Beginilah potret krisis air bersih di Bali, pulau surga itu.
Tulamben, salah satu desa di ujung timur Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali ini mengalami krisis air. Tahun ini, krisis air bersih itu pun dialami warga Dusun Muntig, dusun di Desa Tulamben. Warga pun harus membeli.
Kesulitan mendapatkan air bersih membuat warga harus berhemat menggunakan air. Air itu digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak, minum, mencuci pakaian, minum ternak sapi dan kadang-kadang jarang dipakai mandi.
Untuk mendapatkan air bersih, terkadang warga ada yang minta ke tetangga karena tidak mampu membeli air. Tidak sedikit warga Dusun Muntig membeli air. Harganya mencapai Rp 200 ribu lebih per tangki tergantung dari jarak lokasinya. Misalkan, lokasinya jauh dan terjal maka harga bisa lebih mahal lagi.
Walaupun mahal, warga tetap membeli air itu. Untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, minum, cuci pakaian, mandi dan minum ternak. Mereka bisa menghabiskan air tiga tangki lebih dalam sebulan. Meskipun terdapat embung satu buah, itupun tidak maksimal menyuplai kebutuhan air untuk warga.
Sementara itu, mobil truk tangki milik Desa Tulamben tidak maksimal memenuhi kebutuhan air di Dusun Muntig. Truk tangki tersebut tidak bisa melayani warganya karena kondisinya sudah tua dan melayani sekitar empat dusun.
Kepala Dusun Muntig I Made Suparta yang akrab dipanggil warganya Kadek Alon mengakui bahwa krisis air bersih di dusunnya setiap musim kemarau memang rutin terjadi karena penampungan air embung tidak cukup.
Bahkan, beberapa warganya juga memiliki penampungan air seperti cubang. Namun, cubang mereka banyak juga yang rusak sehingga tidak maksimal menampung air hujan.
Dia juga mengharapkan bantuan tangki dari pemerintah daerah supaya kebutuhan air bersih di Dusun Muntig terpenuhi. “Tidak hanya pada saat mencalonkan diri baru memberikan bantuan untuk keperluan dukungan, setelah menjabat sing ade ape,” ujarnya.
Salah satu proyek jaringan air bersih Telaga Waja sampai sekarang tidak ada kejelasan. Padahal proyek tersebut yang menyedot anggaran begitu besar.
Seorang warga berharap proyek pipasinasi Telaga Waja statusnya diperjelas apakah proyek ini kurang perencanaan. “Kenapa sampai sekarang tidak kunjung terealisasi,“ ujarnya. [b]