Yayasan Kopernik dan Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menggelar Festival bertajuk ‘Bamasak Hai Mnahat’ pada 25 Maret 2024 di Kota Soe, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan praktik pertanian berkelanjutan di wilayah NTT. Perhelatan ini merupakan festival perayaan panen raya untuk menyorot kekayaan pangan lokal asli Soe serta kekuatan praktik pertanian berbasis adat.
Festival Bamasak Hai Mnahat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat Soe terkait pentingnya praktik pertanian berbasis adat yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Program ini berlangsung dari tahun 2023 hingga 2025 serta akan bekerja sama dengan para petani sebagai peserta program, melibatkan para pegiat pertanian dan pangan berkelanjutan lintas sektor, termasuk pemerintah setempat serta pelaku di sektor kreatif.
Puni Ayu Anjungsari, Director & Country Head of Public Affairs Citi Indonesia, mengatakan “Tersedianya pangan lokal berkualitas merupakan pondasi penting dalam membangun masyarakat yang tangguh, sehat, dan berkualitas terutama dalam mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045. Melalui program Hai Mnahat, kami berharap masyarakat Soe dapat terlibat secara aktif dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan memperkuat sistem pertanian yang tahan iklim melalui berbagai inovasi pengolahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi.”
EwaWojkowska, COO dan Co-Founder dariYayasan Kopernik mengatakan, “Tujuan jangka panjang dari program ini adalah membangun sistem pangan komunitas yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan konsumsi serta pemanfaatan pangan lokal bernutrisi, dan kembali mempraktikkan pertanian berbasis adat, diharapkan ketahanan pangan masyarakat Timor dapat semakin kuat, melangkah menuju kedaulatan pangan.”
Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ merupakan rangkaian kegiatan dari program ‘Hai Mnahat’, yang memiliki arti ‘makanan kami’. Program yang diinisiasi oleh Yayasan Kopernik dan didanai oleh Citi Foundation ini bertujuan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di NTT khususnya di Kota Soe. Sebuah masalah yang diperburuk oleh krisis iklim yang mengakibatkan penurunan hasil panen dan produksi ternak serta berdampak pada masyarakat kurang terlayani dan terpinggirkan. Akibatnya, 34% penduduk di wilayah tersebut mengalami kerawanan pangan, serta tingginya angka prevalensi stunting sebesar 48,3%.
Program Hai Mnahat akan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan seperti eksperimen penggunaan rumah pengering tenaga surya dan penyimpanan benih, pemanfaatan Black Soldier Fly (BSF) untuk pengolahan sampah panen jadi pakan ternak dan kompos, serta penguatan agribisnis skala mikro untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Selain meningkatkan ketahanan pangan lokal, program ini juga memperkuat agribisnis mikro dan produk lokal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Program ini diharapkan mampu membantu membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pangan serta memberi asupan gizi yang baik.