• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, December 10, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Agenda

Mengembalikan Arsitektur Usai Bencana

Riri Prabandari by Riri Prabandari
11 January 2011
in Agenda, Kabar Baru, Lingkungan
0 0
0

Teks dan Foto Riri Prabandari

Arsitektur bisa hadir maksimal bahkan dalam suatu keterbatasan.

Jumat malam lalu, Architects Under Big 3 edisi pertama di tahun 2011 dibuka Popo Danes. Dia sekaligus mengenalkan Green Building Council Indonesia (GBCI) Bali kepada sekitar 60 orang yang hadir malam itu. Popo Danes mengajak para arsitek muda untuk ikut mengenal dan bergabung dalam GBCI Bali.

Presenter Architects Under Big 3 #9 Rossi Irawan kemudian membuka malam dengan memutar video tsunami yang menerjang Daerah Istimewa Aceh 26 Desember 2006 silam. Video itu membuka kembali kenangan pahit betapa bencana besar tersebut. Dalam sekejap dia meluluhlantakkan seluruh kota dan menelan banyak korban jiwa.

Momentum 26 Desember memaknai kembali bencana tsunami di Daerah Istimewa Aceh dari sudut pandang arsitektural. Memaknai lagi bagaimana arsitektur  bisa memberikan sumbangsih terhadap kemanusiaan. Berbagi sebuah wacana tentang berproses, berarsitektur.

Rossi membagi presentasinya dalam dua garis besar. Pertama, Balance Between Constraint (keseimbangan dalam keterbatasan), cuplikan frase dari tulisan Moshe Safdie, arsitek dari Israel. Kehadiran arsitektur tidaklah selalu diidentikan dengan bentuk yang megah, monumental maupun mewah. Lebih dari itu, arsitektur merupakan sebuah solusi responsif yang bisa hadir dengan segala kondisi.

Segala keterbatasan tidak akan menghalangi proses kreatif untuk menciptakan (invent) produk arsitektur berkualitas. Dalam hal ini, proses analisis data tentang keadaan sekitar sangat penting. Sebab, potensi lahan dan sumber daya ini kemudian dimaksimalkan untuk menghasilkan produk arsitektur. Konteks yang digunakan dalam hal ini bukan hanya tipologi lokal, tetapi lebih pada usaha memaksimalkan potensi yang dimiliki atau tersedia di lokasi. Termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia yang ada.

Salah satu contoh nyata adalah Gando Primary School di desa terpencil bernama Burkina Faso, Afrika. Sekolah ini menggunakan material setempat dan mengajak masyarakat sekitar berpartisipasi langsung dalam pembangunan. Metode pembangunan menggunakan metode lokal, seperti penggunaan bata pres yang sudah biasa dilakukan. Material modern yang digunakan ada pada bagian atap. Mereka menggunakan seng gelombang dan rangka baja sebagai strukturnya. Arsitektur sekolah ini meraih Aga Khan Award, penghargaan prestisius di bidang arsitektur.

Contoh lainnya adalah Sandbag Prototype. Dilatarbelakangi oleh banyaknya pengungsi dan orang terlantar akibat bencana dan perang, seorang arsitek Iran menghasilkan penelitian tentang rumah tinggal murah dari material apa adanya. Konsep perancangannya, setiap orang bisa mendirikan sendiri dan murah karena bahan-bahan diambil dari material di sekelilingnya.

Metodenya yaitu mengumpulkan tanah atau lumpur yang dimasukkan dalam sebuah karung dan disusun menjadi bentuk kubah yang diikat kawat. Shelter dari kantong pasir ini merupakan prototype untuk tempat tinggal sementara dalam keadaan darurat. Pada perkembangan selanjutnya dapat digunakan sebagai tempat tinggal permanen dengan menambahkan finishing semen.

Arsitektur untuk Kemanusiaan
Bencana di Aceh menggerakkan hati Rossi untuk bergabung tim dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Tim ini ditunjuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membantu urusan penyediaan tempat tinggal sementara. Mereka bertugas di Calang, Aceh, salah satu dari dua daerah yang paling parah terkena imbas tsunami. Tim bertugas membuat bangunan yang kontekstual dengan keadaan saat itu.

Berdasarkan kebutuhan masyarakat muncul konsep bangunan yang mampu memberikan privatisasi, bukan tempat tinggal massal seperti tenda penampungan. Selain itu, syarat bangunan bisa dibangun oleh siapa saja, material mudah didapat dan tahan gempa, harus bisa dipenuhi.

Konsep ini diwujudkan melalui penggunaan material bangunan yang tidak menggunakan banyak jenis dan memanfaatkan beberapa material lokal. Material kayu papan digunakan untuk dinding dan atap, bata bekas digunakan untuk dinding kamar mandi dan pondasi, asbes menjadi alternatif material atap. Alat untuk membangun pun sederhana, seperti palu, paku dan gergaji. Mereka tidak memerlukan penggunaan alat berat.

Rangka modular per 1.2 meter agar fungsinya efisien. Luas per tipe tempat tinggal seluas 36 meter persegi, ditentukan oleh Badan Mitigasi Bencana. Untuk membangun satu buah rumah, diperlukan waktu target minimal 10 jam. Namun karena keadaan di lapangan, waktu untuk membuat satu unit rumah berkisar selama 2 hari.

Proses pembangunan rumah yang disebut dengan RIA (Rumah ITS untuk Aceh) dimulai dari pondasi, semua dilakukan manual. Mulai dari penyikuan dan pekerjaan bekesting. Sistem pondasi umpak (40 x 20 x 30 cm) kemudian dipasang besi tulangan. Memasang modular kuda-kuda. Setelah itu, memasang dinding untuk mengikat antar modul kuda2 menjadi sebuah ruang. Proses selanjutnya pemasangan  atap dari asbes. Proses finishing  ditandai dengan pengerjaan lantai semen. Bangunan darurat yang dihasilkan tidak hanya berfungsi sebagai rumah tapi juga sekolah, kantor pemerintahan.

Pembangunan rumah RIA dilakukan oleh LSM, relawan dan TNI dari batalyon zeni. Relawan bekerja tiap hari mulai pukul 8 pagi sampai 4 sore dan menempuh perjalanan kaki sejauh 2 km dari tenda tempat tinggal selama di Aceh ke lokasi pembangunan.

Konsep RIA secepatnya mengembalikan kehidupan normal setelah mengalami bencana besar dimulai dengan hadirnya arsitektur. Pencapaian yang memuaskan bisa memberikan sumbangsih sehingga korban bencana mampu memulai kehidupan secara normal kembali.

Hal ini membuktikan bahwa dengan hadirnya arsitektur mampu menjadi titik awal dalam membangkitkan kegiatan sosial masyarakat untuk selanjutnya dapat mengembalikan kehidupan masyarakat secara layak. Contoh kasus seperti ini menunjukkan betapa arsitektur bisa hadir maksimal bahkan dalam suatu keterbatasan. [b]

Tulisan juga dimuat di AUB3.

Tags: ArsitekturAUB3DenpasarDiskusiJaringan
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Riri Prabandari

Riri Prabandari

Mulanya seni sebagai hobi, kemudian jatuh cinta sedalam-dalamnya sehingga memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Setelah berhasil lulus sampai sekarang masih setia di jalurnya dengan bekecimpung di lahan manajemen seni dan budaya.

Related Posts

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

TPA Suwung yang Dibalut Asap: The Aftermath

19 October 2023
Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

Mengunjungi Hidden Gem Ruang Terbuka Hijau Privat di Denpasar

8 October 2023
Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Benten+62 ketika tampil di Twice Bar. Foto IG bentenofficial.

“Kolaborasi Apa Adanya”, Catatan Pra Release Benten+62

7 March 2021
Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Next Post
SuBali MeetUp komunitas startup di Bali

SuBali MeetUp komunitas startup di Bali

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

6 December 2023

Kabar Terbaru

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In