
Banyak cara untuk merebut hak Bali termasuk melalui dunia kreatif.
Melalui Dhamantra Centre (DmC), anggota DPR RI asal Dapil Bali Nyoman Dhamantra menggandeng Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyelenggarkan deklarasi Gerakan Kewirausahaan Nasional 2017.
Deklarasi yang diikuti dengan Pelatihan Kewirausahaan melalui GKN bagi Pemuda dan Mahasiswa itu diadakan di Hotel Nikki, Denpasar pada 24-26 Februari 2017 lalu.
Dalam pengantar yang disampaikan staff DmC Made Angga, Nyoman Dhamantra mengingatkan bahwa kondisi perekonomian Bali, dan juga Indonesia saat ini layak disyukuri. Meskipun demikian, dia juga harus terus menerus diperjuangkan bersama-sama.
Perlu ada kesempatan (akses) serta pendidikan dan latihan, terutama kaum mudanya, agar pertumbuhan ekonomi itu semakin baik, sehat, serta mengatasi kesenjangan yang masih membelit “krama” Bali.
“Perekonomian yang berhasil adalah jika ekonomi itu bukan hanya sekadar tumbuh, tapi juga dinikmati secara merata oleh rakyat,” kata Angga.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar Erwin Suryadarma membuka deklarasi dan pelatihan. Turut hadir juga Santoso yang mewakili Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM serta sejumlah perwakilan Dhamantra Centre. Pelatihan selama tiga hari ini difasilitasi sejumlah narasumber yang sudah berpengalaman.
Dalam kesempatan tersebut Luhur Pradjarto selaku Asisten Deputi Bidang Pembiayaan membawakan materi “Sosialisasi Bantuan Pemerintah Wirausaha Nasional” di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Bali.
Menurut Luhur, sasaran bantuan wirausaha pemula diperuntukkan bagi pengembangan kawasan daerah tertinggal dan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK). “Pelatihan ini dilakukan untuk membangun sistem dan mekanisme bantuan, persyaratan bantuan dan monitoring, sehingga menjangkau masyarakat yang paling miskin dan tak berdaya,” papar Luhur.
Sementara itu Ketut Darta selaku Koordinator Pusat Industri Kreatif Bali (Bali Creative Industry Center) menyampaikan sejumlah masalah yang dihadapi para kreator Bali.
Menurut Darta, kreativitas, manajemen dan kepemimpinan merupakan kunci dalam membudayakan wirausaha. Masalahnya, banyak orang kreatif namun bukan pekerja keras. “Apalagi di Bali dengan pameo: “De ngaden awak bisa”. Karenanya, para inovator sering gagap atas karyanya, dan sekaligus tidak siap melayani para pemesan kreasinya,” ujarnya.
Pembicara lain, Nyoman Suartha menyemangati peserta pelatihan agar mampu melakukan sejumlah hal. Pertama, berpikir sebagai pemenang bukan pecundang. Kedua, pemenang selalu melihat peluang dalam setia masalah. Ketiga, pecundang selalu melihat masalah dalam setiap peluang.
Nara sumber terakhir, Tjok Istri Agung Widyawati menyampaikan mengenai Manajemen Wirausaha. Cok memberikan latihann simulasi praktek membuat Bisnis Plan melalui Bisnis Model Canvas.
Bisnis Model Canvas meliputi segmen seperti: customers segment, value proposition, channel, customer relations, revenue stream, key resource, key activities, key partner and cost structure.
“Dengan kata lain, manajemen bisnis meliputi segmen seperti pasar dan jaringan, proporsi nilai, serta sejumlah aktifitas kunci, dan sudah tentu struktur pembiayaan,” Cok Agung menjelaskan secara rinci.
Acara pelatihan dilanjutkan dengan kunjungan ke Bali Creative Industri Center (BCIC) di Tohpati, Denpasar. BCIC merupakan Pusat Pengembangan Industri Kreatif dan Inovasi Unggulan sekaligus wadah dalam meningkatkan daya saing bangsa dan pendorong kreativitas kaum muda dalam melalukan berbagai inovasi dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. [b]