Ruang Singgah adalah komunitas yang bergerak di bidang kesehatan jiwa. Sebuah tempat singgah orang-orang yang membutuhkan, agar mereka bisa melanjutkan perjalanan kembali setelah pulih, dan membantu orang lain.
Tim Ruang Singgah ada di 3 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, dan Bali. Kami terbentuk karena semangat yang sama, yaitu menolong sesama di bidang kesehatan jiwa. Komunitas ini berdiri karena kami melihat banyaknya Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) yang membutuhkan bantuan, namun bingung harus meminta bantuan ke mana. Atau bisa juga mengalami kendala biaya dan takut distigma.
Komunitas Ruang Singgah menjadi jembatan antara ODMK dengan para ahli seperti psikiater, psikolog, maupun terapis. Pada akhir tahun 2018, salah satu dari kami menonton video United Hatzalah, ambulans motor yang cepat tanggap dan mampu langsung datang menyelamatkan korban. Dan layanan ini gratis serta dijalankan oleh para sukarelawan.
Dari situ tercetuslah ide untuk membuat Pertolongan Pertama pada Kejiwaan (P3K) yang bisa cepat tanggap menangani kasus kejiwaan. Nama Ruang Singgah didapatkan oleh dua relawan dalam sebuah mobil travel dari Jakarta ke Bandung pada 7 Februari 2019.
Pada 12 Februari 2019 nama Ruang Singgah sempat diganti menjadi Peluk Jiwa bersamaan dengan didapatkannya tim inti di Jakarta. Pada malam harinya terjadi perekrutan tertutup untuk tim Jakarta. Setelah itu kami sempat vakum beberapa bulan.
Lalu pada tanggal 9 Juni 2019 nama Ruang Singgah kembali digunakan. Dan kami mulai aktif merencanakan kegiatan yang akan diselenggarakan mulai bulan Juli 2019 di Bali.
Teman Mendengar
Fitur utama kami adalah Teman Mendengar. Divisi ini adalah tulang punggung Ruang Singgah dan berisikan para sukarelawan yang sudah dilatih untuk menjadi Teman Mendengar yang baik.
Teman Mendengar beranggotakan sukarelawan-sukarelawan yang datang dari beragam latar belakang. Semuanya datang dengan satu tujuan, membantu sesama yang membutuhkan.
Pada Minggu (18/8) lalu pertemuan Teman Mendengar dilaksanakan di kantor Balebengong.id, Denpasar Utara. Para relawan Teman Mendengar duduk lesehan berdiskusi cara-cara dan prinsip mendengarkan yang baik dan efektif, dipandu psikiater Dokter Rai.
Teman Mendengar akan mendengarkan masalah-masalah para klien dalam format empat mata lewat pertemuan langsung maupun perantara seperti pesan tertulis dan telepon. Saat mendengar, Teman Mendengar akan mencatat rangkuman masalah dan akan menyerahkan rangkuman tersebut ke klien untuk nantinya klien bawa ke ahli yang dirujuk seperti psikolog, psikiater, atau terapis.
Rangkuman masalah tersebut nantinya akan diserahkan oleh Teman Mendengar ke Tim Riset (kerahasiaan terjamin) untuk dipelajari dan dilakukan riset mendalam yang bekerjasama dengan para ahli.