• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, September 24, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Berita Utama

Tukad Badung, Keindahan yang Menyamarkan Pencemaran

Anton Muhajir by Anton Muhajir
22 June 2019
in Berita Utama, Lingkungan
0 0
0
Warna-warni cahaya malam hari di Tukad Badung, Denpasar. Foto Anton Muhajir.

Bahkan Presiden Joko Widodo pun memuji keindahan Tukad Badung.

Pada pertengahan Mei lalu, Jokowi mengunjungi sungai di tengah Kota Denpasar. Tak lupa, presiden ketujuh Republik Indonesia ini pun berfoto-foto bersama para pejabat, pusat maupun daerah.

Secara fisik, Tukad Badung memang terus berbenah selama dua tahun terakhir. Sejak 2017, sungai yang membelah Denpasar dari utara ke selatan ini ditata sehingga terlihat lebih indah. Pusatnya ada di Jalan Gajah Mada, kawasan bisnis paling ramai di kota ini.

Tukad Badung yang semula seolah tak terurus, kini dibuatkan bantaran sungai dari beton di kanan kirinya. Ada pula tempat duduk berundak serupa di stadion, air mancur, dan lampu warna-warni saat malam hari.

Bagi para pecinta keindahan dan pemburu foto-foto cantik, Tukad Badung menjadi daya tarik baru. Bahkan, beberapa orang menyebut Tukad Badung dengan istilah Tukad Korea.

Sebutan ini mengacu pada Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, salah satu sungai di tengah kota yang ditata sedemikian rupa secara estetis dan ekologis.

Setelah ditata, Tukad Badung pun kini menjadi salah satu tempat favorit bagi warga maupun turis untuk menikmati kotanya. Apalagi dia memang berada di jantung kota. Diapit Pasar Badung, pasar terbesar di Bali, di sisi timur dan Pasar Kumbasari, tempat belanja oleh-oleh di sisi barat, membuat Tukad Badung memiliki nilai tambah.

Apalagi, dia juga berada di pusat bisnis dan pariwisata Denpasar.

Namun, apakah keindahan Tukad Badung sejalan dengan kelestarian secara lingkungan? Apakah fungsi estetis Tukad Badung sepadan dengan kondisi ekologisnya?

Warga membersihkan sampah di Tukad Badung. Foto Anton Muhajir.

Jarang Ditemukan

Dua penelitian tentang Tukad Badung menunjukkan hal sebaliknya, Tukad Badung menjadi salah satu sungai tercemar di Bali.

Pertama, penelitian oleh Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Sumber Daya Genetika (PSDG) Universitas Udayana (Unud), Bali tahun lalu. Penelitian ini tidak spesifik hanya Tukad Badung, tetapi juga Tukad Yeh Sungi di Tabanan.

Menurut Kepala UPT PSDG Unud IGP Wirawan penelitian itu untuk melihat bagaimana kualitas lingkungan dua sungai tersebut. Indikatornya adalah pada ikan seluang (Rasbora sp) yang dalam bahasa Bali disebut nyalian.

Wirawan mengatakan pemilihan ikan seluang sebagai indikator karena dari 59 jenis, 3 di antaranya merupakan jenis endemik di Bali. Ikan jenis itu banyak ditemukan di sungai-sungai di Bali. Begitu pula bagi Wirawan ketika dia masih kecil di Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan.

Namun, saat ini jumlah ikan tersebut makin sedikit dan susah ditemukan.

“Hipotesis kami, perubahan ekosistem dua sungai itu akan menyebabkan efek pada biota di sungai, terutama pada flora dan fauna yang menggunakan air sebagai sumber kehidupan,” kata Wirawan.

Penelitian di dua sungai itu mengambil sampel tiga lokasi: hulu, tengah, dan hilir. Untuk Tukad Badung, hulunya di Desa Plaga, Kabupaten Badung; tengahnya di Peguyangan, Denpasar Utara; sedangkan hilir di Kepaon, Denpasar Selatan. Di masing-masing lokasi itu tim peneliti mengamati di lima titik.

Hasilnya, populasi ikan seluang lebih jarang ditemukan di bagian hulu dan hilir. Rata-rata hanya 5 ekor di tiap titik atau bahkan tidak ditemukan. Adapun di bagian tengah, populasinya lebih dari 10 ekor di tiap titik.

Tim peneliti tidak memiliki data awal jumlah ikan seluang sebagai perbandingan. Namun, berkaca pada pengalaman Wirawan pada masa kecil, dulunya ikan jenis ini sangat mudah ditemukan.

“Sekarang, jumlah ikan nyalian sebagai indikator kualitas lingkungan sangat menurun. Padahal, mereka ikan endemik Bali,” tambahnya.

Berkurangnya populasi ikan seluang, menurut Wirawan, menjadi indikasi menurunnya kualitas lingkungan Tukad Badung. Penyebab pencemaran itu di antaranya adalah pestisida pertanian dan racun di bagian hulu serta logam berat di bagian hilir.

Penelitian tentang ikan seluang sendiri hanya salah satu bagian dari penelitian lebih mendalam terkait kualitas Tukad Badung dan Tukad Yeh Sungi. Nantinya, ikan seluang itu juga akan diteliti apakah mengalami perubahan gen atau tidak. Juga kemungkinan adanya pencemaran pada biota lain di sungai, misalnya, padi atau sayuran.

“Kalau pada ikan nyalian saja terjadi (perubahan genetik), maka biota di atasnya juga bisa. Begitu pula pada manusia,” lanjutnya.

Catur Yudha Hariani menunjukkan peta Tukad Badung yang dibuat PPLH Bali pada 2002. Foto Anton Muhajir.

Ekosistem Terganggu

Hasil penelitian UPT Pengembangan Sumer Daya Genetik Unud itu sejalan dengan penelitan oleh Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali pada 2012. Lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan ini melakukan pengamatan di Tukad Badung menggunakan bioindikator. Mereka hanya fokus di Tukad Badung yang masuk wilayah Kota Denpasar.

Lokasi penelitian itu di lima lokasi juga yaitu Zona 1 di Pura Taman Beji Ubung, Zona 2 di kawasan Kampung Jawa, Zona 3 di belakang Rumah Sakit Wangaya, Zona 4 di sekitar Jalan Imam Bonjol, dan Zona 5 di dam Jalan By Pass Ngurah Rai, Suwung.

Dari penelusuran di sungai sepanjang 22 km pada saat itu, peneliti menemukan beragam masalah sosial dan lingkungan. Di Zona 1, sungai ini menjadi sumber air bagi pertanian maupun ritual agama Hindu. Di Zona 5, dia menjadi salah tempat bagi warga untuk berwisata.

Namun, sepanjang sungai dipenuhi beragam tindak pencemaran. Misalnya, pembuangan limbah rumah tangga, sampah, mencuci, kotoran ternak, sampai limbah medis dan industri sablon.

Pengamatan lapangan menunjukkan memang masih banyak warga membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai. Sampah-sampah pun terlihat, misalnya, di kawasan Jalan Nusa Indah, Denpasar Barat. Bau menyengat busuk terasa tajam pada pekan lalu ketika seorang warga mengambil bangkai di sungai.

Tentu saja pemandangan itu tidak sebanding dengan keindahan Tukad Badung di kawasan Jalan Gajah Mada yang dikunjungi Jokowi pekan lalu.

Direktur PPLH Bali Catur Yudha Hariani mengatakan berdasarkan riset tujuh tahun lalu, kualitas lingkungan Tukad Badung masuk kategori C. Artinya, masuk kategori tercemar.

Sungai Badung menjadi tempat kegiatan memancing bagi warga. Foto Luh De Suriyani.

Perlu Ketegasan

Dari hasil pengamatan bioindikator saat itu, biota terbanyak yang ditemukan adalah siput, cacing, dan lintah. Siput di lima zona penelitian ditemukan sebanyak 399 ekor. Cacing sebanyak 241 ekor. Lintah 142 ekor.

“Ketiganya termasuk biota yang tahan terhadap pencemaran. Karena itu mereka paling banyak,” kata Catur.

Adapun ikan paling banyak ditemukan di sungai ini adalah ikan sapu-sapu yang masuk dalam famili Loriicariidae. Ikan jenis ini bisa hidup di tempat sangat kotor dengan tingkat pencemaran tinggi.

Namun, biota yang sensitif pada kualitas lingkungan, misalnya capung, sangat jarang dijumpai. “Ini menunjukkan ekosistem Tukad Badung memang terganggu,” lanjutnya.

Meskipun demikian Catur tetap mengapresiasi penataan sebagaimana dilakukan di kawasan Jalan Gajah Mada, Denpasar. Namun, menurutnya, penataan itu hanya solusi cepat dan perlu ditindaklanjuti dengan upaya lain.

Menurut Catur jika tidak diikuti dengan upaya lain, penataan dengan membuat bantaran sungai dari beton justru menjadi masalah. “Karena beton justru membunuh ekosistem sungai. Biota sungai perlu oksigen untuk bernapas. Kalau memang dibeton, perlu ada tanaman agar biota sungai cukup oksigen,” katanya.

Tak kalah pentingnya, lanjut Catur, adalah pencegahan agar sampah dan limbah warga maupun usaha tidak lagi mencemari sungai. “Pemerintah harus tegas pada usaha-usaha sepanjang sungai yang masih mencemari sungai dengan limbah, seperti laundri dan sablon. Itu yang sekarang amat mengancam lingkungan Tukad Badung,” tegasnya. [b]

Tulisan ini juga terbit di media lingkungan Mongabay Indonesia.

Tags: DenpasarTukad Badung
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

Sang Gunung Menyerahkan Jejaknya ke Laut, Alternatif Pengarsipan Sejarah

22 August 2023
Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

Ini Kisahmu: Ni Pollok Gadis Bali

14 July 2023
Benten+62 ketika tampil di Twice Bar. Foto IG bentenofficial.

“Kolaborasi Apa Adanya”, Catatan Pra Release Benten+62

7 March 2021
Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

Lentera Peradaban: Gerakan Kecil di Tengah Gemerlap Kota Denpasar

1 February 2021
Pandora Paradise, Cermin Hidup Kita yang Tanpa Rahasia

Pandora Paradise, Cermin Hidup Kita yang Tanpa Rahasia

18 December 2020
Queen Si Kolektor Boneka Arwah

Queen Si Kolektor Boneka Arwah

28 November 2020
Next Post
Bangke Maong dari ForBALI untuk DPRD Bali

Bangke Maong dari ForBALI untuk DPRD Bali

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

Menguji Efektivitas Bus Umum Rute Bukit Jimbaran

21 September 2023

Kabar Terbaru

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

(Esai foto) Menikmati GWK dari Luar

24 September 2023
Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

Menguji Akses Publik di KEK Kura Kura Bali Hasil Reklamasi Serangan

23 September 2023
Jalan Kaki Menikmati City Tour Semarapura

Produksi Air Minum dalam Kemasan Kian Menjamur

23 September 2023
Saran untuk yang Terhormat Para Caleg

Tantangan Perempuan di Panggung Politik dan Sekolah Perempuan Inklusi

22 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In