Uji publik calon pemimpin Bali di Universitas Udayana. Sumber foto: Tangkapan Layar Youtube
Uji Publik calon gubernur Bali dalam Pilkada 2024 dilaksanakan di Universitas Udayana pada 10 – 11 Oktober 2024 di Universitas Udayana. Pada hari pertama hadir pasangan calon Made Muliawan Arya – Putu Agus Suradnyana. Uji publik terbagi dalam dua sesi, yaitu sesi pembacaan pertanyaan menurut topik oleh masing-masing panelis dan sesi tanya jawab dengan peserta yang hadir. Acara dipandu oleh Kadek Dwita Apriani, akademisi Universitas Udayana. Sementara itu, tiga panelis yang hadir adalah Gusti Bagus Suka Arjawa (salah satu pendiri FISIP Unud), I Wayan Suarna (dosen Fakultas Peternakan), dan I Wayan Tresna Suwardiana (Presiden Mahasiswa Unud). Mari kita simak jawaban pasangan calon dalam uji publik.
Panelis 1 (Gusti Bagus Suka Arjawa): Bagaimana cara mengatasi fenomena TKA ilegal di Bali dan melindungi lapangan kerja serta pendapatan masyarakat lokal?
Putu Agus Suradnyana: Persoalan TKA ilegal ini tentu berbarengan juga dengan persoalan imigrasi yang terjadi di provinsi. Persoalan ini sudah menjadi persoalan sangat serius karena di daerah-daerah sudah mulai mengeluh banyak kue-kue pekerjaan yang diambil oleh oleh mereka, sehingga ini akan mengurangi kesempatan kita dan mereka bekerja di tempat kita bahkan adanya sehingga kita sudah membuat nanti namanya aplikasi untuk bagaimana memantau secara bersinergi karena imigrasinya instansi vertikal, kepolisian instansi vertikal daerah ini harus bersinergi membuat aplikasi bersama, sehingga terpantau mulai kedatangannya sampai mereka pulang. Sehingga tidak menjadi TKA ilegal karena waktu tinggalnya akan terpantau dengan baik dan polisi bisa mengambil langkah-langkah hukum atau pencarian untuk mengembalikan mereka ke negaranya.
Made Muliawan Arya: Jadi penegakan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 22 Tahun 2023 tentang visa dan izin tinggal. Jadi bagi wisatawan yang ditemukan melanggar permanan hukum HAM tersebut, maka segera dilakukan tindakan penertiban terhadap para wisatawan yang melanggar izin tinggal serta dibentuknya tim pengendali tim pengendali yang tim pengendali keamanan yang terdiri dari satpol PP, polisi keamanan, polisi pariwisata, pecalang, terus masyarakat. Jadi mereka fokus untuk tugas-tugas dalam penanganan wisatawan-wisatawan yang yang melanggar. Tentunya tadi disampaikan adalah aplikasi-aplikasi khusus yang kita buat yang bisa bersinergi…
Panelis 1 (Gusti Bagus Suka Arjawa): Persoalan tenaga asing yang ilegal ini saya kira ke depan akan menjadi ancaman bagi Bali khususnya bagi penduduk lokal. Pertama tenaga asing saya katakan satu dia menguasai teknologi yang sudah sophisticated dan dia berhubungan dengan warganya di mana asalnya, sedangkan kita secara umum di Indonesia itu teknologi kita bolehlah dikatakan ketinggalan. Nah tetapi kita memiliki keunggulan sebenarnya yaitu keunggulan lokal masyarakat kita sampai yang di desa sampai yang di pegunungan sesungguhnya memiliki sifat yang celang, pecalang, celang maksud saya karena dia bisa melaporkan kepada aparat atau mungkin kepada, saya katakan mungkin juga parpol juga bisa. Mengapa? Dengan cara demikian aparat itu yang akan kemudian mencatat dan kemudian tanda kutip mungkin menangkap yang bersangkutan memproses sehingga yang bersangkutan ini tenaga asing ini, ya setidaknya bisa kapok untuk mencapai kapok tenaga itu harus ya diproses secara hukum dengan cara yang tegas. Kelemahan kita sekarang ini adalah ketidaktegasan dari fakta hukum itu. Jadi mohon maaf mungkin ada yang bisa disuap, mungkin kemudian ada yang ngelewe dan sebagainya, sehingga banyak sekali kemudian tenaga-tenaga asing itu masih berkeliaran bahkan tidak sopan. Bapak mungkin pernah melihat bagaimana ada jalan raya, jangankan memakai helm makai baju saja tidak. Itu kan hal ihwal pertama yang harus kita perhatikan bahwa secara kultural saja dia sudah bermasalah apalagi secara hukum. Nah karena itu maka ke depan saya kira mungkin pejabat-pejabat Bali siapapun dia.
Made Muliawan Arya: Kita sebagai pelayanan masyarakat ke depannya kita harus bersinergi satu sama lain baik dengan masyarakat terus kepolisian, pecalang, satpol pp, tentunya juga dengan akademisi bagaimana kita merumuskan dan menegakkan perda-perda yang sudah ada. Jadi tidak ada jadi pengawas khusus yang memang langsung diawasi oleh Gubernur karena yang memang jika ada permainan-permainan dari tersebut itu tinggal ditindak tegas dengan koordinasi dengan instansi vertikal baik pun kejaksaan, kepolisian, dan lain-lain karena jika tidak dari kita sendiri atau tidak dari diri sendiri hal itu tidak akan bisa selesai dan hal itu tidak akan bisa diselesaikan karena kita hukum-hukumnya ada, tapi penegakannya yang lemah, termasuk yang disampaikan tadi suap terus sogokan, ada yang mentingkan diri sendiri. Nah setelah itu hal yang kedua kita harus sejahterakan juga tim mandiri tersebut agar bisa jadi setelah mereka sejahtera mereka tidak akan menerima suap dan lain-lain dan tentu sanksinya untuk mereka yang suap korupsi dan lain-lain cukup tinggi apalagi zaman Pak Prabowo Subianto akan menyatakan zaman beliau-beliau akan melakukan bersih-bersih terhadap korupsi.
Putu Agus Suradnyana: Persoalan ini sudah pernah kita bahas dengan bapak menteri Luhut dan Pak Prabowo sendiri untuk mereka menjadikan Bali kembali ke jati dirinya menjadi Bali yang quality tourism. Itu sudah pernah kita bahas.
Panelis 1 (Gusti Bagus Suka Arjawa): Satu hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana masyarakat lokal kita masyarakat kita. masyarakat itu sebenarnya berpotensi masyarakat Bali itu ya di mana-mana bisalah, di sepak bola, di tinju, di apalah itu kan berpotensi di pendidikan dia. Karena itu untuk menghadapi yang namanya tenaga asing yang nakal ini mereka harus ditingkatkan kualitas pekerjaan kemudian kualitas dirinya sehingga mampu kemudian bersaing dengan tenaga-tenaga asing tersebut. Nah di sini kemudian diperlukan bahwa ada semacam pelatihan Jangan hanya di kota saja pelatihannya tapi pelatihan-pelatihan untuk menambah keterampilan itu harus kita sampaikan ke desa. Desa di Bali ini dekat Pak, saya sering keliling Bali setiap tahun saya keliling Bali saya kelilingi Bali Pak. Jadi kalau kita ke Singaraja cuman 2 jam, 2 jam dari sini, ke Karangasem cuman 1 setengah jam, ke Gilimanuk 2 jam tidak persoalan kita kalau melakukan pelatihan ke desa-desa di manapun di Bali itu untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat. Bukan hanya kecerdasan artifisial tapi kecerdasan keterampilan itu, termasuk juga keterampilan dalam bidang teknologi. Jadi bagaimana kita elit kita ini yang kemudian memberikan pengharapan kepada masyarakat kalaupun ada TKA yang nakal kita bisa melawan. Jadi dengan demikian masyarakat Bali itu betul-betul ya Persetan dengan mereka itu tapi saya memiliki keterampilan yang lebih bagus dari mereka. Nah itu yang kemudian menjadi tantangan kita ke depan bagaimana kita para elit Bali, pejabat Bali mampu kemudian membangkitkan energi yang ada di masyarakat, membangkitkan semangat yang ada di masyarakat sehingga tidak pernah orang itu akan kalah.
Panelis 2 (I Wayan Suarna): Apa strategi yang akan dilakukan dalam revitalisasi dan modernisasi sektor pertanian di Bali agar bisa bersaing secara global tanpa harus mengorbankan tradisi dan budaya agraris yang sudah mengakar?
Putu Agus Suradnyana: Jadi persoalan pertanian di Bali seiring dengan berkembangnya pariwisata selalu jadi persoalan yang serius untuk dibicarakan. Kalau kita lihat pendapatan petani dengan yang bekerja di sektor pariwisata sangat jauh timpangnya padahal pertanian berikan kontribusi terhadap pariwisata itu sendiri secara langsung maupun tidak langsung. Kalau kita bicara produk pertanian kita perlu perlu tingkatkan kualitasnya untuk bisa diterima menjadi produk yang terima di sektor pariwisata, tapi sekarang belum. Nah untuk itu saya pertama yang saya tawarkan program bagaimana irisan irisan-irisan pariwisata tadi dengan sektor pertanian ini akan dibuat secara konkret. Irisannya bagaimana bisa bekerja di sektor pariwisata, bisa bekerja pertanian. Secara kualitas saya pernah dulu untuk bagaimana program buah-buah lokal bisa memiliki waktu yang lebih panjang untuk tidak busuk yang namanya Iradiasi Gamma tapi sampai saat ini program tersebut mandek karena biayanya sangat besar senilai 150 miliar. Kalau buahnya dipetik dengan kurasi quality yang baik, 2 bulan dia enggak akan busuk, sehingga waktu simpannya bisa lebih panjang. Kemudian kita akan melakukan respirasi di bidang apa namanya air sehingga lebih cepat dalam melakukan pembuahan buah tersebut sehingga waktunya untuk menjawab demand pasar terhadap pertanian tercapai karena antara ke depan dan ke belakangnya terjaga. Kira-kira itu awal yang saya sampaikan untuk berbicara masalah pertanian belum spesifik menyangkut apa saja padi beda.
Panelis 2 (I Wayan Suarna): Bali terkenal Pak ya jadi dengan subak segala macam. Namun petani kita NTP-nya masih di bawah 100 ya. Juli, Agustus, September kisaran 98. Jadi petani kita dibanggakan, tetapi kelihatan dalam tanda kutip masih tercampakkan itu ya. Nah bagaimana kita bisa revitalisasi petani ini, tentunya dengan komitmen yang kuat dari regulasi yang harus dibuat oleh pemerintah dan juga apa namanya pertanyaan itu adalah satu satu hal yang memang menjadi sektor primer yang menjadi mestinya menjadi andalan ya karena pertanian tidak saja kita bicara soal petani dan lahan, tapi pertanian dia bisa memberikan satu inspirasi, satu vibrasi untuk budaya ya kepada budaya, kemudian kesehatan, kemudian lingkungan dan terlebih-lebih juga Bali juga terkenal terangkat karena budaya yang tercipta dari aktivitas di bidang pertanian sendiri, sehingga pertanian mestinya menjadi satu sektor unggulan dan bisakah dijadikan satu sektor prioritas. Saya kira ini yang menjadi hal yang sangat penting karena demikian luasnya vibrasi dari pertanian yang ada di Bali. Saya kira itu hal yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Made Muliawan Arya: Prof itu masukan yang bagus. Saya juga ingin menyampaikan sedikit, mungkin bisa menjadi pertimbangan ke depannya untuk membangun Bali bahwa pertanian merupakan salah satu faktor penyangga dari pangan di Bali termasuk salah satu wisatawan wisata di Bali ya. Jadi yang pertama program melanjutkan program simantri plus berbasis IOT dan untuk 250 kelompok tani simantri plus bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan pengelolaan berapa kelompok pertanian secara integrasi. Yang kedua meningkatkan besaran insentif Subak yang sekarang hanya 10 juta ke depannya minimal 50 juta. Terus yang ketiga optimalisasi subsidi pupuk yang pupuk subak dan pupuk untuk pertanian yang di mana serapan pupuk subsidi di Bali itu paling rendah, padahal pupuk ada pupuk ada tetapi serapannya paling rendah. Setelah saya berbincang dengan dirut pupuk Indonesia dan wakil menteri pertanian. Yang keempat penyerapan produk pertanian lokal pada layanan jasa wisata dan meningkatkan diversifikasi pasca panen hasil pertanian. Yang kelima insentif untuk wisata desa wisata desa wisata khusus agrowisata berbasis simantri.
Putu Agus Suradnyana: Saya rasa sudah, bahkan bukan subsidi saja. Ke depan daerah dari hasil pariwisata harus memberikan pupuk gratis kepada petani, sehingga irisan yang saya katakan tadi yang didapatkan secara menyeluruh yang multiplier kita pariwisata diambil sebagian untuk diberikan kepada petani untuk memberikan pupuk gratis. Kira-kira itu yang program kita ke depan.
Panelis 2 (I Wayan Suarna): Iya sektor pertanian sebagaimana tadi disampaikan adalah menjadi sektor prioritas ya dan memang kontribusi dari sektor pertanian kalau kita lihat dari ke tahun-tahun paling sekitar antara 15 sampai 17 ya terhadap ee PDRB. Nah dengan demikian ini harus digenjot sehingga petani itu bisa bergairah tentu dengan apa namanya dengan tetap mempertahankan budaya agraris yang ada melalui implementasi modernisasi dari hulu ke hilir. Saya kira misalnya dari sisi selain pasca panen juga dari sisi pemasaran dan sebagainya dengan teknologi yang semakin maju dan petani semakin ditingkatkan sumber daya, pengetahuannya melalui pelatihan-pelatihan dan sebagainya ini. Tentunya akan bisa menggenjot produktivitas dari hasil pertanian sendiri. Selain itu petani juga memiliki kemampuan ya untuk menolong dirinya sendiri dengan hasil-hasil produksi pertaniannya dan banyak hal yang memang menarik yang bisa dikembangkan dari pertanian di Bali. Kenapa? Karena Bali memiliki plasma nutfah yang memang tidak ada di tempat lain yang perlu kita lestarikan, misalnya wani misalnya ya ini wani ini adalah satu spesifik mengapa kita tidak mencoba menjadi satu produk budaya ya dari wani sendiri dia apalagi waninya ngumpen Pak ya, ngumpen itu bijinya kecil ya. Jadi saya kira dan banyak lagi salak dan sebagainya. Ini mestinya petani kita diberdayakan supaya mampu mempublish milik mereka, tidak dipublikasikan oleh orang lain di luar Bali karena ini kekayaan Bali sehingga lebih bisa memberdayakan Bali sendiri. Saya kira ini hal yang mungkin ke depan sangat diperlukan.
Panelis 3 (I Wayan Tresna Suwardiana): Bagaimana upaya peningkatan daya minat generasi muda terhadap bahasa daerah sebagai upaya pelestarian budaya?
Made Muliawan Arya: Saat ini sudah ada Pergub nomor 80 tahun 2018 yang mengatur tentang penggunaan bahasa daerah intens di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan kerja. Namun demikian ada upaya lain untuk peningkatan daya minat generasi muda terhadap bahasa daerah supaya pelestarian budaya itu. Satu mengangkat tenaga penyuluh bahasa Bali di setiap daerah, di setiap desa, dan kelurahan untuk mengajarkan bahasa Bali kepada generasi muda. Dengan adanya program penyuluhan bahasa Bali, maka generasi muda akan tertarik dan lebih mudah untuk belajar. Terus kedua, mengadakan festival bahasa Bali melalui perayaan bulan bahasa Bali. Dalam festival ini dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemuliatan bahasa aksara dan sastra Bali di kegiatan-kegiatan festival dilaksanakan dengan melibatkan anak-anak sekolah dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi
Panelis 3 (I Wayan Tresna Suwardiana): Terkait daya minat generasi muda kita tergeres kita ketahui teknologi semakin meningkat, daya minat ternyata terhadap bahasa daerah itu tersendiri saya rasakan menurunlah. Di sini mungkin beberapa persen anak muda sekarang yang fasihlah berbahasa Bali halus, khususnya gitu yang di mana di sini dari pandangan saya bahwa diperlukan bahwa beberapa inovasilah. Walaupun memang sudah di ada diatur melalui Pergub nomor 80 tahun 2018 tentang penggunaan bahasa daerah ini, yang perlu ditekankan itu adalah bagaimana dari komitmen dari calon pemimpin ke depannya itu terhadap implementasinya. Nah berhubung saat ini banyak memiliki aturan, namun pada faktanya itu memang di lapangan itu balik lagi implementasinya masih banyak yang miss ataupun di pengawasannya itu saya lihat belum terlaksana seperti apa yang sudah direncanakan di pergub itu. Nah termasuk dengan meningkatkan anak-anak sejak dini, misalnya mewajibkan hari berbahasa daerah Bali di tingkat pendidikan dasar atau seperti apa. Nah pengimplementasiannya di sini menjadi poin utama yang saya point out yang saya highlight dan memang harapannya komitmen menjaga ajeg Bali ini tetap harus dijaga.
Putu Agus Suradnyana: Ketika kita berbicara masalah bahasa Bali pasti kembali kita bicara masalah interaksi sosial di masyarakat. Ini penting ke depan kegiatan-kegiatan yang bersifat adat istiadat budaya Bali, kesenian untuk membangun interaksi komunikasi adik-adik kita ini harus terus digalakkan di banjar-banjar sehingga bisa membangun interaksi komunikasi dengan tentu dengan perspektif kesenian yang bisa kita tampilkan atau pelatihan-pelatihan kesenian di banjar-banjar.
Made Muliawan Arya: Kembali lagi aturan-aturan yang dibuat harus ditegakkan dengan baik, tentunya kami meminta dan memohon adik-adik dari putra-putri Universitas Udayana serta senior-senior kami para guru besar untuk bersama kami, membantu kami untuk dalam menjalankan program tersebut dan menegakkan aturan tersebut dan mengimplementasikan apa yang menjadi tujuan kita bersama agar menjadi apa agar bisa terwujudnya pelestarian bahasa daerah tersebut. Tentunya kami berdua tidak mampu untuk membangun Bali ini sendiri. Kami butuh support semua lapisan masyarakat, adik-adik mahasiswa, terus para guru besar di mana memberikan pemikiran-pemikiran dan bareng-bareng menjaga agar bagaimana bahasa Bali, bahasa daerah Bali ini bisa berjalan dengan baik.
Panelis 3 (I Wayan Tresna Suwardiana): Mungkin tadi terkait implementasi peraturan dan memang sejak di pendidikan formal itu sudah disosialisasikan kepada adik-adik penerus nanti dari generasi muda ataupun Bali ini juga. Mungkin dari saya pribadi ada saran terkait bagaimana pemerintah ini bisa menggandeng ada NGO yang pelestari budaya NGO contohnya itu ada Wiki Bahasa Bali yang mungkin gencar pada saat ini menyuarakan terkait sosialisasi bahasa ataupun yang meningkatkan minat generasi muda terhadap bahasa ini. Jadinya memang ke depannya harapannya pemerintah apakah bisa memberikan ruang kepada NGO yang muncul kolektifan-kolektifan di anak muda ini sebagai pelestari budaya yang memiliki tujuan sebagai meningkatkan daya minat lah. Di mana ini peran pemerintah juga memberi ruang kepada mereka untuk berekspresi men-support segala kegiatan anak muda pastinya apalagi terkait peningkatan daya minat generasi muda itu sendiri. Sehingga nantinya memang semakin banyak anak muda merasa terwadahi, semakin banyak anak muda yang terpikirkan bahwa bahasa daerah itu ternyata penting dengan diadakannya banyak ruang-ruang diskusi ataupun ruang-ruang peningkatan daya minat bagi generasi muda itu sendiri.
Sesi tanya jawab dengan audiens
Pertanyaan 1: Langsung saja pak kan karena tadi pun juga perwakilan dari mahasiswa pun juga ada dan kita ngomong terkait milenial, kita enggak usah ngomong terlalu jauh terkait dengan masyarakat Bali dan sebagainya, kita ngomong terkait dengan hal yang paling dekat yakni masyarakat di Udayana ini Pak. Tadi bapak bilang kalau sebenarnya hal-hal terkait dengan permasalahan olahraga dan sebagainya itu belum pernah tersentuh dengan baik di sana Pak. Nah Udayana sebagai kampus tertua dan terbesar menyumbang banyak sekali sumber daya manusia terutama di masyarakat Bali ini Pak dan juga karena berkaitan dengan sektor olahraga ada satu hal yang masih kurang Pak di Udayana yakni Sport Center itu Pak. Nah jadi Pak bagaimana tanggapan Bapak dan komitmen Bapak semisal kalau terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur terpilih, apa komitmen bapak yang konkret saja untuk menghadirkan Sport Center di Udayana karena Udayana merupakan kampus tertua dan kampus terbesar di Bali? Sekian dari saya terima kasih banyak.
Made Muliawan Arya: Karena adik kita bertanya dengan semangat, saya juga ingin menjawab dengan semangat. Jadi seperti yang saya sampaikan tadi kami sangat berharap dan wajib adik-adik Udayana, putra-putri Udayana terlibat langsung dalam pembangunan Bali ke depannya dan kami mengharapkan itu dan juga dukungan dan bimbingan dari para guru besar Udayana. Masalah Sport Center kebetulan saya orang suka olahraga dan memang jiwa saya ada jiwa olahraga dan sportif jadi Sport Center di Udayana itu kami berkomitmen begitu kami diberikan mandat itu menjadi program prioritas kami ya. Kami tidak berjanji tetapi kami berkomitmen kami tidak berjanji tapi kita, kami berkomitmen bagaimana karena Udayana adalah satu simbol pendidikan di Bali. Jadi kami ingin bersinergi dengan Udayana ke depannya untuk pembangunan Bali.
Pertanyaan 1: Terima kasih Pak calon gubernur nomor urut satu. Jadi teman-teman kita sudah bisa mendengar bahwasanya calon nomor urut berkomitmen tapi teman-teman ingat namanya paslon pasti ada janji-janjinya teman-teman. Jadi kita pastikan jangan sampai ini cuman omon-omon doang cuman janji-janji doang. Maka kita pastikan semisal kalau akhirnya calon nomor urut satu menang, kita buktikan bahwasanya Udayana akan muncul sport center teman-teman semua.
Made Muliawan Arya: Adik-adik mungkin adik-adik wajar, jangan janji-janji, jangan omon-omonan karena mungkin selama ini sudah makan janji, makan omon-omon ya. Sekarang Mulia-PAS, De Gajah-Putu Suradnyana datang bukan untuk berjanji. Tapi datang untuk berkomitmen dan merealisasikannya.
Pertanyaan 2: Tapi di sisi lain potensi lahan pertanian yang dimiliki oleh Bali ini juga sangat luas ditambah dengan sektor pertanian ini dahulu merupakan tulang punggung dari sektor perekonomian di Bali terus berkaca di lingkungan saya Pak di generasi muda. Saya mempunyai beberapa teman yang keluarganya itu berasal dari turun temurun merupakan seorang petani. Mereka ini tidak melihat industri pertanian sebagai industri yang menguntungkan, justru mereka lebih tertarik kepada industri pariwisata seperti yang Bapak bilang tadi bahwa pendapatan dari sektor pariwisata ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sektor pertanian. Yang ingin saya saya tanyakan adalah apakah Bapak mempunyai langkah konkret untuk meningkatkan minat generasi muda untuk terjun ke industri pertanian ini karena saya pikir pertanian merupakan industri yang sangat krusial mengingat tanpa petani kita sebagai manusia tidak bisa makan.
Putu Agus Suradnyana: Kalau kita berbicara masalah pariwisata dan pertanian pasti ini sisi yang tentu jauh pendapatannya karena di pariwisata ada investasi apapun yang sifat investasi di sektor informal bekerja pasti lebih pendapatan lebih. Sedangkan di sektor pertanian pasti kalau kita masih dengan kondisi sekarang cara menyelesaikannya pasti akan jauh di bawah dan makin sedikit minat adik-adik kita untuk menjadi petani. Nah untuk itulah kami Mulia-PAS akan mencoba mem-break down pertanian ini dengan beberapa program. Pertama program irisan terhadap apa namanya padi tanaman ricefield, kemudian ada yang namanya hortikultura. Hortikultura inilah yang tadi kebetulan Profesor sudah sampaikan juga bagaimana buah-buah lokal yang nanti bisa berkualitas. Dengan hadirnya pemerintah memberikan bibit yang berkualitas dan menjaga kurasinya agar mereka bisa menghasilkan buah-buah yang berkualitas bisa kita sajikan ke industri pariwisata. Ini akan mendapatkan harga yang cukup. Jadi sekarang misalnya kita sudah mulai petani kita menanam durian yang berkualitas, durian musang king mungkin dalam tahun depan sudah di Bali, sudah menghasilkan durian musang king yang memiliki harga yang cukup kompetitif dan memberikan janji terhadap petani untuk peningkatan hasil daripada apa yang dia lakukan dalam industri pertanian. Kemudian hilirisasi pertanian juga seperti itu yang hilirisasi pertanian bagaimana memulai dari menanamnya sampai memetiknya dan memanfaatkan produk-produk pertanian tersebut terjaga dengan baik dari hulu sampai hilirnya. Saya bersama Pak Made Muliawan tentu proses hilirisasi salah satunya juga membuat industri-industri olahan di bidang pertanian utamanya hortikultura dan ini cukup memberikan uang kepada kita bersama untuk menjadikan industri pertanian juga salah satu industri yang bisa memberikan kontribusi kesejahteraan kepada petani.