Teks dan Foto Riri Prabandari
Jumat, 4 Juni 2010 lalu, Architects Under Big 3 #2 menampilkan Ben Sarasvati yang akrab dipanggil Gus Eben. Di atas dek kayu, sekitar 60 peserta menyimak dengan seksama kisah perjalanan Ben sebagai arsitek muda yang sedang merintis karier.
Pendengar setia Ben termasuk di antaranya Prof. Josef Prijotomo, Sarita Newson, Pepe Giuseppe dan Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri (Ketua Jurusan Arsitektur Universitas Udayana Bali) yang hadir malam itu.
Cerita Ben dimulai dari karya tugas akhirnya yang berjudul Pusat Apresiasi Film Indie Di Yogyakarta”. Tugas akhir ini membawanya kembali dengan gelar Sarjana Teknik (ST) pada tahun 2005 dari Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Atmajaya, Yogyakarta. Ben kuliah di sini sejak 1999.
Lulus dari Atmajaya, Ben memulai karier di Popo Danes Architect sebagai junior architect pada tahun 2005. Mulanya Ben bertugas membuat maket (architectural model), 3D modeling, site survey dan drafting hingga akhirnya dipercaya sebagai project architect. Sankara Villa di Berawa, Canggu, Bali adalah proyek pertama Ben.
Setelah itu dia memperdalam pengalaman dengan proyek-proyek arsitektur lainnya seperti The Nelayan Villa di Canggu, Bali; The Kutuh Villas di Kutuh, Bali Selatan; Villa Pantai Lima di Pantai Pererenan, Tabanan, Bali; dan Holiday Inn Resort Baruna, Kuta, Bali.
Ben juga masih mengerjakan beberapa proyek di antaranya The Healing Treasure, Kintamani, Bali dan Sheraton Visakhapatnam Seaview Resorts di Visakhapatnam, Andrapradesh, India. Di tempat terakhir itulah Ben pertama kali mengenal konsep Vastu Sastra, ilmu struktur dan tata bangunan India Kuno.
Menurut Ben, Vastu Sastra diterapkan secara turun-temurun dalam setiap bangunan suci, bangunan publik, rumah dan juga gedung sebagian besar penganut Veda di dunia. Prinsip-prinsip Vastu dapat dijumpai pada bangunan-bangunan kuil suku Inca dan Maya di Amerika, kuil-kuil di Thailand, Myanmar dan berbagai daerah Asia lainnya.
Pengetahuan Ben mengenai Vastu Sastra bertambah ketika ia menangani proyek The Wind Flower Pondicherry, di Pondicherry, Tamil Nadu, India Selatan. Pembangunan vila ini melibatkan konsultan Vastu.
Malam semakin pekat, Ben melanjutkan cerita pengalamannya sebagai freelance architect di samping rutinitas sehari-harinya sebagai arsitek Popo Danes Architect. Luce D’Alma Villa di Senggigi, Lombok; Luce D’Alma Resort di Pulau Gili Trawangan, Lombok dan Infinity Bunaken di Manado, Sulawesi Utara.
Architects Under Big 3 (AUB3) adalah kegiatan bulanan untuk arsitek muda usia dibawah 30 tahun. Dalam kegiatan pada Jumat pertama tiap bulan ini arsitek muda diberi kesempatan mempresentasikan karya arsitektur beserta pemikiran mereka pada publik. Mereka akan presentasi non formal diteruskan dengan diskusi santai.
Peserta juga diberi kebebasan untuk memilih ”ruangannya” sendiri. Di halaman, ruang makan, rooftop, ruang galeri, di mana pun tempat di mana mereka rasa paling nyaman untuk berbagi cerita dengan pendengarnya. Melalui pendekatan ini, arsitek beserta ide dan karya arsitekturnya berkesempatan untuk mendapatkan ruang berkomunikasi dengan publik lebih luas, kalangan awam arsitektur maupun arsitektur.
AUB3 telah ditetapkan menjadi agenda Ikatan Arsitek Internasional (IAI) Nasional. Tiap arsitek yang hadir akan mendapatkan sertifikat dari IAI yang dapat diambil pada agenda Architects Under Big 3 di bulan berikutnya.
Satu jam terlewati untuk bercerita, penonton selanjutnya dipersilakan untuk bertanya pada Ben. Konsep Vastu Sastra yang diceritakan Ben rupanya menarik perhatian penonton yang sebagian besar menanyakan mengenai konsep Vastu.
makasi mas anton untuk memperindah bahasa tulisannya, nanti kapankapan aku mau deh ikut kelas menulis jurnalisme hehe