• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, May 28, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Kulidan Space: Ruang Kreatif dan Seni di Desa Guwang

Made Listya by Made Listya
14 March 2023
in Kabar Baru, Pendidikan
0 0
0

Kulidan Kitchen and Space lahir di Desa Guwang, Sukawati, Gianyar. Sebuah ruang terbuka untuk pameran seni, kursus melukis, diskusi, pertunjukan, dan kedai kopi.
Di ruang kreatif ini ada coffee shop dengan desain yang artistik. Coffee shop yang satu ini menyuguhkan keindahan persawahan di sekelilingnya. Suasana yang teduh membuat kenyamanan di coffee shop ini patut diacungi jempol.

Dengan menu yang beragam membuat tempat ini bukan hanya sekadar untuk menikmati kopi saja. Tempat ini terbuka untuk berbagai kalangan, terutama untuk anak-anak. Halamannya yang luas dilapisi rumput dengan perosotan kecil di atasnya.

Kulidan bukan hanya tempat untuk nongkrong saja, seperti yang disampaikan oleh Bapak I Komang Adiartha, pemilik Kulidan Kitchen and Space, Kulidan adalah sebuah ruang pertemuan antar berbagai ilmu baik itu adalah seniman ataupun sastrawan. Juga bidang-bidang lain untuk berkarya bersama atau berkolaborasi.

Nama Kulidan Kitchen and Space diambil dari nama sebuah subak, yaitu Subak Kulidan. Posisi Kulidan sendiri terletak di Desa Guwang, khususnya di Banjar Wangbung yang berdiri pada tanggal 14 Maret 2017. Di area Subak Kulidan itu tepatnya terletak di perbatasan antara Pura Dalem Guwang dengan Desa Rangkan, dibatasi oleh dua buah sungai yang kurang lebih luasnya itu sekitar 36 hektar dengan petani yang menjadi anggota berjumlah lebih dari 100 petani.

Sebelum menjadi sebuah coffee shop seperti saat ini, tentu saja telah melalui proses yang cukup panjang. Komang Adi dan sejumlah warga sebelumnya pernah membuat sanggar yang difokuskan untuk memberikan ruang edukasi bagi anak-anak. Sanggar yang diberi nama Sanggar Anak Tangguh ini awalnya didirikan oleh 10 orang. Lahan yang digunakan untuk mendirikan sanggar ini dari pinjaman tanah dengan rentang waktu selama 10 tahun.
Banyak anak-anak yang bergabung di sanggar ini tanpa pungutan biaya apapun alias gratis. Selain itu, banyak tenaga pendidik seperti guru yang menjadi volunteer di sanggar ini untuk memberikan edukasi kepada anak-anak sanggar.

Dikarenakan tenaga pendidik yang mengajar di sana tidak mendapatkan gaji, Komang Adi mengatakan agak ada masalah jadinya. Ketika gurunya ini sudah mulai menikah dia pasti akan memilih antara pengabdian atau mengurusi keluarganya. Dari sana ia belajar bahwa kegiatan sosial itu bisa berlangsung dengan baik harus digabungkan antara sosial dengan bisnis makanya didirikan Kulidan.

Jika dahulu Sanggar Anak Tangguh lebih menitikberatkan kepada bidang sosial dan edukasi seperti pendidikan sementara Kulidan Kitchen and Space lebih banyak kegiatan yang dibuat. Ada ruang galeri sebagai ajang untuk memamerkan karya-karya seni para seniman lokal dan mancanegara maupun karya-karya seni anak-anak Art Class.

Dengan dimensi yang lebih luas membuat kapasitas pengunjung juga semakin besar sehingga ruang gerak serta kreativitas bisa dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu sebuah pentas seni musik acap kali dilangsungkan di tempat ini.

Keuntungan yang didapatkan bisa dilihat dari dua sudut pandang, dari sudut pandang pemilik, manfaatnya yaitu menjadi sebuah usaha sosial yang bisa menggabungkan bidang sosial dan juga bisnis. Secara bisnis bisa bertumbuh yang kemudian akan memperoleh profit yang akan bisa untuk menyelenggarakan sebuah program sosial.

Hal ini akan memberikan ruang, khususnya bagi para seniman untuk memamerkan atau mendemonstrasikan karya-karya mereka. “Fasilitas ruang pameran ini sangat penting karena banyak anak-anak bukan hanya seniman saja yang memiliki karya-karya yang layak dipresentasikan, hal ini akan membuat anak-anak terapreasiasi,” kata Adi.

Pengelolaan Kulidan sendiri dilakukan melalui relasi-relasi atau jaringan. Pengelolaan Kulidan dilakukan dengan bekerja sama dengan teman-teman komunitas. “Karena dulunya memang saya sering bertemu dengan teman-teman komunitas, terus dengan para pelukis ini kan mereka juga mempunyai komunitas tersendiri. Nah dengan kita berjejaring dengan teman komunitas mereka kan juga punya teman-teman lagi, antara teman-teman ini saling beririsan sehingga saling membesar jadinya pertemanan itu semakin bertambah,” lanjutnya.

Motto dari Kulidan Kitchen and Space yaitu, Eat, Meet, and Share, tempat ini adalah tempat untuk makan, bertemu, dan berbagi dengan harapan Kulidan menjadi semakin maju dari segi bisnis sehingga program-program beserta ide-ide yang sudah tertanam agar segera bisa diselenggarakan.

Tags: galeri di balikulidan spaceopen space di bali
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Made Listya

Made Listya

Related Posts

No Content Available
Next Post
Cara Pasar Seni Guwang Bertahan di Tengah Gempuran Pasar Modern

Cara Pasar Seni Guwang Bersaing di Tengah Gempuran Supermarket Oleh-oleh

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
rambut sedana

Batu Rambut Sedana, Batu Mulia untuk Para Pengusaha

21 February 2021
Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

Trik Memilih Lokasi Duduk di Dalam Bus yang Paling Oke

26 April 2018
Kisah Babad dalam Sejarah Bali

Kisah Babad dalam Sejarah Bali

9 April 2012
Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
Mencegah Pariwisata Jadi Anak Durhaka

Pekerjaan Masa Depan di Bali dan Persaingannya dengan Eskpatriat

24 May 2023

Kabar Terbaru

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

Sesaji Sampah Plastik: Ketika Tradisi Mengancam Keseimbangan Lautan

28 May 2023
Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

Festival Pasar Tradisional dari Energi Sampah Plastik

27 May 2023
Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

Tari Pendet Memendak Tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional

26 May 2023
Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

Laporan UNICEF: Anak-anak di Asia Timur dan Pasifik Paling Terancam Bencana Iklim

25 May 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In