• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Wednesday, May 14, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Ubud Village Jazz Festival yang Menghangatkan Hati

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
12 August 2018
in Kabar Baru, Musik
0 0
0

Angin berhembus cukup kencang sepanjang malam. Pepohonan besar di Agung Rai Art Museum (ARMA) bergoyang, dahan-dahannya melengkung, dedaunan berjatuhan. Rintik hujan mulai membasuh kulit.

Namun interaksi musisi di atas panggung terus berjalan, penonton malah makin menghangat. Memberikan tepukan, bercuit-cuit memberi apresiasi, dan menyoraki tiap musisi usai bermain solo. Sepasang penonton yang duduk paling depan merapatkan diri, saling menghangatkan.

Ubud Village Jazz Festival (UVJF) 2018 ini adalah yang ke-6, setangah lusin tahun bertahan dan dinikmati beragam penonton, aneka umur, dalam suasana intim dan nyaman.

Sepasang laki-laki tengah baya nampak selalu beriring-iringan, duduk lalu berdiri, dan pindah dari satu panggung ke panggung lain yang jaraknya berdekatan. Salah satu dari mereka nampaknya tuna netra. Ia dituntun rekannya tanpa banyak menarik perhatian orang lain. Mereka bergerak dengan leluasa dan tenang saat harus pindah menonton. Ada 3 panggung indah yang dibuat panitia, Padi, Giri, dan Subak. Backgroundnya adalah material alam seperti daun kelapa tua, bambu, dan ada yang beratap ilalang.

Mild Jazz Project Season 3 menutup pertunjukan dengan lagu ceria mengajak berdansa. Sebelumnya, Windy Hariyadi, vokalisnya mengalunkan salah satu lagu legenda, Di Dadaku Ada Kamu dari biduan Vina Panduwinata. Sekilas, warna vokal Windy mirip dengan Vina. Bening dan menentramkan. Band ini diawaki musisi-musisi muda yang berhasil menarik perhatian penonton.

Gegap gempita tepuk tangan juga diberikan untuk trio Triple Ace-Colours in Jazz. Oliver Kent (piano), Uli Langthaler (bass), dan Dusan Novakov (drum) saling menunggu, lalu bersahutan menghasilkan melodi dan interaksi. Mereka jarang memulai main bersamaan, menunggu Oliver dulu berimprovisasi lalu merespon dengan betotan bass atau ketukan drum. Selanjutnya memberikan waktu tiap musisi tampil solo, untuk kembali bersama saling berinteraksi. Berkomunikasi melalui alat musiknya masing-masing.

Suasana diam saat memberikan rekannya berimprovisasi ini lah kekuatan jazz. Kebebasan berekspresi yang dimatangkan oleh talenta. Merayakan pasang surut, seperti memandang laut. Kadang tenang, kemudian tiba-tiba menghentak seperti tamparan ombak.

Seorang penonton meneriakkan nama “Yuri, Yuri, come on Yuri,” untuk mendapuknya berimprovisasi bersama Triple Ace. Yuri Mahatma dan Anak Agung Anom Wijaya Darsana adalah perintis perhelatan UVJF ini. Yuri bermain gitar sementara Anom ahli di bidang tata suara dan panggung. Duet yang saling melengkapi.

Keduanya memberi konteks tema kali ini, Freedom of Expression sebagai sebuah nilai abadi dalam pertunjukkan. Kebebasan berekspresi dalam jazz bukan sekadar bebas menyiptakan bunyi dan improvisasi seenak perut, tapi penuh tanggung jawab. “Kebebasan berekspresi tanpa pengetahuan yang memadai dan kerendahan hati untuk memahami keindahan akan mengakibatkan chaos,” ingat mereka dalam catatan festival ini.

Dalam pidato pembukaan, Heru Djatmiko mewakili UVJF meminta penonton tak ragu mengekspresikan diri merespon musisi. “Kita merayakan cinta dan persaudaraan di sini,” serunya. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace yang baru saja terpilih sebagai Wakil Gubernur mendampingi I Wayan Koster juga menyambut perhelatan jazz ini di Ubud, menambah kekayaan budaya dan keragaman kesenian yang sudah ada.

Keragaman musisi ini nampak dalam line-up UVJF selama 2 hari pada 10-11 Agustus 2018. Tampil untuk pertama kalinya di Bali sebuah group fusion jazz dari Korea Selatan yang beranggotakan 4 wanita, A-FUZZ. Dari Autralia Emilia Schnall, seorang vocalis, pianist dan composer. Gerard Kleijn, salah seorang trumpeter andal dari Belanda, Judith Nijland, vocalist jazz kenamaan Belanda, berkolaborasi dengan Astrid Sulaiman Trio, tampil membawakan beberapa aransemen dari album larisnya ”Jazz Tribute to ABBA”.

Ada juga Insula, sebuah group world-jazz-fusion yang unik yang didatangkan khusus oleh lembaga kebudayaan perancis (Institut Francais). Sebastian Gramms, pemain kontra bass legendaris di Jerman yang akan membawa projectnya yang dinamakan FOSSILE 3. Salah satu yang ditunggu, musisi jazz kenamaan dari Amrika Serikat, Benny Green Trio.

Untuk pertama kalinya UVJF menyelenggarakan kompetisi jazz band untuk para musisi muda pada tanggal 29 April 2018 bertempat di Colony Creative Hub, Plaza Renon Denpasar. Acara ini diselenggarakan sekaligus sebagai acara memperigati hari jazz internasional yang telah ditetapkan oleh UNESCO (PBB) pada 30 April. Pemanangnya, Joda Band, yang digawangi musisi berusia 12-17 tahun.

UVJF bisa dibilang dirintis sejak 2010 dari perhelatan Underground Jazz Movement. Kemudian pada 2013, perhelatan perdana dengan jumlah musisi tak sebanyak saat ini. Musik yang sulit ditebak alurnya, kehangatan tahun ini bertambah dengan free flow wine pada jam tertentu. Ditambah suasana intim dari desain panggung dan penataan ruang, kolaborasi desain arsitek Klick Swantara, Diana Surya, yang diwujudkan dengan elegan melalui instalasi Gede Suanda Sayur.

 

 

Tags: festival jazz di balimusisi jazz di baliUbud Village Jazz FestivalUVJF 2018
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

Imajinatif Eklektik Ubud Village Jazz Festival 2017

Imajinatif Eklektik Ubud Village Jazz Festival 2017

5 August 2017
Next Post
Catatan Mingguan Men Coblong: Syahwat

Di Bali, Sepeda Motor adalah Dewa Kedua

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

Ingin Mulai Transisi Energi? Coba Model EBT Ini

13 May 2025
Senioritas Generasi Teknologi

Senioritas Generasi Teknologi

12 May 2025
matan AI

Intelektual Blangko

11 May 2025
Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

Merawat Kreativitas dan Kebebasan Berpikir Anak Muda Melalui Muruk dan Nutur

10 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia