kue seperti lapis legit, martabak-manis alias terangbulan, es kelapa muda, es cendol, kolak-ubi. Harga seporsi makanan (2 sate ayam plus nasi/lontong) atau bakso rata-rata $7, es kolak-ubi $5, es kelapa muda $3.
Pengunjung Pesta Rakyat tak hanya menikmati kesenian daerah Indonesia, tetapi menyapu bersih menu-menu yang dijual di bazaar. Untuk satu keluarga yang membawa dua anak, kunjungan ke Pesta Rakyat bisa menguras saku sampai $75, belum termasuk nonton band.
Jadi Tradisi
Sukses pelaksanaan Pesta Rakyat 2007 dan 2008 membuat pihak Power House Brisbane untuk siap menjadikan acara itu sebagai tradisi setiap tahun. Pelaksananya sepenuhnya kalangan pelajar – mahasiswa dibantu warga Indonesia secara umum.
Perayaan tujuhbelasan seperti di Brisbane juga terjaid di berbagai kota-kota besar di dunia seperti Sydney, Canberra, Swedia, Den Haag. Sebagian kegiatan diprakarsai oleh pihak kedutaan, sebagian lain oleh palajar dan warga. Penyanyi pop dan artis lain dari Tanah Air senantiasa diundang mengisi acara.
Bagi warga Indonesia yang di luar negeri, perayaan tujuhbelasan menjadi arena reuni sesame warga yang sehari-hari sibuk bekerja dan tinggal berjauhan. Selian itu, tujuhbelasan juga menjadi kesempatan untuk memanjakan lidah dengan masakan Indonesia.
Seminggu sebelum digelar, acara Pesta Rakyat sempat dipromosikan di panggung terbuka pusat pertokoan Queent St di jantung kota Brisbane (Sabtu, 9 Agustus). Saat itu ditampilkan sebagian kecil dari acara di Pesta Rakyat. Publik yang mondar-mandir di pusat pertokoan mengerubungi pementasan gratis itu. [b]
Keterangan foto: Penari Puspanjali saat tampil di promosi Pesta Rakyat di Brisbane. Foto Dasar Bali
wah, tampaknya meriah juga suasana hari kmerdekaan dsana…
jadi pengen.
wahhh…meriah juga disana ya?………
woyy… i like it…