Pemuda pemudi Banjar Gelumpang Sukawati turut bergerak menolak reklamasi.
Tak hanya memasang spanduk menolak reklamasi Teluk Benoa, anggota STT juga melakukan bersih-bersih pantai Minggu kemarin.
Setelah menyatakan sikap tegas menolak reklamasi dengan memasang dua baliho besar serta mencetak T-shirt berisi penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa, ST. Widya Dharma Kerti melanjtukan aksinya simpatiknya sekaligus merayakan ulang tahun STT ke-29.
Ratusan pemuda-pemudi Banjar Gelumpang Sukawati ini menggelar acara bersih bersih pantai di Pantai Purnama. Dengan berkonvoi sepanjang 1,5 km dari Banjar Gelumpang, pemuda-pemudi menggunakan atribut berupa kaos yang berisikan sikap penolakannya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.
Selain menggelar aksi bersih-bersih, mereka juga menggelar sosialisasi tentang lingkungan hidup.
Kegiatan dihadiri pula oleh para tokoh masyarakat desa, di antaranya Perbekel Desa Gelumpang, Kelian Banjar serta dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali. Kelian Banjar Gelumpang Sukawati, Wayan Metra dalam sambutannya berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini.
“Saya berharap kegiatan ini berlanjut demi menjaga lingkungan di sekitar kita,” ujar Wayan Metra.
Perbekel Desa Gelumpang Sukawati, Ketut Suardana sangat mengapresiasi acara ini. Beliau mengatakan kegiatan ini sangat penting. “Mari kita peduli terhadap lingkungan hidup dan inilah peran generasi muda ke depan untuk menjaga lingkungan sekitar kita,” ujar Ketut Suardana dalam sambutannya.
Sementara itu, Wayan Gendo Suardana dari WALHI Bali yang ikut serta dalam acara ini menyampaikan bahaya jika Teluk Benoa jadi direklamasi. Menurut Gendo, ada 10 titik pantai yang terkena abrasi di Bali. Hal ini terjadi akibat tekanan pembangunan.
“Pantai Purnama menjadi salah satu pantai yang mengalami tekanan. Pantai ini rusak akibat reklamasi Pulau Serangan,” ujar Wayan Gendo Suardana yang juga Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI).
“Reklamasi Pulau Serangan telah menyebabkan pantai di timur ini tergerus, ini terjadi karena air tak mengenal batas dan nyatanya kita bisa lihat di tempat kita bersih bersih ini,” Gendo menambahkan.
Dalam sambutan WALHI Bali juga melihat bahwa pembangunan di Bali harus berkoneksi. Jika di selatan membangun tanpa adanya kontrol maka ini akan berakibat buruk. Karena selama ini tidak ada yang pernah bertanggung jawab atas abrasi yang terjadi.
Investasi yang rakus mendapatkan untung sementara masyarakat kecil yang buntung.
Mengakhiri kegiatan bersih-bersih pantai purnama, ST Widya Dharma Kerti membentangkan spanduk Selamatkan Pesisir Pantai Kita, Sukawati Tolak Reklamasi.
ST. Widya Dharma Kerti juga membentangkan spanduk tolak reklamasi dan pengibaran bendera tolak reklamasi berukuran 3×4,5 meter di Pantai Purnama.
Merayakan ulang tahunnya ST. Widya Dharma Kerti, Banjar Gelumpang Sukawati, tidak hanya menggelar bersih-bersih dan sosialisasi. Mereka juga menggelar berbagai kegiatan seperti catur, voli, dan lari. Ada pula pagelaran seni yang ditutup dengan band KIS. [b]