• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, May 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Suka Duka Hasil Panen dan Ritual Padi Lokal Bali

Juni Antari by Juni Antari
5 May 2023
in Kabar Baru, Pertanian
0 0
0
Foto: Anggara Mahendra

Mendengar kabar dari kabupaten penghasil beras di Bali. Subak Ganggangan yang terletak di kawasan Desa Senganan, Tabanan merupakan salah satu penghasil beras merah. Di tengah gencaran varietas bibit dengan masa tanam pendek yakni 3 bulan. Di Subak Ganggangan masih tetap konsisten menanam varietas lokal padi merah Bali.

Menanam padi menurut Kadek Jonita salah satu petani anggota Subak Ganggangan artinya melakukan ritual adat setiap memulai aktivitas di sawah. Ini menjadi nilai berbeda perlakuan padi di Bali. Terlebih pada padi lokal Bali yang memiliki masa tanam 6 bulan. Selain 6 bulan menjadi masa tanam, dalam waktu itu diikuti juga dengan rangkaian ritual.

Selama 6 bulan merawat padi merah, ritual akan dimulai ketika sawahnya masih dalam bentuk lahan kosong. Pada kondisi sawah seperti ini, melakukan ritual memohon izin menanam pada ibu pertiwi. Setelah padi tertanam dan selama masa bertumbuh ia akan membuatkan upakara lagi. Dek Enjoy meyakini pada masa bertumbuh ini, padi dipercayai sedang dalam wujud dewi. Sehingga perlakuan pada masa ini sangat dimuliakan, seperti memperlakukan seorang dewi.

Dalam masa perwujudan dewi, Dek Enjoy tak akan sembarangan melakukan aktivitas pada padinya. “Jika pada masa ini ada angin yang menggoncangkan pertumbuhan padi, saya tidak berani memotong dan menghilangkan tumbuhan padi yang rusak. Tindakan akan dilakukan setelah masa panen dan dibuatkan ritual permohonan izin untuk memanen,” kata Dek Enjoy, panggilan akrabnya.

Setelah memasuki masa panen, ia kembali membuatkan upacara permohonan izin memanen. Seusai aktivitas di sawah, perlakuan padi masih berlanjut di rumah masing-masing petani. Beras dibawa ke rumah dan disimpan dalam jineng (glebeg). Setiap akan diproses menjadi beras Dek Enjoy bersama istrinya, Putu Sri Supariyani akan melakukan ritual lagi.

Di tengah padatnya perlakuan ritual padi Bali, Dek Enjoy dan Sri mulai kesulitan menyediakan bibit padi lokal ini. Bulan Juni ini merupakan masa panen beras merah. Sebab masa tanam sudah dimulai Bulan Januari. Seperti saat ini, Sri dalam menyongsong masa panen tahun ini ia masih memiliki simpanan beras yang dipanen tahun lalu.

Tahun lalu keluarga Dek Enjoy mendapatkan 5 ton beras merah Bali. Sri menurunkan gabah dari jineng akan menunggu hari baik, yaitu setiap Hari Minggu dan menghindari hari Kliwon. Untuk menjadi beras yang sudah disimpan dalam bentuk gabah di jineng, paling minimal membutuhkan waktu 3 hari. Dimulai dari menurunkan gabah dari jineng, kemudian diproses menjadi beras, lalu penjemuran.

Dari simpanan beras Dek Enjoy tahun lalu, hingga Mei 2023 hanya bersisa 30 kg. Selain beras merah Bali, petani Subak Ganggangan juga mengembangkan varietas padi lokal hitam. Dengan ritual yang sama, Sri bercerita mulai kekurangan bibit padi hitam. Saat ini petani Subak Ganggangan menjual beras lokal merah, hitam dan putih dalam merek Umawali. Dengan harga beras hitam 20 ribu per kilogram, beras merah 25 ribu per kilogram dan 13 ribu untuk beras putih.

Karena masa tanam dan jadwal prosesi padi lokal bali yang sangat ketat, Sri sesekali terlambat mengejar persiapan menanam padi lokal. “Memutuskan untuk memilih menanam padi Bali harus serentak dengan petani lainnya di Subak ini,” kata Sri.

Jika lahan belum siap tanam, tapi masa tanam padi lokal bali sudah berlangsung Sri memilih untuk mundur dan tidak ikut menanam di masa itu. Hal ini juga berkaitan dengan hari baik untuk membuatkan laku ritual di sawah. Hanya pada kondisi seperti inilah Sri baru akan menanam varietas padi pendek. Untuk mengisi lahan kosong karena tertinggal masa tanam. Januari tahun 2024 akan dilakukan penanaman padi merah lokal serentak di Subak Ganggangan, Sri mengingatkan.

Meski tantangan dan kepadatan ritual menanam padi Bali, Dek Enjoy dan Sri tidak bergeser pada varietas padi pendek. Menurut Dek Enjoy, menanam padi lokal Bali selain untuk melestarikan varietas lokal, prosesnya berikatan antara sawah, padi dan petaninya. Di tengah kemuliaan ritual, Dek Enjoy juga sedang berjuang menjaga agar memiliki kawasan organik, dengan kembali melakukan perlakuan-perlakuan lokal. Menggunakan pupuk organik, menjaga air dan memegang teguh perlakuan adat pada padi. Selain menghasilkan beras organik, juga menjadi beras yang mengandung energi kebaikan.

Tags: padi bali
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Juni Antari

Juni Antari

aku juga ada di akun instagram @juniyours

Related Posts

No Content Available
Next Post
Edukasi Pemilu dalam Seminar Demokrasi dalam Digitalisasi di Buleleng

Edukasi Pemilu dalam Seminar Demokrasi dalam Digitalisasi di Buleleng

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

26 April 2018
Kisah Babad dalam Sejarah Bali

Kisah Babad dalam Sejarah Bali

9 April 2012
Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023

Kabar Terbaru

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In