Teks dan Foto Dikirim Igo Kleden
Mana yang lebih baik: menjadi janda atau menjadi perawan tua? Salahkah menjadi seorang sosialita?
Salahkah bila seorang sosialita mengoleksi sepatu sampai berjumlah ratusan? Mana pula yang lebih benar: memiliki affair secara diam-diam, atau wanita yang bebas berekspresi tanpa memedulikan citra? Salahkah free-sex? Mungkinkah karma itu ada? Benarkah ada hukum tabur-tuai?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap terbetik dalam perenungan wanita, bila seorang wanita tengah merenung dan menghadapi masalah. Setiap manusia hidup, pasti memiliki problema.
Sayangnya, menyelesaikan masalah, apa pun jenisnya, kerapkali membuat wanita seolah terpuruk sendiri dan tak berani mengambil sikap. Alasannya ada dua: alasan internal dan eksternal. Alasan eksternal adalah: tabu, rambu dan image. Alasan internal misalnya: pemahaman diri yang kurang, rasa tidak percaya diri, dan kurangnya keinginan untuk mendengarkan suara hati.
Buku Tanpa Tutup (Boleh Nakal tapi Jangan Bejat) adalah sebuah buku yang membahas tentang aneka problema yang kerap dihadapi oleh wanita urban masa kini. Urusan cinta, perkawinan, seks, karier, belanja dan image, umumnya merupakan persoalan yang kerap mendatangi kita semua. Namun, melalui buku Tanpa Tutup, pembaca tak diajak untuk merenungi nasib, apalagi menangisinya. Penulisnya, Maria Dominique, justru mengajak pembaca untuk menertawakan problema.
Buku yang ditulis wartawan majalah gaya hidup, Clara, ini telah menginspirasi 500.000 wanita Indonesia. Dia ditulis berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari bersama kaum sosialita Jakarta untuk mengungkap sisi lain glamor Perempuan Urban Jakarta.
Tentang Penulisb]
Maria Dominique, penulis buku TANPA TUTUP (Boleh Nakal tapi Nggak Boleh Bejat), adalah sebagian dari nama panjang penulis yang lahir di Jakarta pada tanggal 14 Februari, ibu dari Puella Maria de Lourdes Djogo, dan mengisi sebagian besar usianya sebagai wartawan. Mardom, panggilan akrabnya, pernah jadi artis sinetron antara 1995-1998. Saat ini dia tinggal di Bali. [