Berikut laporan terbaru perihal corona virus dan Bali sejauh ini.
Pertama, hingga Jumat, 14 Februari 2020 pukul 12.00 siang, belum ditemukan satu pun kasus virus corona di Bali. Kabar terbaru itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya melalui siaran pers kemarin malam.
Suarjaya menanggapi beredarnya informasi perihal adanya warga Cina yang positif virus corona setelah pulang berlibur di Bali. Berita itu dimuat The Jakarta Post dua hari lalu. Media berbahasa Inggris itu mengutip informasi resmi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Huainan, China (CDC) pada 6 Februari.
Menurut CDC, seorang warga setempat bernama Jin baru saja berlibur di Bali selama seminggu. Dia terbang dengan Lion Air JT 2618 dari Wuhan ke Bali pada 22 Januari. Setelah berlibur di Bali, dia kembali ke negaranya dengan penerbangan Garuda Indonesia GA 858 dari Bali ke Shanghai pada 28 Januari 2020.
Kedua, menurut perhitungan masa inkubasi dan riwayat perjalanan, tidak dapat dipastikan bahwa penularan pada turis tersebut terjadi di Bali. Menurut Suarjaya, karena dia pulang pada 28 Januari 2020 dan gejala serta konfirmasi laboratorium pada 5 Februari (8 hari), maka bisa saja penularan terjadi di Shanghai atau daratan Cina lain.
Apabila diambil masa inkubasi terlama, 14 hari, sedangkan hingga saat ini sudah hari ke-16 belum ada satu pun kasus yang teridentifikasi di Bali, menurut Suarjaya, itu berarti dia tidak menularkan atau membawa virus ke Bali.
Ketiga, Bali sudah melakukan observasi terhadap 20 orang sejak kasus ini mulai mencuat sekitar 2 minggu lalu. Sebanyak 14 di antaranya dikirim sampelnya ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Secara nasional, sudah ada 70 spesimen, termasuk 14 dari Bali, yang telah diperiksa. Semua hasilnya negatif.
Keempat, Pemerintah Provinsi Bali terus melakukan langkah-langkah antisipatif di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, maupun tempat-tempat wisatawan menginap. Petugas dari Dinas Kesehatan Bali, Kantor Kesehatan Pelabuhan, bahkan Puskesmas pun melakukan surveilanse aktif ke lokasi-lokasi tersebut.
Kelima, hingga saat ini seluruh penerbangan dari Cina ke Bali dan sebaliknya masih dihentikan. Hal ini sesuai dengan Keputusan Pemerintah Indonesia pada 5 Februari 2020 lalu. Akibatnya, turis dari Cina pun tak ada lagi yang bisa datang ke Indonesia.
Pada hari yang sama, Pemerintah Indonesia juga mencabut ketentuan bebas visa bagi turis Cina yang datang ke Indonesia. Akibatnya, warga Cina yang sudah kadung masuk Indonesia, termasuk Bali pun tak bisa kembali ke negaranya untuk sementara. Untuk itu, Pemerintah Indonesia sudah memberikan izin perpanjangan masa tinggal bagi turis Cina yang sudah selesai masa berlakunya.
Hingga Jumat sore, WNA Cina yang mengajukan izin perpanjangan masa tinggal di Bali sebanyak 581 orang. Mereka yang mendaftar di Kantor Imigrasi Ngurah Rai sebanyak 396 orang, di Kantor Imigrasi Denpasar 160 orang, dan di Kantor Imigrasi Singaraja 25 orang.
Keenam, sebagai bagian dari pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 3 tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa, dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa bagi WNA Cina itu, Bali juga menolak beberapa WNA yang akan masuk Bali.
Hingga Jumat sore, Bali setidaknya menolak 91 WNA dari berbagai negara, termasuk Kanada, Turki, Swedia, Amerika Serikat, dan lain-lain. Mereka adalah WNA yang dalam waktu 14 hari selesai melakukan kunjungan ke Cina, pusat penyebaran virus corona saat ini.
Ketujuh, dampak dari tidak adanya kunjungan turis Cina maupun penolakan masuk WNA itu sudah terasa di beberapa tempat wisata di Bali. Tempat-tempat yang biasanya ramai, misalnya Pantai Kuta dan Tanjung Benoa, Badung, kini terlihat lebih lengang. Selain karena memang sedang musim sepi (low season), juga karena memang dampak virus corona.
Beberapa usaha pariwisata bahkan sudah merumahkan karyawannya.
Demikian sejumlah kabar terbaru soal virus corona dan bagaimana dampaknya di Bali sejauh ini. Kabar ini akan terus diperbarui jika ada informasi terbaru yang relevan.