Oleh Luh De Suriyani
Pada akhir 1970-an, ilmuwan di New York dan San Fransisco menemukan sebuah penyakit aneh seperti infeksi jamur dan kanker aneh yang disebut Karposi Sarcoma. Ketika CDC (Center for Desease Control) Atlanta, Georgia mempelajari kasus ini pada tahun 1980-an dia menemukan sekitar 500 kasus misterius yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kebanyakan terjadi (400 kasus) pada kaum homo seksual, sehingga penyakit ini sempat disebut sebagai gay-related immune disorder.
Akhirnya pada tahun 1981 sindrom ini disebut sebagai Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Penyebab AIDS masih misterius sampai Dr Robert Gallo menyebutnya sebagai Retrovirus pada tahun 1984.
Pada Agustus 1985, bintang film Rock Hudson dinyatakan terinfeksi penyakit ini dan meninggal tidak lama berselang. Sejak saat itu AIDS menjadi masalah yang sangat serius di Amerika Serikat. Penelitian terus diintensifkan yang akhirnya menyebut penyebab AIDS adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada tahun 1986.
HIV diadopsi dari retrovirus sebagai penyebab AIDS yang diperkenalkan pertama kali oleh Luc Montagnier dari Perancis, dengan nama LAV (lymphadenopathy associated virus). Sedangkan Robert Gallo dari Amerika, dengan nama HTLV-III (human T-lymphotropic virus type III).
Kasus AIDS di Indonesia dilaporkan pertama kali pada tanggal 15 April 1987, dengan meninggalnya turis asal Belanda, Edward Hop di RSUP Sanglah Denpasar yang ditangani dr Tuti Parwati. Kasus AIDS makin meluas, tak pandang gender, profesi, dan lainnya.
AIDS bisa menginfeksi siapa saja. Awal tahun ini, tepatnya 6 Januari 2005, masyarakat dunia gempar oleh kematian Makgatho Mandela. Putra Nelson Mandela, tokoh anti-apartheid peraih nobel perdamaian itu, diketahui meninggal karena AIDS. Ada juga nama Freddie Mercury, vokalis band legendaris Queen yang meninggal karena sindrome hilangnya kekebalan tubuh itu pada tahun 1991.
HIV/AIDS sudah menjadi ancaman biologis terbesar di dunia. Hingga akhir 2004, Badan AIDS Dunia (UNAIDS) mencatat ada 39,4 juta orang terinfeksi HIV. Sementara kematian akibat AIDS pada 2004 mencapai 3,1 juta orang. Setiap harinya diperkirakan muncul 14.000 infeksi baru HIV.
Sebanyak 95 persen lebih berasal dari negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Di Indonesia, saat ini diperkirakan ada 90.000- 130.000 orang dengan HIV/AIDS. Hingga 2010 diperkirakan jumlahnya meningkat jadi 1 – 5 juta orang.
Bali termasuk salah satu dari 6 propinsi yang berstatus epidemi HIV/AIDS terkonsentrasi, selain Papua, Riau, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di Bali sendiri, diperkirakan ada 3.000 orang telah terinfeksi. Kini semakin banyak ibu rumah tangga dan anak-anak yang terinfeksi HIV. Mereka tak tahu telah terinfeksi dari pacar atau suami mereka.
Menurut data Dinas Kesehatan Bali, akhir November 2007 lalu jumlah kasus HIV dan AIDS di Bali melonjak menjadi 1.782 kasus. Sebagian dari jumlah itu diidap oleh anak muda berusia 20-29 tahun (920 orang), dan 44 remaja berusia 14-19 tahun.
Sebanyak 53% orang tertular melalui hubungan seks laki-laki dan perempuan (heteroseksual). Sekitar 34% terinfeksi karena penggunaan narkoba suntik. Padahal sebelumnya kasus tertinggi selalu akibat penggunaan narkoba suntik. Dua puluh anak-anak dan bayi terinfeksi HIV tertular dari ibunya.
Kasus HIV dan AIDS dari hubungan seksual terus meroket. Akhir tahun 2007 lalu hampir mendekati 2000 orang. Diyakini, ribuan orang lainnya yang terinfeksi HIV belum mengetahui dirinya terinfeksi virus yang melemahkan ketahanan tubuh itu. Tak heran, RS Sanglah kini terus mendapatkan Odha yang sudah stadium lanjut, sulit dipulihkan lagi. Padahal jika diketahui lebih dini, mereka dapat mendapat pengobatan dan hidup sehat untuk mencegah penularan lebih banyak lagi.