• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Di TBK Semua Orang Dihargai Sesuai Martabatnya

Made Supriatma by Made Supriatma
4 May 2019
in Berita Utama, Kabar Baru
0 0
0


Perayaan lima tahun Taman Baca Kesiman oleh pasangan pendiri TBK, Agung Alit dan Hani Duarsa. Foto Baskara Putra.

Taman Baca Kesiman (TBK) berusia lima tahun.

Saya mengikuti berbagai kegiatan di sana dari jauh. Dan, saya ikut bergembira bersama kawan-kawan di sana. Terutama karena TBK sudah memberikan suatu ruang publik di Denpasar. Lebih menggembirakan karena anak-anak muda dan remaja semakin banyak berkunjung.

Tujuan utama TBK ini adalah kegiatan literasi. Perpustakaan menjadi inti. Dari sana, saya kira, pendiri dan pengurusnya ingin agar mereka yang datang membangun ‘discourse’ dan bertanya. Dan dari kegiatan literasi itu bisa muncul banyak kegiatan lain.

Kalau Anda pernah ke sana, Anda akan mendapati berbagai kegiatan. Ada anak berlatih teater. Ada yang membaca (ada perpustakaan dengan ribuan buku dan ruang baca ber-AC yang nyaman). Ada yang latihan musik. Ada yang bertemu untuk sekadar mengobrol. Ada pula yang sekadar melamun. Atau pacaran. Tidak apa-apa.

Siapa saja boleh masuk. Anda tidak perlu terbengong jika menemukan kawan bercadar di sana. Saya senang melihat semua kawan dari berbagai latar belakang merasa nyaman disana.

Kali yang lain, kawan-kawan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) bicara dalam diskusi. Perempuan-perempuan yang menjadi orang tua tunggal juga membicarakan aneka tantangan hidupnya. Kawan yang penyandang disabilitas juga mendapat ruang.

Tentu tidak semua isinya adalah kaum pinggiran. Kadang TBK juga kedatangan para musisi selebriti. Pada saat ulang tahun kemarin, JRX dari Superman Is Dead (SID) yang juga Menteri Urusan Berantem dalam Kabinet Suhardi-Aldo (Dildo), berbicara tentang buku yang dibacanya. Apakah Anda kaget ketika JRX menguraikan isi novel 1984 dari George Orwell dan kemudian menyinggung “How The World Works” dari Noam Chomsky?

Musisi dari group Nostress, pujaan anak-anak muda di Bali dan semakin dikenal di tingkat nasional, juga seringkali nongol di TBK. Juga beberapa seniman menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul. Kadang hanya mengobrol. Kadang juga mengasah gagasan dan proses kreatif.

Kita membutuhkan ruang seperti ini karena pemerintah kita tidak menyediakan taman kota.

Diskusi buku bersama Mami Sisca dan Jerinx SID di Pesta Baca. Foto Baskara Putra.

TBK menyediakan ruang untuk pergi dari keseharian. Kalau Anda berminat berkebun, di depan ada kebun organik. Saya kira, Anda hanya perlu berkoordinasi dengan pengurus TBK untuk ikut berpartisipasi di dalamnya.

TBK juga menyediakan kantin kecil. Di samping untuk melayani kenyamanan mereka yang datang, kantin ini menyumbang sebagian pengeluaran untuk mengelola TBK.

Saya kira, TBK akan mampu menjadi tempat menyenangkan karena semua orang dihargai sesuai dengan martabatnya, dan semua orang menyumbang sesuai bakatnya.

Taman seperti ini, menurut saya, harus ada di banyak kota. Sekalipun sekarang kita sangat mudah memperoleh bacaan, itu semua tidak ada hubungannya dengan daya literasi masyarakat kita.

Saya tahu, beberapa teman sudah mulai mengorganisir kegiatan literasi ini. Di Jakarta, Cholil Mahmud dan Irma Hidayana serta beberapa kawan musisi Efek Rumah Kaca (ERK) membentuk “Kios Ojo Keos.” Di Surabaya, ada perpustakaan CO2. Di Batang, Jawa Tengah, Mas Guru Herry Anggoro Djatmiko, mengorganisir kegiatan baca. Di Pekanbaru ada Ahlul Fadli dan Made Ali yang membuka kafe dengan bacaan. Di Jayapura, saya kira, Ibiroma Wamla sedang membangun kumpulan pustaka tentang Papua.

Tentu, impian saya, di suatu hari, semua kawan yang saya sebut di atas, dan juga kawan-kawan di berbagai kota bisa saling berjumpa. Saling membantu dan saling membangun.

Yang bagus dari semua ini adalah bahwa TBK sama sekali tidak tergantung pada negara. Tidak tergantung dari pendanaan pemerintah. Tidak ada bantuan dari politisi mana pun. Juga tidak ada donor dari luar negeri.

TBK hadir karena bantuan pribadi. Tempat pun sesungguhnya adalah milik pribadi. Tentu ini satu kemewahan tersendiri. Namun, apapun itu, TBK menyediakan ruang untuk publik untuk siapa saja yang ingin mengembangkan kapasitas pribadinya. [b]

Tags: BukuDenpasar
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Made Supriatma

Made Supriatma

Made Supriatma, editor pada Joyo Indonesia News Service (JoyoNews) dan peneliti masalah-masalah konflik etnis dan kekerasan komunal. Tinggal di New Jersey, Amerika Serikat.

Related Posts

Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

21 October 2025

Ancaman Kesehatan Pasca Banjir di Bali

8 October 2025
Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

Mengelola Dana Darurat Banjir Bali: Antara Potensi dan Transparansi

20 September 2025
Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

Mendata Bencana Banjir dengan Crowdsourcing

17 September 2025
Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

Pasar Badung Berwajah Mewah, Tukang Suun Kian Lelah, Perlindungan Susah

4 June 2025
There Is ‘Book’ in ‘Bukit’: Library Movement from Jimbaran

There Is ‘Book’ in ‘Bukit’: Library Movement from Jimbaran

28 May 2025
Next Post
Belajar dari Ketangguhan ODHA untuk Bertahan

Belajar dari Ketangguhan ODHA untuk Bertahan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia