Luden House di Jalan Sriwedari Banjar Junjungan Ubud pagi itu tak seperti biasa.
Tempat ini mendadak ramai dengan kehadiran orang-orang berambut rasta, pirang, mohak, dan terurai panjang tak terurus. Sebagian dari mereka merupakan seniman-seniman lukis yang berdomisili di Ubud.
Di lokasi yang fenomenal dengan instalasi Not For Sale-nya ini Tua, muda, anak-anak, lokal, dan bule nampak tak berbeda. Gede Sayur sebagai tuan rumah Luden House sempat berkomentar bahwa sebenarnya event ini digelar santai. Kegiatan ini timbul atas gagasan teman-temannya sesama seniman lukis dan tato yang mengundang teman-teman melalui media jejaring sosial.
Tak heran jika yang datang juga kebanyakan teman-teman yang dia kenal serta melibatkan anak-anak di lingkungan desanya.
Dari proses sket gambar manual, pembuatan film dengan minyak goreng, pemindahan film ke screen, dan proses sablon ke kaos atau kanvas didampingi 4 tutor berpengalaman di antaranya Sono, Hero, Simo dan Bowo.
Ingin tahu bagaimana artwork dari hasil screen printing ini, silahkan datang ke pameran screen printing mereka di Luden House Not For Sale Ubud, tanggal 19 Mei 2013. Atau ikuti perkembangan programnya di open group facebook Luden House.
Event ini disupport penuh oleh Luden House, Cap Bagong Tatu, Simo, dan Asu Art Attack. [b]