Oleh I Gusti Ayu Agung Putri Utami, S.Pd.
Di era modern ini, ada kalanya sesekali kita berkaca pada filosopi kuno. Masyarakat Bali tempo dulu sudah memiliki sindirian manis dibalut dalam kalimat “buka kebo mebalih gentuh” yang artinya “seperti kerbau menonton banjir”. Ibarat kerbau itulah jika masyarakat tanpa pengetahuan akan teknologi. Masyarakat hanya takjub memandang kemajuan zaman yang begitu deras, lalu hanyut terbawa arus globalisasi. Agar tidak sampai mati sia-sia, maka wajiblah setiap anggota masyarakat memerkosa diri untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi digital adalah sebuah teknologi informasi yang lebih mengutamakan kegiatan dilakukan secara komputerisasi/format dengan serba otomatis dan canggih. Komunikasi yang telah berkembang pesat dengan adanya penemuan jaringan komunikasi data yang semakin maju mulai dari jaringan HSDPA, 2G, 3G, 4G bahkan sudah mulai masuk ke teknologi tinggi yatu 5G. Bentuk-bentuk transformasi digital yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya yaitu transaksi digital, aktivitas digital, dan perusahaan digital (Danuri, 2019).
Era digital telah membawa perubahan yang semakin cepat. Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses informasi dengan berbagai cara. Tidak terkecuali masyarakat pedesaan. Banyak desa di Indonesia telah menikmati fasilitas digital dengan bebas dan terkendali. Menurut catatan Kominfo (Yuliastuti dalam Rohkman, 2018) sekitar 73% desa/kelurahan sudah memiliki koneksi internet berbasis teknologi 3G. Sementara untuk jaringan 4G LTE 68 mencakup 55%. Namun masih banyak desa khususnya di Bali belum menggunakan teknologi digital dengan baik (Sudiarsa, dkk. 2016).
Pada artikel ini akan diuraikan pemanfaatan teknologi digital di desa penulis yaitu desa Macang. Desa ini terletak di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Penduduk desa Macang sampai dengan tahun 2016 terdiri dari 765 laki-laki dan 762 perempuan (https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Macang,_Bebandem,_Karangasem). Sebagian besar masyarakat saat ini sudah memiliki teknologi komunikasi berupa smartphone. Ini menunjukkan bahwa sudah adanya akses internet dan tumbuhnya sikap melek digital di kalangan masyarakat. Pada awalnya keberadaan smartphone yang semakin marak adalah konsekuensi dari pandemi Covid 19. Pembelajaran daring berjalan hampir dua tahun lamanya. Anak-anak muda wajib memiliki dan mempelajari penggunaan smartphone begitupun orangtua. Hanya demikian cara agar pendidikan tetap berjalan. Namun setelah pandemi berangsur membaik, masyarakat semakin merasakan adanya bantuan dengan keberadaaan smartphone ini. Oleh karenanya, banyak kebiasaan bergeser menjadi lebih praktis dan modern.
Apabila dilihat dari transformasi digital yang ada, aplikasi pendukung digitalisasi di kalangan masyarakat Macang sudah mulai berkembang. Aplikasi tersebut diantaranya Whatsapp, M-Banking, Shopee, G-Form, Youtube, dan Facebook. Teknologi pendukung lainnya seperti foto dan video. Hal ini mungkin terdengar biasa saja di kalangan milenial. Namun bagi masyarakat dalam arti luas, semua teknologi itu telah membawa perubahan yang begitu besar. Terdapat empat sisi kehidupan masyarakat Macang yang mengalami pertumbuhan digital.
Pertumbuhan ke empat sisi ini dapat dipaparkan berdasarkan tiga bentuk tranformasi teknologi digital yaitu transaksi digital, aktivitas digital, dan perusahaan digital. Berikut akan dipaparkan bagaimana hubungan antara keempat sisi tersebut dengan tiga transformasi digital. Hubungan ini diterjemahkan khusus dari pengalaman penulis sebagai warga masyarakat desa Macang yang berkecimpung dalam dadia1) dan organisasi KBS2)
1) Sisi pertama : komunikasi. Selama ini masyarakat banjar ataupun dadia di desa Macang memanfaatkan tradisi sangkep4) sebagai bentuk komunikasi utama. Segala isu dan informasi akan dibagikan dan didiskusikan bersama. Permasalalahan yang kerap terjadi berlaku bagi anggota masyarakat yang tinggal di luar wilayah desa. Akan sulit untuk menghadiri kegiatan sehingga aspirasi tidak tersampaikan. Begitupun jika ada informasi yang bersifat penting, para perangkat masing-masing banjar ataupun dadia perlu datang langsung ke rumah-rumah atau menyampaikan info dengan menelpon setiap warga. Hal ini juga kerap menjadi pro kontra apabila ada saja anggota yang tertinggal info dan menyampaikan kritik. Pada akhirnya era digital telah diterapkan kini, sudah ada teknologi Whatsapp yang disepakati menjadi solusi. Setiap dadia memiliki grup Whatsapp masing-masing sehingga segala informasi dengan mudah disampaikan. Permasalahan juga dapat dicarikan solusi hanya melalui diskusi sederhana di kolom chatting. Ini adalah bukti bahwa teknologi dalam bentuk transformasi aktivitas digital, efektif mengurangi masalah jarak dan waktu demi kelancaran komunikasi masyarakat Macang.
2) Sisi kedua : transparansi. Sejak dahulu sistem keuangan dalam hal pembayaran iuran ataupun sumbangan, masih dilakukan dengan catatan-catatan manual. Ada kalanya terjadi konflik akibat catatan yang hilang atau prasangka antara pembayar iuran dan petugas yang menerima bayaran. Permasalahan ini akhirnya dapat teratasi setelah bertahun-tahun lamanya. Dengan adanya teknologi M-Banking sebagai bentuk transformasi transaksi digital, upaya transparansi para pengurus dapat terfasilitasi. Konflik akibat kelalaian atau prasangka dalam pembayaran dapat dihindari. Bendahara organisasi memiliki akun keuangan khusus, sehingga pelaporan arus uang dan saldo/kas menjadi jauh lebih transparan hanya dengan cara screenshoot berita mutasi rekening. Selain itu para pengurus sudah memanfaatkan transformasi perusahaan digital untuk tujuan mengurangi prasangka negatif atas transparansi. Contohnya ketua PKK yang akan membelikan seragam memanfaatkan shopee. Disana bukan hanya karena alasan pilihan produk yang banyak, namun juga perincian harga terdokumentasi dengan jelas. Dengan dokumentasi nota online tentu saja tidak ada anggota yang dapat berprasangka mengenai upaya korupsi.
3) Sisi ketiga : autentikasi. Autentikasi berarti pembuktian. Autentikasi juga lahir dari bentuk transformasi aktivitas digital dan perusahaan digital. Masyarakat tidak dapat berprasangka terhadap dokumentasi realtime sebagai bukti transaksi seperti pada M-Banking maupun terhadap struk belanja online dari keranjang shopee seperti dalam penjelasan sebelumnya. Teknologi ini membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat. Selain kepercayaan, pembuktian sangat penting untuk motivasi dalam masyarakat. Hal yang menarik di era digital ini adalah masyarakat desa Macang sudah semakin tanggap melakukan dokumentasi setiap adanya kegiatan. Mereka mengirimkan dalam grup Whatsapp ataupun pada halaman medsos pribadi maupun facebook milik desa. Foto dan atau video adalah bukti nyata yang tidak dapat terbantahkan tentang pelaksanaan suatu program. Warga yang tinggal di luar desa akan tetap dapat memantau perkembangan desanya dari jauh melalui bukti ini. Media sosial akan bercerita secara persuasif kepada para rantau untuk termotivasi pulang dan ikut membangun kampung halaman. Selain itu, foto dan atau video sebagai bagian dari teknologi digital juga dapat menggeser kebiasaan buruk masyarakat awam seperti bergosip atau berprasangka buruk. Salah satu contohnya adalah ketika satu warga tidak dapat mengikuti kegiatan karena memang benar sakit, dapat melampirkan foto surat keterangan sakit atau foto bukti lainnya.
4) Sisi keempat : edukasi. Dengan keberadaan mesin pencarian google dan youtube anak-anak desa Macang sudah menjadi semakin mandiri. Dahulu anak-anak harus menunggu warga senior yang dijadikan sebagai Guru untuk melatih menari ataupun bermain gamelan. Berkat adanya bantuan youtube anak-anak sekarang sudah bisa berlatih hanya dengan teman-temannya saja. Mereka cukup meniru tutorial yang sudah tersaji di youtube. Pendidikan di Sekolah Dasar di desa Macang juga terbilang sudah semakin maju. Anak-anak sudah berani tampil membuat video kreatif, mengunjukkan kemampuan mereka untuk berkompetisi di dunia maya seperti misalnya mengikuti lomba bercerita dan sejenisnya. Semua kegiatan dibagikan oleh Guru-guru melalui akun facebook milik sekolah. Para alumni juga kerap berkomentar, memberikan sumbangsih pemikiran melalui postingan yang ada demi kemajuan anak-anak desa. Ini adalah bukti penerapan transfromasi digital dalam bentuk aktivitas digital yang sangat menguntungkan.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi digital di desa Macang sudah terbilang mulai berkembang. Ketiga bentuk transformasi digital sudah diaplikasikan ke dalam empat sisi kehidupan yaitu komunikasi, transparansi, autentikasi, dan edukasi. Banyak manfaat yang didapatkan dari penerapan ini. Tidak hanya manfaat secara fisik namun juga tanpa disadari manfaat hadir sebagai modernisasi budaya atau tradisi. Perubahan pola pikir menjadi lebih praktis dan maju membuat gaya hidup menjadi lebih fleksibel.
Menurut Wuryanta (2020), langkah ke depan dalam penerimaan manfaat dari penggunaan teknologi digital di masyarakat meliputi dua hal. Pertama adalah soal penentuan konsep teknologi dan masyarakat komunikatif macam apa yang mau dibangun. Kedua, pemahaman bahwa perkembangan teknologi mempengaruhi transformasi sosial yang seimbang dan sesuai dengan kekuatan sosial masyarakat. Transformasi itu meliputi integrasi optimisme industri dan teknologi komunikasi, pemberdayaan partisipasi masyarakat, dan kewenangan pejabat yang bertanggungjawab.
Apabila para pejabat desa dan masyarakat Macang mampu memegang kedua analisis tersebut, maka akan lebih mudah dalam mengembangkan digitalisasi positif sampai pada masa yang akan datang. Namun tidak dapat dipungkiri segala perubahan akan memberikan resiko. Masyarakat harus memiliki motivasi untuk terus belajar. Masih banyak teknologi digital yang dapat dipelajari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Macang. Pengelolaan data administrasi masyarakat secara online, penerapan G-Form dalam pendataan sistem cepat, pengelolaan komoditas desa bekerja sama dengan perusahaan digital, digitalisasi dalam pelestarian lingkungan dan masih banyak lagi. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan gerakan literasi digital dan pembinaan kesehatan mental di era digital.
Tiga bentuk transformasi teknologi digital masih perlu digali dan dikembangkan, sebagai pupuk untuk menumbuh kembangkan sisi-sisi lainnya dalam kehidupan masyarakat. Hak-hak digital masih perlu dicari dan disuarakan demi peningkatan kesejahteraan. Kerja sama dari semua pihak baik dadia, banjar, perangkat desa, pengawas, penasehat, termasuk organisasi KBS sangat penting demi mencapai tujuan ini. Harapan kami desa Macang dapat semakin maju dan tidak ditendang oleh kekuatan zaman.
DAFTAR ISTILAH
1) dadia : keluarga besar dalam satu keturunan
2) KBS : Kerta Bali Sejahtera, program Gubernur Bali menggerakan ASN berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di desanya berdasarkan panduan tertentu.
3) banjar : bagian desa setingkat dengan rukun warga atau dukuh yang dikepalai oleh seorang kelian
4) sangkep: istilah dalam bahasa Bali untuk mengungkapkan kegiatan rapat atau musyawarah warga
DAFTAR RUJUKAN
Danuri, M. 2019. Perkembangan dan Transformasi Teknologi Digital. Jurnal. INFOKAM Nomor II Th. XV/SEPTEMBER/2019 Tersedia pada http://amikjtc.com/jurnal/index.php/jurnal/article/view/178/155. Diakses Pada 10 Mei 2022.
Rohkman, A. 2018. Desa DI Era Digital. Jurnal. Jurnal Ilmu Administrasi Negara ASIAN (Studi Kasus) Universitas Jenderal Sudirman. Tersedia pada https://jurnal.asian.or.id/index.php/JIANA/article/download/44/37/. Diakses Pada 11 Mei 2022.
Sudiarsa, I W., A. M. Dirgayusari, and I. G. A. Anom. Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Pada Desa Adat Kesiman Dengan Metode Ward and Peppard. Jurnal. Jurnal Ilmu Komputer dan Sains Terapan, vol. 7, no. 1. pp. 24–29, 2016, doi: 10.31598/sacies.v7i1.111.
Wuryanta, AG. 2020. Digitalisasi Masyarakat: Menilik Kekuatan dan Kelemahan Dinamika Era Informasi Digital dan Masyarakat Informasi. Jurnal. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 1 No. 2 Hal 131-142. Tersedia pada https://media.neliti.com/media/publications/137062-ID-digitalisasi-masyarakat-menilik-kekuatan.pdf. Diakses Pada 12 Mei 2022.