Jika ketemu jalan rusak, berarti kamu sudah masuk Tabanan.
Begitu seorang teman pernah bercanda perihal rusaknya jalan-jalan di Kabupaten Tabanan. Jalan rusak ini mudah ditemui terutama di desa-desa.
Rusaknya jalan ini terasa ironis di antara kampanye indahnay objek wisata di Tabanan terutama terasering dan subak yang indah di Jatiluwih. Sebagian jalan menuju ke lokasi rusak parah, kalau tak bisa dibilang hancur.
Dua kilometer jalan menuju kawasan terasering di Dusun Belulang, Desa Mengesta, Penebel kondisinya sangat rusak. Hampir seluruh permukaan jalan berlubang dalam. Para petani dengan sepeda motor bebek terjerembab beberapa kali dalam kubangan penuh bebatuan yang terlepas.
Anak-anak setempat berusaha mengendalikan stang motor agar tak tergelincir. Traktor yang ditarik para petani berjalan tertatih.
“Sudah lama jalan rusak, keluar dusun makin susah,” kata salah seorang warga.
Jalan utama dusun ini menjadi jalur distribusi pangan serta bahan-bahan pertanian yang diproduksi warga. Selain beras merah yang banyak ditanam, juga ada sayuran seperti jenis paku-pakuan, labu, buah durian, rambutan, dan lainnya.
Kondisi yang lebih parah terjadi di Dusun Pagi, Penebel. Jalan utama pemukiman dan menuju persawahan hancur. Seperti sungai dengan bebatuan tanpa air. “Banyak kawasan lumbung padi jalan pertaniannya rusak parah,” kata Putra Sedana, warga dan tokoh muda setempat.
Putra dan rekannya di Tabanan Lover tahun lalu membuat kegiatan revitalisasi pertanian bertajuk Uma Wali di Dusun Pagi. Warga kerap membuat joke karena dibiarkannya inftastruktur jalan di kabupaten ini dengan istilah “jalan berukir”.
Luas lahan sawah di Tabanan menurut data terakhir hampir 22.500 hektar dan terluas di Bali. Memiliki 228 subak dan terus berkurang tiap tahun.
Dalam rilis online-nya usai melakukan kunjungan ke Tabanan beberapa hari lalu, Gubernur Mangku Pastika menyebut permasalahan terbesar Tabanan berupa infrastruktur jalan yang kurang bagus di desa. Hal ini menjadi kendala pendistribusian hasil panen para petani. Untuk itu Pemkab Tabanan diminta melakukan pembenahan infrastruktur dan manjadikannya prioritas.
Menurut Bupati Eka selama ini Pemkab Tabanan sudah menggulirkan program partisipatif yang melibatkan masyarakat berupa kegiatan gotong royong antara pemerintah dan masyarakat, di mana pemerintah menyediakan bahan material pembuatan jalan sedangkan masyarakat yang mengerjakan pembangunannya.
“Untuk menambah nilai jual hasil pertanian, Tabanan harus memfokuskan infrastruktur,” kata Pastika.
Angka kemiskinan di Tabanan disebut 4,1 persen lebih besar dari Provinsi yang sebesar 3,9 persen. Pendaatan Asli Daerah kabupaten sebesar Rp 212 miliar sedangkan rencana APBD lebih dari Rp 1,2 triliun, Pastika menilai Tabanan masih sangat memerlukan bantuan Pemprov dan Pusat. [b]