Penulis: AA Ary Anila Kusuma Wardani (arykusuma.wardani@gmail.com)

Sabtu, 28 Juni 2025, Tempo Dulu Kopi menjadi saksi kolaborasi ramah lingkungan dalam perhelatan Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2025. Di tengah hiruk pikuk acara, TAKSU Reuse hadir sebagai penyedia alat makan guna ulang yang tak hanya fungsional, tetapi juga sarat makna dan misi sosial. Mengusung prinsip “Take, Use, Return,” inisiatif ini membuktikan bahwa acara meriah pun bisa berlangsung tanpa menambah tumpukan sampah plastik sekali pakai.

Visi dan Filosofi TAKSU Reuse

TAKSU Reuse lahir dari inisiatif komunitas PlastikDetox yang sejak 2017 aktif mendampingi acara-acara publik agar lebih minim sampah. Tahun 2018, sistem penyewaan alat makan reusable mulai diperkenalkan dalam kegiatan Sunday Market di Sanur. Di sinilah TAKSU Reuse pertama kali diuji coba.

Nama “TAKSU” merupakan akronim dari Take, Use, Return. Namun di sisi lain, taksu dalam budaya Bali berarti energi spiritual yang memberikan kehidupan dan daya tarik. Filosofi ini selaras dengan tujuan besar mereka, mengubah perilaku konsumsi masyarakat menjadi lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

TAKSU tidak hanya hadir untuk event kecil. Kini, mereka telah menjangkau festival besar, pertemuan komunitas, bahkan merencanakan ekspansi ke lingkungan kampus dan kafe reguler.

Strategi Minim Sampah di Lapangan

Sistem kerja TAKSU Reuse sederhana, tetapi efektif. Penyelenggara kegiatan dapat menyewa peralatan makan, seperti piring, mangkuk, sendok, garpu, dan gelas stainless. Setelah digunakan, alat dikembalikan ke titik pengumpulan untuk kemudian dicuci dan digunakan kembali.

Untuk acara berskala besar, TAKSU juga menawarkan jasa controlling dan pencucian di tempat. Tim mereka aktif menyisir lokasi untuk memastikan tidak ada alat yang tertinggal atau hilang. Tantangan terbesar justru datang dari risiko kehilangan peralatan, terutama sendok dan gelas kecil yang mudah terbawa pulang secara tidak sengaja. Untuk itu, sistem deposit dan edukasi melalui pengumuman serta media sosial digunakan untuk memastikan partisipasi peserta.

TAKSU juga memiliki sistem pendataan untuk menghitung alat yang kembali, alat yang rusak atau hilang, serta potensi sampah plastik yang berhasil dicegah. Dalam beberapa kasus, pihak penyelenggara dikenakan penggantian atas alat yang tidak dikembalikan.

Dampak Lingkungan dan Sosial

Keberadaan TAKSU Reuse telah memberikan kontribusi nyata dalam pengurangan sampah plastik di Bali. Pada AJW 2025, sistem reuse ini berhasil menghindari timbulan sekitar lima kantong sampah plastik besar, setara dengan 10 hingga 15 kilogram sampah sekali pakai. Angka ini meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, TAKSU yang berinduk pada PlastikDetox tercatat telah mencegah penggunaan lebih dari 92.000 plastik sekali pakai dari berbagai kolaborasi event dan festival. Selain itu, inisiatif ini juga membuka peluang keterlibatan masyarakat lokal, termasuk dalam hal logistik, pencucian alat, hingga edukasi di lapangan.

TAKSU juga menjalin kolaborasi dengan komunitas lingkungan dan bank sampah, memperkuat ekosistem reuse dan pengelolaan sampah berbasis komunitas.

Menjawab Krisis Sampah Plastik di Bali

Menurut Sri Junantari, COO TAKSU Reuse, krisis plastik di Bali sangat serius, terutama saat musim wisatawan tinggi. Ia menekankan bahwa ketergantungan pada plastik telah menjebak masyarakat dalam sistem konsumsi yang tidak berkelanjutan.

Bali saat ini bukan hanya butuh peraturan, tetapi sistem reuse yang bisa menjadi bagian dari setiap event. Pemerintah dan penyelenggara acara harus berani membuat keputusan sistemik, bukan hanya solusi tambal sulam.

TAKSU Reuse di AJW 2025

Pada perhelatan AJW 2025 di Tempo Dulu Kopi, TAKSU menyediakan berbagai peralatan makan reusable yang digunakan oleh tenant, undangan, dan peserta sepanjang acara. Salah satu inovasi tahun ini adalah pendekatan pencatatan lebih akurat terkait jumlah alat yang digunakan dan dikembalikan. Hal ini memungkinkan penghitungan dampak lingkungan secara lebih konkret.

Harapannya, kehadiran sistem ini dapat menjadi pembuktian bahwa reuse bukan sekadar konsep, tapi bisa menjadi bagian alami dari sebuah acara.

Apa Kata Peserta?

Banyak peserta mengaku ini adalah pengalaman pertama mereka menggunakan alat makan sewa. Beberapa mengungkapkan rasa puas karena bisa menikmati acara tanpa rasa bersalah menyumbang sampah.

“Awalnya bingung, tapi ternyata mudah dan menyenangkan. Rasanya lebih bertanggung jawab juga,” ujar salah satu peserta AJW 2025.

Testimoni lain datang dari penerima hibah liputan yang mengatakan, “Rasa makannya tetap enak, minumannya tetap segar, meski pakai stainless steel dan yang paling penting tidak nyampah”.

Menuju Budaya Reuse yang Terintegrasi

TAKSU Reuse membuktikan bahwa sistem reuse bisa diterapkan dalam berbagai skala acara. Dengan dukungan tim, mitra komunitas, dan kesadaran peserta, upaya pengurangan sampah plastik bukan lagi mimpi.

Bali tidak kekurangan daftar acara dalam berbagai skala, tapi akan lebih bermakna jika setiap acara menjadi ajang pembuktian bahwa keseruan bisa tetap terjaga tanpa harus meninggalkan jejak sampah setelahnya. TAKSU Reuse mengajak kita semua untuk menjadi bagian dari perubahan ini.

sangkarbet kampungbet