Olahraga lari akhir-akhir ini kian diminati berbagai kalangan di daerah Kota Denpasar dan sekitarnya. Bagi sebagian orang, berlari mungkin adalah sebuah tantangan dan kadang mengintimidasi, utamanya bagi mereka yang baru memulai running journey-nya.
Open Mile Running hadir sejak Juli 2023 sebagai komunitas perempuan pelari berbasis di Bali untuk mengakomodir perempuan yang ingin menyalurkan atau mengembangkan hobi berlari. Perempuan-perempuan yang tergabung dalam Open Mile Running terdiri kira-kira 30 anggota dari berbagai kalangan perempuan muda, karier, maupun ibu rumah tangga. Masing-masing anggotanya memiliki motivasi yang beragam mulai dari alasan kesehatan, mencari komunitas untuk bersosialisasi, mendisiplinkan diri, dan lainnya.
Kegiatan perseorangan diri di ruang publik kerap kali memunculkan ketakutan dan rasa was-was bagi kebanyakan perempuan. Tak ayal kemunculan sebuah komunitas seolah menjadi wadah aman bagi perempuan untuk menjalankan kegiatannya.
“Kalo lari sendiri sebagai perempuan kan di ruang publik sering dicuit-cuitin, dibully lah sama beberapa orang kayak ‘udah lari berapa kilo? Itu kayaknya ngos-ngosan’ ‘hai cantik,’ kayak gitu-gitu kan. Makanya kalo, kenapa seneng lari sama komunitas kayak ada ngerasa dilindungi gitu. Intensitas untuk dibullynya itu lebih rendah kalo bareng-bareng” tutur Puspita Murti, salah satu inisiator Open Mile Running.
Bagi sebagian anggota, lari merupakan meditasi yang mampu membuat pikiran menjadi lebih jernih, sebagian lagi beranggapan bahwa lari merupakan sebuah tantangan yang perlu ditaklukkan. Masing-masing anggota Open Mile Running memiliki pace lari yang beragam, ada yang sudah mencapai pace 5 atau 6 yang biasanya memimpin rombongan pelari. Namun ada juga yang baru memulai running journey-nya sehingga memerlukan penyesuaian pace berlari. Di dalam rombongan pelari, terdapat 2 sweeper yang bertugas untuk menjaga di depan dan belakang rombongan sehingga tidak perlu khawatir akan tertinggal.
Banyak orang berasumsi bahwa dalam berlari tidak diperkenankan untuk mengambil jeda dan harus terus menerus berlari, namun anggapan tersebut rupanya keliru. Berlari sesungguhnya membutuhkan stamina yang cukup, maka dari itu Open Mile Running mendorong anggota-anggotanya agar selalu memperhatikan kenyamanan saat berlari dan lebih mendengarkan tubuh mereka agar tidak terlalu memaksakan diri saat akan berlari.
“Kalo di Open Mile ini, kita support aja dan gak akan merasa ditinggal. Kamu gak usah was-was kamu akan ditinggal kita-kita kok,” lanjut Puspita.
Komunitas ini terbuka bagi seluruh kalangan perempuan pelari pemula dan menjunjung pace inclusivity. Open Mile Running dijadwalkan rutin setiap sabtu pagi dan tambahan hari sewaktu-waktu dengan rute sepanjang 5 kilometer seputaran Renon bertitik awal di Dopa Renon, seputaran pusat kota bertitik awal di Jenar Kopi, atau jalur Pantai Mertasari. Selain itu Open Mile Running juga sewaktu-waktu mengadakan rute berlari selain Kota Denpasar. Untuk informasi selengkapnya terkait kegiatan Open Mile Running, silakan klik di sini!
situs mahjong
Cara gabung disini gimana yah kak