• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Friday, November 7, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Gayas Serang Coklat Petani Bali Timur

Anton Muhajir by Anton Muhajir
14 June 2007
in Kabar Baru
0 0
0

Oleh Anton Muhajir

Ribuan pohon cokelat di Bali timur diserang hama uret (Phyllophaga helera Brsk) yang oleh warga setempat disebut gayas. Selain pada pohon cokelat, hama berbentuk larva itu juga menyerang durian, ketela rambat, dan pohon albesia. Akibatnya petani mengaku rugi hingga ratusan juta.

Serangan gayas itu paling banyak terjadi pada tanaman coklat petani di Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali timur. Di daerah tidak jauh dari Gunung Agung Karangasem itu gayas menyerang sejak dua bulan terakhir. Gayas itu dengan mudah ditemukan di tanah di bawah tanaman petani. Bagian yang diserang tanaman ini paling banyak adalah akar tanaman selain juga pohon dan daun.

Serangan gayas itu, misalnya, terjadi di pohon cokelat milik I Made Rai, 67 tahun. Menurut bapak empat anak ini gayas menyerang sekitar 200 pohon dari sekitar 500 pohon cokelat miliknya yang ditandai dengan pohon menguning, daun mengering, lalu pohon itu mati.

Ketua Kelompok Tani Ancut di Desa Pidpid Wayan Gemuk, 42 tahun, mengatakan hama gayas sebenarnya selalu terjadi tiap tahun menjelang musim kemarau. Namun sejak lima tahun terakhir, populasi gayas itu terlalu banyak. “Karena itu pohon yang dimakan oleh gayas pun semakin banyak,” katanya. Gemuk menambahkan bahwa sekitar 25 are pohon albesia miliknya pun diserang gayas dengan cara yang sama pada pohon lain. Menurut Gemuk ada sekitar 45 petani yang tanamannya terserang gayas tersebut.

Selain pohon cokelat dan pohon albesia, tanaman lain yang diserang gayas adalah ketela rambat. Selasa (5/6) lalu misalnya umbi-umbi ketela pohon petani setempat yang dicabut hanya tinggal separuh. Padahal hanya ada satu gayas yang memakan ketela rambat itu.

Menurut Gemuk, serangan gayas pada pohon terjadi tidak hanya di Desa Pidpid tapi juga di desa-desa lain di sekitar desa tersebut. Bahkan, serangan itu juga terjadi pada areal petani di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng yang memang berbatasan dengan Kecamatan Abang, Karangasem. Dua kecamatan ini selama ini dikenal sebagai daerah kering karena sulitnya petani mendapatkan air. Karena itu petani setempat lebih banyak menanam tanaman umur panjang seperti coklat.

Sementara itu Luh Kartini, Dosen Fakultas Pertanian Univeristas Udayana Bali yang datang ke lokasi itu memperkirakan maraknya serangan gayas di petani setempat akibat makin berkurangnya kadar organik di perkebunan mereka. “Biasanya gayas menyerang karena di areal itu kadar organiknya makin berkurang akibat pemakaian bahan-bahan kimia seperti pupuk dan pestisida untuk bertani,” kata Kartini. Ketua Bali Organic Assosiation (BOA) tersebut membenarkan bahwa serangan gayas juga terjadi di daerah lain di Bali timur. Karena itu, menurutnya, petani setempat perlu memperbanyak penggunaan bahan organik seperti pupuk kandang untuk bertani. [+++]

Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Anton Muhajir

Anton Muhajir

Jurnalis lepas, blogger, editor, dan nyambi tukang kompor. Menulis lepas di media arus utama ataupun media komunitas sambil sesekali terlibat dalam literasi media dan gerakan hak-hak digital.

Related Posts

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
[Matan Ai] Bali dan Pembusukan Pembangunan

In memoriam Timothy: Bunga yang Dirontokkan di Bumi

5 November 2025

Menikmati Puisi dan Los Buku di UWRF 2025

4 November 2025
Next Post

Sanur Village Festival Kedua

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia