Para hantu pendukung reklamasi Teluk Benoa tiba-tiba menyerbu dunia maya sebulan terakhir.
Mereka sangat rajin ngetwit dengan tagar RevitalisasiTelukBenoa. Sebagian besar bahkan hanya ngetwit tentang topik mendukung reklamasi Teluk Benoa. Tidak ada topik lain sama sekali.
Sekilas, akun-akun tersebut terlihat meyakinkan. Mereka bisa memeriahkan perdebatan, pro dan kontra, terhadap rencana reklamasi PT Tirta Wahana Bali International (TWBI) tersebut.
Tapi, makin saya perhatikan, makin banyak hal meragukan tentang akun-akun tersebut. Setelah cek dan ricek lagi berdasarkan ilmu “11 Cara Memeriksa Akun Twitter Palsu”, maka sampailah saya pada kesimpulan bahwa sebagian besar akun-akun pendukung reklamasi Teluk Benoa tersebut memang akun palsu.
Dalam istilah di Internet, mereka biasa disebut bot, akun yang dibuat oleh mesin. Dalam bahasa sekarang sebut saja mereka hantu. Tepatnya akun hantu.
Berikut ciri-ciri akun palsu Twitter pendukung reklamasi Teluk Benoa tersebut.
Pertama, akun baru dibuat.
Akun-akun hantu pendukung reklamasi pada umumnya baru dibuat Desember ini. Berikut contoh-contoh dan buktinya.
Terlihat kapan twit pertama kali mereka. Bunyinya juga sama semua. Kebetulan? Jelas tidak. Itu karena mereka memang hantu.
Kedua, identitas mereka tidak jelas.
Identitas akun bisa dilihat dari tiga hal: nama, bio, dan foto. Silakan lihat nama-nama akun di bawah ini. Sudah nama akun tidak jelas, nama pemilik tidak jelas, identitas juga hanya dibuat untuk tujuan mendukung reklamasi.
Tanpa nama dan foto yang jelas, susah untuk tahu siapa mereka sebenarnya kecuali mereka memang hantu.
Ketiga, follower mereka juga tidak jelas.
Karena baru ngetwit, follower para akun hantu ini tidak banyak. Jumlahnya belasan atau kurang. Jika ada yang punya punya follower sampai ratusan, tetap saja follower mereka hantu.
Bagaimana cara ngeceknya? Kan tinggal cek follower mereka. Akan kelihatan sama saja dengan mereka, nama dan foto tidak jelas. Jadi serupa hantu difollow hantu.
Keempat, ngetwit seragam.
Caranya mudah, cobalah cari dengan kata kunci tertentu yang ditwit oleh salah satu akun pendukung reklamasi. Maka, hasilnya akan ada belasan atau 20an akun yang menuliskan hal sama di akun mereka.
Mereka hanya modal copy paste atau RT. Kalau RT sih masih okelah. Itu hal biasa. Tapi kalau ngetwit satu kalimat sama persis titik komanya, sudah jelas itu bot.
Isi twit mereka hanya melulu tentang dukungan terhadap reklamasi. Jika tidak, biasanya hanya menyerang kelompok penolak reklamasi, terutama dua ikon Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi yaitu @gendovara dan @JRX_SID.
Kelima, jika bukan hantu maka staf Artha Graha Network (AGN).
Sekadar info jika lupa. PT TWBI adalah bagian dari AGN, perusahaan milik Tomy Winata. Beberapa akun dengan nama dan identitas jelas, biasanya berhubungan dengan mereka.
Contoh pertama adalah @hekahert. Dari hasil googling, dia ini Direktur PT Sumber Alam Sutera anak perusahaan PT Artha Graha.
Contoh akun lain yang paling agresif mendukung reklamasi Teluk Benoa adalah PusRinii. Dari googling sebentar, ketemu nama lain Puspita Rini. Dia bekerja sebagai humas perusahaan-perusahaan milik Artha Graha.
Jadi, PusRinii ini orang yang sama dengan Heka Hertanto, mereka memang bekerja untuk Artha Graha. Wajarlah jika mati-matian membela rencana investasi bos mereka.
Maka ketahuan kan motif dan modusnya. Mereka yang membela mati-matian rencana reklamasi itu hanya ada dua. Jika bukan akun-akun hantu, maka mereka membela semata karena kepentingan perut mereka.
Omong kosong kalau dukungan mereka demi masa depan Bali seperti dalam twit-twit mereka. [b]
Takut karena di dunia maya di tebar fitnah untuk para kontra. Masyarakat luas wajib mengetahui apa yg sebenernya terjadi. Ini perang ga adil. Tau investor ga main dunia maya di hantam. Logika nya kalau memang masyarakat bali. Kenapa harus mencari dukungan di dunia maya. Kenapa ga di dunia nyata saja bos. Apa terlalu pengecut untuk bermain real. Dan saya yakin komen ini ga akan di tampilkan karena takut kebenaran asli apa yg terjadi di teluk benoa.
Om Putra, buktinya, keyakinannya bahwa komenya tidak akan ditampilkan oleh admin salah kan? 🙂
Saya pikir alasan teman-teman anti-reklamasi bergerak di dunia maya bukanlah karena takut, atau pengecut. Tentu saja karena kalah modal dari para investor , konsolidasi dan edukasi kegiatan aktivitas anti-reklamasi akhirnya lebih banyak dilakukan di dunia maya (twitter, blog, facebook), yang notebene biayanya gratis.
Lagipula logikanya, kalau mereka ini pengecut, kenapa harus menulis artikel ini dengan nama asli? Om Putra bisa kok googling siapa penulisnya, latar belakangnya, pekerjaannya. Itu semua saya kira bisa dipertanggung jawabkan.
Lebih pengecut mana dibandingkan akun-akun BOT pro-reklamasi? Terang-terangan kebanyakan dari mereka tidak pakai nama asli, akun twit dibuat kurang dari 2 bulan, lalu tweet mereka yang 100% tentang reklamasi saja, seperti yang dijelaskan dalam artikel di atas.
Mau cari dukungan dimana lagi ?
1. Baliho yang mestinya sebagai salah satu media informasi bagi yang tidak mengetahui malah banyak dirusak oknum – oknum tak bertanggung jawab
2. Media sudah banyak yang memberitakan kebohongan publik contohnya sewaktu ada penelpon yang bernama I Wayan Muka dan mengaku sebagai Ketua LPM Tanjung Benoa padahal I Kadek Duarsa adalah Ketua LPM Tanjung Benoa dan beliau menolak rencana Reklamasi Teluk Benoa
3. Banyak yang mengajak menolak rencana ini lewat sosial media karena kebanyakan dari orang yang belum mengerti persoalan masa depan pulaunya cenderung aktif di dunia maya , Ironis sekali
di dunia nyata tentu sudah dilakukan
selama ini kami melakukan aksi demo hingga pagelaran seni
anda tidak tahu ya?
mengapa kami lebih rajin berkutat didunia maya?
ini memiliki banyak faktor
perkembangan jaman kini yang serba internet, muda-mudi yang lebih aktif didunia maya, efisiensi kerja dan masih banyak lagi.
kami juga mengumumkan akan mengadakan acara lewat media sosial agar lebih mudah di sebar. media cetak juga meliput kegiatan kami.
tentu investor bermain di dunia maya
kan sudah anda lihat sendiri buktinya diatas, semua status sama plek
kalau memang mereka benar mengapa caranya licik seperti itu coba?
pegang kata-kata saya
“kalau benar kenapa harus sembunyi-sembunyi merencanakan proyek ini?!”
saatnya masyarakat kbadung sadar dengan kondisi teluk tanjung benoa. bersama-sama kita harus berani mencari dan #dukungcabupbadungyangberanitolakreklamasidanrevitalisasitelukbenoa. melawan atau tenggelam.
Mau tolak atau kontra yg penting yg terbaik buat smua deh,,,
postingan ini valid. saya juga pelaku sosial media, setidaknya paham soal akun hantu.. hhe
lanjutkan perjuangan, telok benoa harus kita amankan sebagaimana mestinya 🙂
salam dari Ponorogo