• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Monday, September 25, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Pameran Lukisan Seni Brut Artist from Elsewhere

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
17 December 2014
in Agenda, Kabar Baru
0 0
0

Compress_Tanjung9

Bentara Budaya Bali menghadirkan pameran dua perupa art brut, Dwi Putro dan Ni Nyoman Tanjung.

Eksibisi yang digelar dalam tajuk “Artist From Elsewhere: Two Art Brut Artist from Indonesia” ini akan dibuka pada Jumat besok dan berlangsung hingga 27 Desember 2014.

Lokasi pameran di Bentara Budaya Bali (BBB) di Jl. Prof. Ida Bagus Mantra No.88A Ketewel, Gianyar.

Pameran kali ini mencoba mempertemukan sekaligus mempertautkan fenomena dua seniman otodidak, Dwi Putro atau yang lebih dikenal dengan Pak Wi, serta Ni Nyoman Tanjung. Keduanya, melalui fenomena bawah sadar, dianggap kuasa melahirkan karya-karya seni orisinil mempribadi sekaligus kontemporer.

Karya-karya Ni Nyoman Tanjung dan Pak Wi mengejutkan masyarakat seni rupa Indonesia. Mereka berdua, di tengah segala keterbatasannya, sanggup secara terus menerus menghasilkan lukisan-lukisan dan juga karya-karya tiga dimensi.

Terasa pula dalam karya-karya mereka menyimpan kedalaman emosional dan psikologis tertentu. Layaknya seniman umumnya yang telah tersohor atau memiliki capaian terpujikan.

Kurator pameran ini adalah George Breguet, Made Budhiana dan Jean Couteau.

Selain menghadirkan karya-karya dua dimensi Dwi Putro dan Ni Tanjung, ada pula pemutaran video dokumenter mengenai kedua perupa ini, sekaligus dialog yang memperbincangkan posisi seniman outsider dalam kancah seni rupa Indonesia dan dunia.

Memeriahkan pameran outsider art ini akan tampil pula Orkes Keroncong Remaja Dewata – Wirama Sisin Carik, menghadirkan tembang-tembang lokal, lagu-lagu berbahasa Bali yang tidak hanya akrab dalam keseharian, namun juga bermuatan pesan akan keelokan alam budaya pulau ini yang tersohor hingga ke mancanegara.

Orkes keroncong ini dipimpin oleh Krisna Putra, terdiri dari Ktut Piano (bass), Ketut Kerok (melodi), Putu Dika (cuk), Guntur Aditya (Cak), Komang Setiyaji (cello), Puja (biola) dan Bli Jo (flute). Pentas keroncong kali ini juga menjadi bagian dari jelang tutup tahun 2014 di BBB.

Adapun diskusi seni rupa akan berlangsung pada Minggu (21/12) di BBB. Diskusi menghadirkan pembicara para kurator pameran ini dan Nawa Tunggal (jurnalis yang juga adik Dwi Putro).

Dialog akan menelaah perihal keberadaan seniman-seniman terpinggirkan atau outsider art, yang mencipta dan berkarya di ambang batas ketaksadaran. Dalam dunia senirupa, dikenal dengan istilah art brut, yang dalam kesejarahannya juga mewarnai kehidupan seni secara keseluruhan.

Bahkan, telah berdiri museum art brut di Lausanne, Swiss, yang mengoleksi karya-karya mereka yang dipandang mengalami gangguan psikis atau skizofrenia, termasuk juga karya-karya Ni Tanjung, yang belum lama ini dipamerkan besar-besaran di sana.

Menurut Putu Aryastawa, penanggunjawab pameran BBB, diskusi kali ini juga didasari oleh peristiwa pada Agustus 2014, yakni pameran fotografi internasional di BBB mengenai fenomena orang-orang terpasung.

Melalui kacamata 13 fotografer lintas negara tersebut dihadirkan beragam ekspresi penderita gangguan mental, suasana lingkungan terpasung, peralatan pasungan, kondisi tubuh terpasung, penanganan medis, hingga kesembuhan, yang tujuan utama yaitu sebagai sebentuk seni penyadaran.

Lebih lanjut, pada diskusi art brut ini akan dibahas pula perihal posisi para seniman yang terpinggirkan tersebut dalam dunia seni rupa Indonesia bahkan dunia, termasuk perkembangan seni rupa art brut internasional. Selain itu, muncul pula pertanyaan; sungguhkan seni-seni yang dianggap art brut atau yang sepenuhnya mencerminkan orisinalitas senimannya hanya dapat dilahirkan melalui fenomena gangguan mental atau alam bawah sadar?

Istilah art brut dicetuskan pertama kali oleh Jean Dubuffet, seniman Perancis yang mengumpullkan karya-karya seorang pasien rumah sakit jiwa bernama Adolf Wolfli (1864- 1930). Konsep Art Brut mengacu pada karya-karya seni dari dunia ‘luar’, melampaui alam bawah sadar, di mana ‘insting, nafsu, marginalitas, dan kekuatan purba dan delirium’ berpotensi dalam kreativitas seni, dan dianggap setara dengan art nhgre atau African Art. Pada tahun 1972, seorang kritikus seni dari Inggris, Rogers Cardinal, kemudian menyebutnya sebagai outsider art.

Karya Dwi Putro

Sekilas tentang seniman
Seniman bernama lengkap Dwi Putro Mulyo (51), lebih dikenal dengan Pak Wi, di kota Yogyakarta, 10 Oktober 1963. Sejak umur sembilan tahun, kesehatannya mulai menampakkan kelainan ketika fungsi pendengarannya melemah, dan beberapa kali tidak naik kelas. Saat berusia 12 tahun ia disekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) di Yogyakarta dan saat berusia 18 tahun jatuh cinta pada seorang gadis yang mengakibatkan kesehatan mentalnya mulai labil.

Dalam pandangan masyarakat umum, Pak Wi dinilai mengalami disorder atau gangguan psikis. Keluarganya berinisiatif untuk mencari jalan keluar dengan mendorongnya melakukan proses cipta, termasuk mengekspresikan kecintaannya pada dunia wayang dalam karya dua dimensinya.

Hingga kini, Pak Wi telah melukis ribuan figur imajiner atau tokoh wayang, serta pernah memperoleh penghargaan Rekor MURI melukis di kanvas sepanjang 88 meter. Lukisan-lukisan Pak Wi pernah pula dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta pada 11-13 Oktober 2013.

Ni Nyoman Tanjung (94), asal Banjar Besang, Desa Ababi, Karangasem Bali. Ni Tanjung sehari-hari hidup dengan dunianya yang tersendiri, antara sadar dan tak sadar, telah menciptakan sebuah karya seni rupa yang luar biasa. Ia diperkirakan lahir sekitar tahun 1920-an, dan mendapat pengalaman traumatis semasa pendudukan Jepang di Bali (1942-1945), dipaksa meninggalkan kampung halaman untuk kerja paksa.

Pada tahun 2012 Ni Tanjung bersama dengan 9 seniman terpilih lainnya menerima Anugerah Budaya dari Bentara Budaya. Para maestro tersebut antara lain: Anak Agung Ngurah Oka (Seniman Keramik Klasik – Bali), Pang Tjin Nio (Sinden Gambang Kromong – Jakarta), Rastika (Pelukis Kaca – Cirebon), Sitras Anjilin (Seniman Wayang Orang – Merapi Magelang), Sulasno (Tukang Becak dan Pelukis Kaca – Yogyakarta), Mardi Gedek (Dalang Wayang Klithik – Bojonegoro Jawa Timur), Dirdjo Tambur (Pemain Ketoprak Senior – Yogyakarta), Hendrikus Pali (Penggiat Tenun dan Seni Tari – Kambera, Sumba Timur NTT), dan Zulkaidah Harahap (Ketua Opera Tradisional – Batak Sumatra Utara).

Ni Tanjung mulai berkarya dengan mengumpulkan bebatuan dari sungai terdekat, membuatnya menjadi gundukan-gundukan kecil, melukis ragam wajah di permukaannya. Intensitas berkaryanya meliputi pula sosok-sosok wayang dari kertas-kertas yang menampilkan wajah-wajah unik, serta hadir dengan ekspresi kekinian atau kontemporer.

Bentuk-bentuk rupa yang begitu individual dan unik ini menjadi kekuatan dan ciri tersendiri dari buah ciptanya. Tidak heran, dikuratori oleh Lucienne Peiry, karya-karyanya pada 2014 dipamerkan dan dikoleksi pula di Museum Collection d’Art Brut, in Lausanne Switzerland, serta disandingkan di berbagai ajang internasional bersama perupa-perupa art brut lainnya seperti Gustav Mesmer, Giovanni Bosco, Antonio Roseno de Lima, Monsieur Kashinath dan Ezekile Messou. [b]

Tags: AgendaBentara BudayaSeniYang Tak Bersuara
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Cerita Rasa

Cerita Rasa Festival: Rintisan Festival Desa di Jembrana

6 August 2022
In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

29 April 2021
Jalan Terjal Kedaulatan Benih bagi Petani

Jalan Terjal Kedaulatan Benih bagi Petani

18 March 2021
Pandora Paradise, Cermin Hidup Kita yang Tanpa Rahasia

Pandora Paradise, Cermin Hidup Kita yang Tanpa Rahasia

18 December 2020
Next Post
Memanen Cahaya Mentari Mengubah jadi Energi

Memanen Cahaya Mentari Mengubah jadi Energi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023

Kabar Terbaru

Nyamannya Bus Trans Sarbagita ke Nusa Dua

Melihat Transportasi Umum di Bali Bekerja

25 September 2023
Pemprov Bali Harus Segera Penuhi Kebutuhan Warga

Mengapa Sengketa Adat di Bali Begitu Rumit?

25 September 2023
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In