Sumber: Bali Post
TOKOH agama Hindu dan pendidikan di Bali, Prof Dr. I Gusti Ngurah Gorda, M.S., berpulang, Selasa (23/10) kemarin. Gorda bukan hanya milik Undiknas, melainkan milik masyarakat Bali.
Dia dikenal ahli dalam bidang ilmu manajemen-ekonomi, namun juga dikenal membumikan manajemen berbasis Hindu. Makanya hampir tiap ceramahnya di acara Dharma Wacana di Bali TV dan di seminar-seminar akademik selalu bernuansa manajemen Hindu.
Dalam kondisi sudah sakit pun Gorda tetap kuat mengisi pencerahan agama Hindu di Bali Post tiap purnama. Pendiri Undiknas bersama Drs. Wayan Sambereg ini, tetap kukuh dengan komitmennya bahwa SDM Hindu harus maju jika ingin memenangkan persaingan. Bahkan ia mengajak krama Bali tak hanya berlomba membenahi parahyangan, namun juga membenahi SDM Hindu.
Gorda dilahirkan di Sukasada, Buleleng, 27 Desember 1941.
Suami dari Anak Agung Ayu Ngurah Ratyni (alm) memiliki lima anak masing-masing A.A. Ngurah Martha Gorda (alm), A.A. Ayu Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H. M.M., Dr. A.A. Ngurah Oka Suryadinata Gorda, S.E., M.M., A.A. Ngurah Eddy Supriyadi Gorda, S.Sos. M.Si., dan A.A. Ngurah Sri Rahayu Gorda, S.H.,M.M.
Bidang Pendidikan
Rektor Undiknas, Prof. Dr. Gede Sri Darma, S.T.,M.M., mengaku sangat kehilangan tokoh panutan. Bahkan ia menyebut almarhum seorang ”Struggle Man”, pantang menyerah dalam meraih cita-cita. Di samping memiliki semangat tinggi mendidik putra-putrinya.
Di mata masyarakat, kata dia, almarhum dikenal suka bekerja keras mencerdaskan anak bangsa dan memiliki pemahaman mendalam tentang manajemen warisan Hindu yang sangat modern dan kini membumi di Bali.
Gorda menghembuskan napas terakirnya sekitar pukul 10.10 di Paviliun Amerta RSUD Wangaya Denpasar, Selasa (23/10) kemarin. Menurut penuturan staf pribadinya, sejak beberapa minggu belakangan ini kondisi kesehatan Gorda makin memburuk.
Gorda dirawat di RSUD Wangaya sejak 16 Agustus lalu karena menderita sirosis (pengerasan hati). Anak ketiganya Suryadinata Gorda menuturkan sirosis yang dialami ayahnya sudah menyebar hingga ke bagian tubuhnya yang lain.
Kata Oka paru-parunya juga sudah terisi dengan darah. Sebenarnya harus dilakukan operasi pembuatan lubang untuk menyedot darah pada paru-parunya, tetapi dokter yang merawatnya mengatakan risikonya tinggi jika dilakukan operasi. Prof. Gorda meninggalkan lima anak dan enam orang cucu. Rencananya, jenazah almarhum akan dibawa langsung ke rumah duka, Puri Anyar Sukasada Buleleng. (sue/can)