“Slaves of Objects” menjadi tajuk dalam pameran solo seniman mural Wild Drawing (WD) yang telah berlangsung pada 18-26 maret 2020, di Rumah Sanur Creative Hub. Dalam acara pembukaan pameran yang dilangsungkan pada 18 maret 2020, turut dimeriahkan oleh penampilan beberapa musisi seperti Fendy Srimilili, Madness On Tha Block (MOTB), dan Gibly Ninja yang membuat suasana tetap hangat meski harus menjaga jarak demi meminimalisir kemungkinan dari penyebaran virus corona. Foto: Teja Artawan.
Sungguh sangat relevan tema yang diusung dalam pameran mural WD kali ini, menjadi keresahan sebagaian orang melihat bagaimana eksistensi sebuah benda kini mengontrol kehidupan sosial dan psikologis manusia. Sudah saatnya kita kembali melihat benda pada nilai guna. Foto: Teja Artawan.
Dalam karya-karya yang disuguhkan oleh WD pada pameran kali ini banyak memberi kritik pada “benda” yang seharusnya menjadi alat untuk membantu manusia justru menjadi sesuatu yang memperbudak manusia. Dalam beberapa situasi sering kali nilai fungsi pada sebuah benda bukan menjadi hal yang diperhatikan, namun ada nilai lebih yang seolah muncul ketika memiliki benda tersebut, seperti menaikan kepercayaan diri, status sosial, hingga keinginan untuk terus mengikuti tren. Foto: Teja Artawan.
Seperti pada gambar yang memperlihatkan seorang gadis berbusana Adat Bali dikelilingi jarum suntik yang bertuliskan logo dari brand-brand fashion ternama. Saya melihat gambar tersebut sebagai refleksi dari kondisi yang saat ini dialami orang Bali khususnya remaja di perkotaan. Dalam gempuran pariwisata dan akses informasi yang tak terbatas membuat mereka melihat banyak tren yang seolah harus diikuti, termasuk memiliki benda-benda yang minim nilai fungsi. Keinginan tersebut seolah menjadi candu yang sulit dilepaskan dalam melangsungkan kehidupan sosial. Foto: Teja Artawan.