Teks I Gusti Made Wirautama, Ilustrasi Luh De Suriyani
Jika Anda melewati jalan raya di depan gang rumah saya, yaitu jalan raya Kerobokan-Canggu di Kuta Utara, Bali, pada sore hari, pasti rasanya menjengkelkan sekali.
Kemacetan sudah sedemikian parahnya. Belakangan jalan ini memang sudah dikenal daerah macet, khususnya di jam pulang kerja yaitu sekitar pukul 4 sore hingga 7 malam.
Banyak orang yang mengatakan kemacetan di sana akibat tidak adanya jalan alternatif lain untuk menuju daerah Canggu, Tanah Lot dan Tabanan. Ada juga yang mengatakan macet disebabkan karena memang saat itu jam pulang kerja. Ada juga pendapat lain penyebab macet adalah karena ada dua buah pertigaan yang jaraknya berdekatan.
Kemacetan di depan gang rumah saya itu hanyalah salah satu contoh diantara sekian banyak macet di Bali khususnya Denpasar dan Badung. Kita tentu tidak bisa mengatakan kurangnya jalan sebagai penyebab macet, karena penyebab macet sebenarnya adalah jumlah kendaraan yang semakin banyak sehingga jalan yang ada tidak mampu lagi menampungnya.
Pemerintah sebenarnya sudah melakukan berbagai hal untuk mengatasi hal ini mulai dari cara biasa hingga yang bisa dikatakan ekstrem. Cara tersebut, misalnya, menggalakkan penggunaan sepeda dayung, membangun jalan-jalan baru, mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), aturan jumlah minimum penumpang untuk mobil pribadi, meningkatkan pajak kendaraan hingga wacana terakhir yaitu pelarangan penggunaan premium (yang notabene harganya disubsidi pemerintah) bagi sepeda motor.
Khusus di Bali, kini berkembang rencana pembuatan jalan layang atau jalan tol yang sepertinya menjadi pro dan kontra karena mungkin akan berbenturan dengan adat dan agama di Bali.
Sebagian besar cara tersebut sudah ditempuh namun tak satu pun berhasil. Kemacetan tetap saja terjadi dan bahkan cenderung bertambah parah. Pemerintah tidak pernah berhasil mengatasi penyebab kemacetan sebenarnya yaitu jumlah kendaraan yang sudah terlalu banyak. Minat dan kemampuan untuk membeli dan menggunakan kendaraan pribadi adalah penyebab utama. Di samping itu, jumlah penduduk adalah penyebab lainnya. Inilah yang seharusnya menjadi fokus.
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut? Masalah tentu saja tidak akan selesai dengan cara semacam menaikkan pajak kendaraan pribadi, menaikkan harga BBM dan lain-lain. Cara-cara itu sudah kuno. Apakah suatu saat pemerintah akan mengeluarkan larangan bagi rakyat untuk membeli kendaraan pribadi?
Yang menjadi fokus sebenarnya adalah apa penyebab masyarakat selalu berusaha untuk membeli kendaraan pribadi. Jelas itu karena kebutuhan, karena tingginya mobilitas masyarakat saat ini. Maka mau tidak mau cara terbaik sebenarnya yang bisa dilakukan pemerintah adalah penyediaan sarana angkutan umum! Angkutan umum yang aman, nyaman, murah dan profesional!
Mewujudkannya memang tidak mudah. Tetapi, setidaknya kita semua sudah tahu solusinya. Sebaiknya pemerintah memulai usaha tersebut mulai sekarang juga. Hal ini dilandasi atas niat yang baik untuk jangka panjang, sebelum kemacetan semakin parah. Dan harus secara serius serta profesional. Harus dibuat perencanaan matang dari awal bagaimana membangun sebuah sistem transportasi massal yang baik dan cocok untuk diterapkan di daerah tertentu sesuai kebutuhan daerah tersebut.
Langkah pemerintah ini jangan hanya asal-asalan karena image angkutan umum di mata masyarakat saat ini sudah sedemikian buruk. Citra yang baik akan bisa mengubah pola pikir masyarakat. Maka, nantinya membeli kendaraan pribadi bukanlah sebuah hal mutlak lagi karena angkutan umum yang baik telah tersedia.
Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota harus bekerja sama dan segera bertindak karena merekalah yang paling tahu bagaimana kondisi di daerahnya. Jangan hanya menunggu program dari pemerintah pusat. Dengan dana APBD yang ada, seharusnya mewujudkan rencana pembuatan sistem transportasi massal yang baik bukanlah mustahil. Tentu saja harus bekerja sama juga dengan mereka yang ahli dalam masalah transpotasi massal.
Dan tentu saja mengatasi masalah kemacetan seperti ini tidak bisa dalam waktu sekejap. Perlu rencana jangka panjang dan ide-ide jenius yang sebelumnya mungkin dianggap gila. Jadi saya tantang bagi Anda yang ingin menjadi Bupati, Walikota, Gubernur atau DPR, siapa saja yang punya keinginan dan niat untuk menjadikan keadaan lebih baik, akan saya dukung dan saya tidak ragu untuk mencoblos muka anda, eh maksud saya gambar anda ketika pemilu nanti.