• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Tuesday, May 20, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru Kabar

Olah Sampah Organik Jadi Pupuk Cair di Desa Dukuh

Ni Putu Ary Pratiwi by Ni Putu Ary Pratiwi
27 May 2019
in Kabar, Lingkungan
0 0
0

Conservation International (CI) Indonesia dengan dukungan Nissan Global telah menyelenggarakan pelatihan pengolahan sampah organik rumah tangga dan sisa daun Gebang yang sudah diambil seratnya untuk menjadi kompos dengan kandungan nutrisi yang lebih baik akhir Maret lalu.

Pelatihan dilakukan di Balai Kelompok Darma Kerti yang diikuti anggota Kelompok Tani Ternak Darma Kerti di Dusun Bahel, Desa Dukuh. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan komposter untuk pengolahan di rumah masing-masing. Diharapkan peningkatan keterampilan ini ini akan turut membantu memperbaiki kualitas lahan perkebunan setempat.

“Melatih warga untuk bisa membuat pupuk organik merupakan pendekatan untuk meningkatkan kualitas tanah dari tingkat rumah tangga. Kami bantu sediakan komposter aerob,” ujar Adi Mahardika selaku project officer program Reforestasi Bentang Alam Gunung Agung CI Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut, setiap rumah anggota kelompok tani Darma Kerti difasilitasi komposter untuk mengolah sampah organik skala rumah tangga. Nyoman Darma, Ketua Kelompok Tani Darma Kerti menyambut baik hal tersebut.

Sebanyak 15 komposter yang diberikan kemudian dibagikan kepada kelompoknya. Komposter cair merupakan alat sederhana yang digunakan untuk membantu kerja bakteri pengurai aneka material organik berupa sisa sayur, buah dan nasi agar menjadi pupuk organik. Biasanya komposter skala rumah tangga terbuat dari ember atau tong plastik berukuran 20-200 liter. Komposter memiliki instalasi untuk sirkulasi udara didalamnya sehingga membantu proses pengomposan aerob dan mempercepat proses penguraian sampah.

Sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur dan buah dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam komposter. Bioaktivator EM4 ditambahkan ke dalam sampah tersebut. Setelah beberapa hari/minggu, komposter akan menghasilkan cairan sebagai hasil dari proses fermentasi. Cairan dialirkan melalui selang komposter dan ditampung dalam wadah penampungan. Dalam wadah penampungan, cairan ditambahkan EM4 dan disimpan selama seminggu. Hasil inilah yang dinamakan Pupuk Organik Cair (POC).

POC dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair dengan perbandingan 1 POC dengan 10 bagian air. POC akan memberikan nutrisi tambahan untuk tanaman-tanaman perkebunan warga. “Saya coba buat dengan memasukkan sampah sayur dan buah ke dalam komposter. Sudah menghasilkan 1 liter POC, nantinya akan digunakan menyiram tanaman di pekarangan rumah,” cerita Nyoman Darma sambil menunjukkan POC yang ditampung dalam kemasan air mineral.

Upaya pengolahan sampah organik menjadi POC adalah salah satu bentuk pengelolaan lahan kritis yang dimulai dari tingkat rumah tangga ungkap Adi Mahardika. “Diharapkan dapat meningkatkan kesuburan pohon-pohon di kebun masing-masing keluarga. Ini langkah kecil, tapi pohon-pohon yang tumbuh subur adalah kunci bentang alam yang sehat,” harapnya.

Tags: Balidesa dukuhkaranagsempupuk cair organik
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Ni Putu Ary Pratiwi

Ni Putu Ary Pratiwi

Pegiat Pers Mahasiswa Akademika Universitas Udayana Bali. Belajar di Sloka Institute.

Related Posts

Bali Hampir Habis, Semenjana dan Tergantikan

4 January 2025
Over Development Bali di UWRF 2024

Over Development Bali di UWRF 2024

23 October 2024
Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

Yang Lalu Jangan Biarkan Berlalu, Tuturkan di Indonesia Bertutur

13 August 2024
Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

Menelaah Pembungkaman PWF 2024 dari Berbagai Perspektif Hukum

7 June 2024
Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

Sudahkah Bali Ramah Pejalan Kaki dan Transportasi Publik?

28 May 2024
Dampak Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali Baru Sejauh Ini

Karya Agung dan Serdadu-Serdadunya

28 May 2024
Next Post
Di TBK Semua Orang Dihargai Sesuai Martabatnya

Buku Bercerita, Ya! Bercerita tentang Buku

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

Warisan Kuliner dan Talenta Lokal dalam Ubud Food Festival 2025

20 May 2025
Melihat Hukum dari Lubang Toilet

Melihat Hukum dari Lubang Toilet

19 May 2025
[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

[Ilustrasi] Wacana Bali Mandiri Energi Bersih

18 May 2025
Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

Kampanye 2 Anak Dihentikan, Ini Instruksi KB Krama Bali

17 May 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia