Oleh Didi Suprapta
Ini adalah pengalaman pertama saya naik dokar. Meski tidak jauh, namun saya menikmati pengalaman naik dokar ini. Kesempatan naik dokar gratis ini datang berhubung saya mengantar doi menjadi MC dalam Lomba Dokar Hias yang diadakan oleh Pemerintah Kota Denpasar bersama KMHDI dalam rangka HUT Kodya Denpasar yang ke-16 beberapa waktu lalu.
Dokar yang saya tumpangi dikusiri oleh Bapak Dewa Gede Ngurah. Beliau sudah menekuni profesi sebagai kusir dokar semenjak tahun 1970. Menurut beliau, dokar menujukkan masa kejayaanya pada tahun 80-an. Di mana pada tahun itu diperkirakan sedikitnya 800 buah dokar beroperasi di Denpasar. Sedangkan sekarang untuk mencari 50 dokar saja katanya sangat sulit. (Sayang ya Pak Dewa, dokar bapak gak jadi juara, hehehe).
Pak Dewa, sehari-hari biasanya mangkal di Pasar Kumbasari dari pukul 12 sampai 5 sore. Sekali antar beliau meminta imbalan sekitar Rp 5000. Dalam sehari kalau lagi rame beliau bisa mengantar penumpang sampai 10 kali. Kalau kebetulan lagi mujur dan dapat wisatawan bisa sekali antar mendapat bayaran Rp 50.000. Itu kalau mujur. Sedangkan kalau lagi apes, bisa sehari cuma dapat satu atau dua penumpang.
Ada puluhan Pak Dewa-Pak Dewa yang lain yang masih bertahan dengan profesi sebagai kusir dokar. Buktinya, lomba dokar hias kemarin diikuti sekitar 40 dokar dengan berbagai hiasan dekorasi menarik.
Ada hal menarik yang diceritakan Pak Dewa, seringkali lelaki yang sudah berusia sekitar 60 tahun ini mendapat penumpang yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Penumpang ini biasanya ingin bernostalgia dengan kenangan kejayaan dokar di masa lalu, atau bagi yang belum pernah merasakan naik dokar dan ingin menikmati wisata naik dokar keliling Denpasar.
Dokar merupakan alat transportasi tradisional di Bali yang menggunakan tenaga kuda sebagai penggeraknya. Satu dokar bisa memuat 3-5 penumpang. Di tengah macetnya jalanan di Denpasar dokar sering dipakai sebagai alternatif transportasi, ketika angkot tidak bisa menjangkau atau tidak mempunyai trayek ke suatu gang atau jalan tertentu.
Bagi Anda yang ingin menikmati wisata dokar ini, Anda bisa mencari dokar di daerah seputaran Pasar Kumbasari. Harganya berkisar antara Rp 5000 sampai Rp 50.000 tergantung dari jarak tempuh dan lamanya Anda mecharter dokar.
Sebagai salah satu warisan budaya leluhur, sepantasnya dokar diperhatikan dan dipertahankan. Dokar bisa dipakai sebagai salah satu alternatif pengurangan polusi daerah perkotaan. Meski pada dasarnya kotoran kuda juga menimbulkan kekumuhan. Namun ini sudah diantisipasi oleh para pemilik dokar dengan cara menyediakan kantong kotoran kuda di setiap dokarnya.
Namun di sisi lain, siapa sih yang masih mau mengendarai dokar di tengah gempuran arus modernitas dan pesatnya perkembangan teknologi sekarang? Apa generasi muda masih mau menjadi sopir dokar di tengah kota, sedangkan rekan sejawatnya kadang mengendarai Mercy?
Setidaknya langkah Pemkot Denpasar dan KMHDI patut mendapat dukungan, guna menciptakan lalu lintas perdokaran yang baik dan bisa meneruskan warisan budaya. Agar tidak dokar segera masuk museum atau hanya keluar pada saat ada lomba dokar.
Tingal sekarang, Pertahankan Dokar atau Biarkan Dokar Mati Pelan-Pelan??
Saya senang mengantarkan anak2 ataupun keponakan keliling Denpasar naik dokar, karena mereka belum pernah melakoninya..
Dari beberapa kali pengalaman saya, ternyata ada juga Kusir dokar yang minta harga tinggi tinggi, padahal saya sudah beberapa keliling dengan jalur yang sama.
Rasanya perlu ada penetapan tariff, karena terus terang saya pernah merasa mangkel juga waktu kusir bilang: “kalau tidak mau yaaa sudah…”. Sejenis take it or leave it.. Di satu sisi banyak yang mengeluh pendapatan yang tidak memadai, di sisi lain cara “menjualnya” sekasar itu.
Ada solusi?
Saya ada tamu mau naik dokarm ada kontak kusirnya ndak ya ?
trims
arca