• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, May 21, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Ujian Nasional bukan Penentu Masa Depan Siswa

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
20 April 2009
in Kabar Baru, Pendidikan
0 0
3

Oleh Luh De Suriyani

Dua pelajar menengah atas, Komang Nila Santi dan Komang Tri, sebulan terakhir ini siaga. Setiap hari jadwal belajar mereka sangat penuh untuk mencoba soal-soal ujian atau les di rumah gurunya.

Informasi bocoran soal ujian nasional pun mulai banyak dibicarakan. “Banyak yang menyebar gosip-gosip bocoran soal atau cara mendapatkannya. Itu sudah biasa jelang ujian,” ujar Nila Santi.

Sebanyak 154.502 pelajar di Bali akan memulai ujian nasional tahun ini pada Senin (20/4). Diawali pelaksanaan ujian bagi siswa menengah atas yakni 38.157 orang. Peserta ujian tingkat sekolah menengah sebanyak 52.296, dan pelajar sekolah dasar 63.779 orang.

Nila dan Tri mengaku banyak teman mereka yang sulit tidur jelang ujian. “Pokoknya tidak ada pikiran lain selain ujian,” kata mereka kompak. Selain soal ujian, yang menambah kegelisahan mereka adalah tim pengawas independen yang mulai tahun ini diterjunkan ke sekolah-sekolah.

“Semakin banyak pengawas, semakin nervous. Jadi takut,” kata Nila.

Kegelisahan peserta ujian sekolah menengah atas ini pun sampai di meja praktik jantung Prof dr. I Wayan Wita, spesialis jantung di Bali. “Sejumlah siswa dan keluarganya datang karena gelisah dan jantung berdebar jauh sebelum waktu ujian,” katanya beberapa waktu lalu.

Fenomena pada pelajar menurutnya ini terjadi dua tahun terakhir ini. “Mungkin karena tekanan psikis yang tinggi dan persiapan ujian yang melelahkan,” kata Wita.

Pelaksanaan ujian nasional tahun ini di seluruh Indonesia akan melibatkan tim pengawas independen dari universitas negeri dan swasta. Sekitar 360 orang dosen yang akan bertugas sebagai pengawas di sekolah-sekolah.

“Banyak pemberitaan yang mengesankan ujian ini makin menakutkan karena ada tambahan pengawas independen. Padahal pengawas bekerja lebih teknis di transfer soal ujian ke sekolah dan mengumpulkan fakta jika ada manipulasi.,” tutur dokter Oka Negara, seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang menjadi salah satu pengawas.

Ia minta pengawas tidak overacting agar tak makin membuat siswa tertekan. Pengawas independen hanya satu orang untuk 200 siswa. Jadi perkiraaannya dua pengawas per sekolah.

Menurut Oka Negara yang juga pendiri komunitas remaja Kita Sayang Remaja (KISARA) ini, ujian nasional dicitrakan terlalu sakral baik oleh sekolah maupun pemerintah.

“Media lebih senang mengulas angka-angka ketidaklulusan sebagai sebuah kegagalan. Tak heran siswa sudah takut duluan, apalagi guru di sekolah,” ujarnya.

Ia menegaskan ujian nasional bukan segala-galanya. “Perlu dipikirkan kembali tentang design yang lebih lengkap dalam “mengelola remaja” atau “mengelola siswa”, karena kita pun tahu beberapa tokoh besar dunia pun di masa sekolahnya tidak berhasil di dunia sekolah tetapi mengalami maturasi dari pembelajaran komprehensif,” tutur dokter yang juga pendiri klinik khusus remaja Kisara Youth Clinic ini.

Menurutnya life skill harus mendapat banyak perhatian di dunia pendidkan sekarang. Kasus yang disebut orang sebagai kenakalan remaja, seperti perkelahian pelajar, kehamilan remaja, lainnya bisa muncul karena kurang dibekali life skill.

Selama ini, Oka mengatakan terjadi prekondisi yang tidak kondusif terhadap ujian nasional itu sendiri. Citranya membuat takut berlebihan, membawa tekanan sendiri. “Yang juga penting  remaja ditanamkan jiwa kreatif dan rasa bertanggung jawab buat dirinya, yang justru nilai-nilai ini lebih penting untuk bisa diinduksi di dunia pendidikan,” sebut Oka.

Sementara I Ketut Wija, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali mengatakan ujian nasional ini akan berlangsung lebih baik karena sistem pengawasannya bertambah. “Pengawasan sudah ketat sejak distribusi soal agar tak terjadi kebocoran,” ujarnya.

English version find at http://www.thejakartapost.com/news/2009/04/20/exam-brings-students-edge-distress.html-0

Tags: ujian nasional 2009
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

No Content Available
Next Post

Kecewa Citra Pulau Dewata

Comments 3

  1. nyoman oken says:
    16 years ago

    ujian nasional bukan penentu masa depan siswa, : ada benarnya, pun ada salahnya.
    benar: jika ayahmu seorang konglomerat, pengusaha atau saudagar, engkau bisa meneruskan usaha ayahmu, dengan motto learning by doing. urusan pembukuan, pajak, import-export,bisa memakai pegawai lulusan S1, S2 atau S3. tetapi yang big-boss tetap kamu.
    salah: jika ayahmu miskin. tanpa ijasah, pekerjaan apakah
    yang bisa didapat. sekarang jadi polisi atau tentara harus lulusan sma. dulu cukup ijasah sr untuk prajurit, dan smp untuk bintara.
    takut ujian memang lumrah, kalau tidak takut, ya hanya ada dua kemungkinan, genius atau goblok & gila.
    life skill menurut saya adalah pelajaran kejuruan untuk bisa mencari nafkah. istilah asingnya berufschule, setelah lulus smp bekerja praktis dan tiap hari senin kesekolah belajar teori. setelah tiga tahun juga harus menempuh ujian supaya mendapat gesellenbrief (ijasah- skill). jika ingin lebih tinggi lagi, ya setelah berpengalaman, ikut ujian menjadi meister. kalau sudah meister bisa buka usaha sendiri atau menjadi pendidik diperusahaan besar.
    tentang tawuran, gasakan, hamil2-an, itu adalah tugas orang tua masing2 yang harus mendidik etika dan moral anak masing2.
    waktu ujian negeri di-pindah2, ya dulu juga begitu. saya sekolah di sr tulangampiang, waktu ujian disuruh test di sr kayumas. apa bedanya ?
    memang saya akui untuk cari nafkah jaman sekarang tambah sulit. sifat anak2 muda juga berubah, mau senang saja, tidak tahan menderita. dikira panganan jatuh dari langit, seperti kisah di injil.
    tertekan batin sedikit, lalu merengek cari dokter jantung, itu pertanda anak itu anak orang kaya yang manja. amit amit. Susah jadi bapak atau orang-tua dijaman edan seperti sekarang.

    Reply
  2. Juragan bugil says:
    15 years ago

    Ujian Nasional tidak menyelaraskan output dengan outcome, dengan UN cari ijazah SMA sekarang susah lebih mudah cari ijazah S2 karena ujian negara di perguruan tinggi dihapuskan dan bila diangkat jadi PNS masuk golongan III/a kalau ijazah SMA hanya masuk golongan II/a

    Reply
  3. Rumah Dijual says:
    15 years ago

    Waah….

    UN jaman ini kayanya HOROR!! liat di tv
    belum ujian udah pada strees, apalagi setelah ujian
    dan jika ada yg ketahuan g lulus, malunya…

    udah saatnya, sekolah berbasis skill dikembangkan lebih
    banyak dan udah siap langsung kerja, jika hanya pengetahuan
    tanpa keahlian

    pilihannya adalah lebih baek tertarik ama school atau skill
    kedepan mungkin kita bakal jadi seperti diluar negeri dimana
    sekolah yang berbasis keahlian bakal laku keras
    and sekolah umum yang melanjutkan kepad bidang keilmuan (kuliah)
    benar2 murni untuk kaum akademisi dan penelitian

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

Ruang Publik jadi Kanvas Terbuka di Tangi Street Art Festival

21 May 2025
Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

Menghidupkan Jaje Sengait, Melestarikan Pohon Aren Pedawa

21 May 2025
Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia