Dua dokter yang juga sastrawan akan tampil bersama.
Mereka, Prof. DR. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd dan dr. Sahadewa SpOG (K), akan bersama-sama merayakan puisi dalam acara Pustaka Bentara “Puisi, Dokter, dan Kehidupan” di Bentara Budaya Bali (BBB).
Kedua dokter tersebut nbaru-baru ini merilis buku puisi terkini, yakni ‘Seberkas Puisi Cinta’, kumpulan puisi kedua karya Wimpie Pangkahila dan antologi puisi bilingual ‘Penulis Mantra (Tha Mantra Writer)’, yang merangkum puisi-puisi karya Sahadewa.
Agenda akan berlangsung Sabtu (17/06) pukul 19.00 WITA di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Gianyar, Bali.
Akan hadir juga pembahas Narudin Pituin, pengamat dan kritikus sastra asal Bandung serta DR. Gede Artawan, dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) yang juga dikenal sebagai penyair serta kritikus sastra.
Masing-masing narasumber akan menelisik capaian estetik berikut kedalaman perenungan dalam karya sekaligus mencoba mengungkapkan proses kreatif mereka yang berlatar profesi sebagai dokter. Bertindak sebagai moderator dr. Oka Negara, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Memang, dunia sastra dipenuhi penulis-penulis dan pengarang-pengarang mumpuni yang memiliki latar sosial dan pekerjaan yang beraneka. Sebut saja Anton Chekov lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Moskwa dan Jean-Paul Sartre, dokter, filsuf, bahkan kritikus. Ada pula penyair Taufik Ismail, lulusan dokter hewan FKHP-UI Bogor serta novelis Václav Havel politikus yang sempat jadi presiden Cekoslavia.
Umumnya banyak yang bekerja sebagai jurnalis semisal Ernest Hemingway, Gunawan Mohamad, dan Pramudya Ananta Toer, serta novelis asal Perancis Émile Zola.
Wimpie Pangkahila, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, merupakan dokter yang multitalenta. Ia telah menulis dan mempublikasikan 23 buku dan ratusan makalah ilmiah terkait bidang yang ditekuninya, yaitu Andrologi dan Seksologi serta Anti-Aging Medicine.
Di antara kesibukan rutinnya, ia juga aktif menulis puisi yang sebagian telah diterbitkan dalam buku berjudul “Seberkas Puisi Untuk Negeri”. Puisinya juga diterbitkan dalam berbagai antologi puisi bersama penulis lain.
Sementara Sahadewa telah menulis puisi sejak SMP dan memulai publikasi puisi di majalah dinding kemudian berlanjut di koran Bali Post Minggu.
Pada tahun 1980-an, ia aktif berkompetisi di ruang apresiasi puisi Bali Post yang diasuh Umbu Landu Paranggi. Tahun 2015 Sahadewa menerbitkan kumpulan puisi tunggal “69 Puisi di Rumah Dedari” setelah membidani kelahiran komunitas puisi Kampung Puisi Bali, sekarang JKP.
Puisi-puisinya juga terhimpun dalam beberapa kumpulan puisi bersama Indonesia dan Asean serta komunitas penyair, diantaranya Nitramaya Penyair Nusantara, Tifa Nusantara, Lumbung Penyair Indonesia, Memo Penyair, Penyair negeri kertas, Bebas Melata Asean dan dusun Flobamora di Kupang.
Karya-karya Sahadewa belakangan ini dimuat di berbagai media dan kumpulan puisi bersama. Tahun 2016 buku puisinya diterbitkan HW project dalam edisi hard cover, edisi buku biasa, album CD lagu puisi, dan video klip.
Selain timbang pandang, program Pustaka Bentara ini dimaknai pula dengan pembacaan puisi, musikalisasi, serta pertunjukan Komunitas Api Undiksha Singaraja, Abhi n’ Freinds, melibatkan seniman dan kreator: Putri Suastini, April Artison, Fileski, Lanny Koroh, Ishack Sonlay, Shintya Setiawan dan Chumani JKP. [b]