• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Sunday, June 15, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Oka Blangsinga, Menari di Istana hingga Medan Perang

Redaksi BaleBengong by Redaksi BaleBengong
29 April 2017
in Kabar Baru, Sosok
0 0
0
Oka Blangsinga menari sejak belia hingga akhir hidupnya.

Ida Bagus Oka Wirjana meninggalkan jejak nama besar. 

Penari yang lebih dikenal dengan nama Ida Bagus Oka Blangsinga ini berpulang 3 Februari 2017 lalu. Menghormati dedikasi maestro tari Kebyar Duduk itu, Bentara Budaya Bali akan menggelar acara Obituari.

Obituari tentang Oka Blangsinga yang meninggal pada usia 87 tahun itu akan diadakan pada Sabtu (29/4) pukul 18.30 WITA di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Gianyar.

Oka Blangsinga lahir pada 1929. Sejak belia ia belajar menari Baris di bawah bimbingan pamannya Ida Bagus Kompiang. Dia juga telah tampil menari di Istana Kepresidenan masa Soekarno dan menjadi duta negara dalam kunjungan di Eropa, Asia, Amerika, dan Jepang.

Perjalanannya sebagai penari juga tak lepas dari kisah heroik. Dalam sebuah wawacara, Oka Blangsinga mengaku pernah menjadi penari Angkatan Perang pada 1950-an. Kala itu ia sempat mengalami situasi terjebak selama empat jam dalam suasana perang di mana peluru bersliweran di atas kepala.

Di kancah kesenian Bali dan internasional, Oka Blangsinga paling sohor sebagai penari Kebyar Duduk yang mumpuni. Ia mempelajari Tari Kebyar Duduk secara diam-diam, otodidak, melalui pengamatan langsung sewaktu maestro I Ketut Marya (Mario) berlatih atau pentas.

Kala itu semasa penjajahan Jepang dan Ida Bagus Oka Wirjana masih duduk di Sekolah Rakyat di Tabanan. Sewaktu mempelajari secara mendalam Kebyar Duduk, Ida Bagus Oka Wirjana kemudian banyak mendapatkan bimbingan dari tokoh-tokoh kesenian di Gianyar seperti Anak Agung Gede (Puri Sukawati), Cokorde Oka (Puri Singapadu), Bapak Geriya, dan Bapak Geredek (Singapadu).

Dalam agenda Obituari kali ini akan ditayangkan dokumenter sosok Oka Blangsinga yang merangkum kiprah serta proses berkesenian sang maestro selama ini. Selain itu dipertunjukan pula Tari Baris oleh I Wayan Purwanto serta Tari Kebyar Duduk oleh Ida Ayu Triana Titania Manuaba, yang merupakan murid serta cucu Oka Blangsinga. Pertunjukan tari ini akan diiringi sekaa gong Pinda pimpinan I Ketut Cater.

Oka Blangsinga membawakan tari Kebyar Duduk yang tersohor.

Turut memperkaya bacaan serta pemahaman kita terhadap sosok seniman kelahiran Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini, dihadirkan juga pameran foto memorabilia Ida Bagus Oka Blangsinga, serta testimoni dari keluarga serta sahabat.

Pameran diikuti oleh Doddy Obenk, Tjandra Hutama K, D P Arsa Putra, Komang Parwata SSn., I Gusti Agung Wijaya Utama SSn., Dechi IDK Rudita Widia Putra, Windujati, I Putu Apriwidana, Adriaan Palar, Ida Bagus Alit, Carola Vooges, Irina, Miranda Risang Ayu Palar, Dushanka,Luciana Ferrero dan Yoko Yamada.

Program kerja sama dengan Yayasan Ida Bagus Blangsinga ini secara khusus juga menghadirkan Prof. Dr. I Made Bandem, MA. dan Prof. Dr. I Wayan Dibya, SST., MA. Dua budayawan sekaligus maestro seni Bali akan berbagi pandangannya perihal kiprah serta capaian Ida Bagus Oka Wirjana selama ini, berikut sumbangsihnya terhadap dunia kesenian di Bali.

Pada 1954, bersama Made Darmi Rupawati, Gadung Arwati dan Gusti Ayu Manjawati, Oka Blangsinga mewakili Indonesia dalam sebuah Festival Tari di Pakistan. Ia juga pernah tampil di Hawai, Tokyo, Hongkong, Singapura bersama Sekaa Gong Sanur (1962), juga ke Swedia (Stockholm) pada tahun 1991.

Atas dedikasinya berkesenian, Ida Bagus Oka Wirjana memperoleh sejumlah penghargaan antara lain dari Panglima Daerah Angkatan Kepolisian XVI Nusa Tenggara Barat (1969), sekolah-sekolah di Kota Nara Jepang (1981), Wija-Kesuma dari Bupati Gianyar (1985), Dharma Kusuma Media dari Gubernur Bali (1987), Penghargaan dari Gubernur Sapporo Jepang (1988), Penghargaan dari Dewan Kesenian Pusat Jakarta (1999), SIWA NATARAJA dari Institut Seni Indonesia Denpasar (2008).

Pada tahun 2013 lalu sempat pula digelar di Bentara Budaya Bali sebuah acara bertajuk “Tribute to Maestro Blangsinga: 75 Tahun Berkarya”. Selain pertunjukan tari alih generasi, dimaknai pula berbagai respon kreatif dari sejumlah perupa dan fotografer.

Obituari adalah sebuah program penghormatan pada dedikasi, totalitas dan capaian para seniman lintas bidang. Selain menghadirkan kembali karya-karya masterpieces yang bersangkutan, dibincangkan juga warisan kreativitas sang seniman, berikut sumbangsihnya pada kemajuan seni budaya.

Program Obituari ini ditandai pula acara testimoni dari rekan dan sahabat, yang merefleksikan kehangatan persahabatan serta pergaulan kreatif mereka selama ini.

Bentara Budaya Bali pernah menggelar acara Obituari bagi penyair Wayan Arthawa, pelukis Wahyoe Wijaya, kurator seni rupa Thomas Freitag, koreografer dan penari I Nyoman Sura, pematung I Ketut Muja, serta kartunis dan cerpenis I Wayan Sadha, aktor teater Kaseno dan pelukis Tedja Suminar. [b]

Tags: AgendaBentara Budaya BaliObituariOka BlangsingaSosok
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Redaksi BaleBengong

Redaksi BaleBengong

Menerima semua informasi tentang Bali. Teks, foto, video, atau apa saja yang bisa dibagi kepada warga. Untuk berkirim informasi silakan email ke kabar@balebengong.id

Related Posts

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Cerita Rasa

Cerita Rasa Festival: Rintisan Festival Desa di Jembrana

6 August 2022
In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

In Jazz We Trust, Perayaan Jazz secara Hibrida

29 April 2021
Ketut Ismaya

Mantan Preman dan Suka Dukanya

2 December 2020
Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

Menggunakan Kesenian untuk Mengatasi Krisis Lingkungan

1 December 2020
KEMBALI 2020: Lifetime Achievement Award untuk Toeti Heraty

KEMBALI 2020: Lifetime Achievement Award untuk Toeti Heraty

1 November 2020
Next Post
Keliling Kota di Hari Pertama Festival Semarapura

Keliling Kota di Hari Pertama Festival Semarapura

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

Penciptaan Ancaman di Pulau Para Jagoan

14 June 2025
Menimbang Program Ecobrick di Sekolah Jembrana

Menimbang Program Ecobrick di Sekolah Jembrana

13 June 2025
Budaya Ngayah Makin Langah

Budaya Ngayah Makin Langah

13 June 2025
Temu Teknologi di Serangan

Temu Teknologi di Serangan

12 June 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia