• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Friday, December 1, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Ancaman Demokrasi Kita

Odeck Ariawan by Odeck Ariawan
28 November 2021
in Kabar Baru, Opini, Politik
0 0
0
@para.docs – Tadi siang, kita bergerak bersama teman-teman mahasiswa Bali di Renon, Denpasar. Semoga semua kritik & aspirasi kita hari ini sampai ke kuping mereka! (Prastiko Destamto) #ReformasiDikorupsi #BaliTidakDiam #mositidakpercaya #tolakruukuhp #tolakruukpk

Reformasi yang berumur lebih dari 20 tahun membuahkan amandemen UUD45 sampai 4 kali, membagi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Kekuasaan eksekutif juga dibagi melalui otonomi daerah provinsi, kabupaten dan kota. Pemilihan langsung untuk eksekutif dan legislatif membuahkan pemimpin-pemimpin yang mumpuni. KPK juga relatif berhasil menangkap ribuan politisi dan pejabat. Kebebasan berpendapat lebih terjamin, walau dipandang cukup berhasil dan diakui dunia bahwa kita mentransformasi diri. Keberhasilan itu juga melahirkan banyak masalah-masalah baru yang justru menimbulkan ancaman keberlangsungan demokrasi itu sendiri. 

Ketimpangan kesempatan secara sosial, politik, hukum, ekonomi, kesejahtraan, daerah menimbulkan ketidakpuasan dari harapan akan hasil dari demokrasi yang dianggap tidak merubah nasib masyarakat bawah. Korupsi terasa beralih banyak ke daerah, dan terang-terangan, dan tidak menunjukan penurunan. UU tentang korupsi juga tidak kunjung direformasi untuk lebih memberatkan, begitu juga dengan keputusan pengadilan. Malahan sering salah sasaran oleh target politik. Hasil studi KPK juga menunjukan bahwa korupsi dipacu oleh pembiayaan kampanye pemilihan. Parpol terjebak oleh terdesaknya dilema untuk meraih suara, yang memerlukan dana besar, menerima mahar, menutup mata sebelah oleh kader dan kandidat yang menggalang dana dengan tidak baik, atau mencari dana setelah berkuasa, baik dari anggaran negara maupun dari swasta dengan imbalan tertentu. Sistem ini menghambat parpol untuk mereformasi diri, justru menyingkirkan kandidat aktivis dan idealis. 

Moral hazard juga terjadi karena kecil dan tidak masuk akalnya remunerasi nasional, Gaji pejabat kita kecil sekali, padahal mengontrol anggaran dan profesional yang bergaji besar. Kalau kita jujur untuk kebutuhan dasar rumah-tangga saja belum tentu bisa terpenuhi, sehingga pejabat kita seolah didorong untuk korupsi. Dalam situasi sistem demokrasi setengah matang ini, akibat ketidakjujuran dan kemunafikan kita sebagai bangsa yang tidak sejujur dan relistis mengenai keuangan, baik pembiayaan demokrasi maupun remunerasi nasional, menyebabkan lingkaran setan korupsi dan menghalangi, menghambat dan menyusahkan putra/i terbaik bangsa yang jujur dan amanah untuk mengabdi.

Justru sekarang secara langsung maupun tidak langsung proses pengkristalan oligarki mulai terbentuk, korporasi mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik, UU, PERMEN, PERDA, keputusan hukum, kaderisasi parpol, investasi, konsesi sumber daya alam dan lain-lain. Kesempatan untuk perbaikan itu menurut saya masih ada, walau punya jangka waktu yang sempit, jadi mesti segera dilakukan sebelum kulminasi pengkristalan oligarki yang akut yang susah untuk diurai. Kita mesti frontal dan progresif soal keuangan negara, jujur dan tidak munafik menghadapinya.

Pembiayaan demokrasi baik proses pemilu/pilkada, kampanye dan pembiayaan partai, semua dibiayai oleh negara. Parpol, kandidat, politisi tidak boleh menerima uang/barang/jasa/iklan/bantuan  dalam bentuk apapun dari swasta/individual. Remunerasi nasional, gaji presiden dan semua pimpinan lembaga tertinggi negara harus tinggi dan disamakan, wakil-wakilnya juga demikian. Tertinggi yang bisa kita berikan, misalnya 1M masing-masing untuk presiden, Ketua MPR, DPR, DPD, MA, MK, sehingga mereka tidak mempunyai masalah finansial, tinggal soal amanah, idealisme, etika dan moral saja. Demikian juga anggota legislatif, eksekutif dan legislatif daerah. 

Walau cuman dianggarkan 1% dari APBN untuk pembiayaan demokrasi dan 1% untuk remunerasi nasional, yang sekarang 2700T/tahun menjadi masing-masaing 27T/tahun mungkin sudah lebih dari memadai. Tentu Parpol dan pejabat mesti melalui berbagai kriteria dan akuntabilitas yang ketat untuk bisa mendapatkan dananya. Dasar hukum ini akan cukup kuat kalau kita bisa mereformasi terbatas UUD45 yang ke lima, spesifik soal pembiayaan demokrasi dan reformasi.

Dampak snowball effect dari reformasi terakhir ini akan luar biasa, menyingkirkan karatan di partai, putra/i terbaik akan berbondong-bondong mengabdi kepada negara, perusahaan-perusahaan yang berprestasi akan berkompetisi, produk dan keputusan hukum akan lebih baik, ketimpangan sosial, politik, ekonomi, hukum akan berkurang. Kalau dalam batas waktu tertentu kita tidak bisa menangani soal keuangan ini akibatnya sebagai berikut: semua sistem demokrasi dan parpol kita dikuasai oleh korporasi baik dalam maupun luar negeri. Hampir semua produk hukum dan keputusannya akan dipengaruhi oleh kepentingan korporasi. Hampir semua pejabat daerah dan pusat, yang berada di kantong-kantong usaha, sumber daya alam, akan/sudah dikuasai dan ditentukan oleh korporasi. 

Lama-kelamaan  terjadi pengkristalan oligarki yang kalau sudah akut dan sangat susah untuk memecah dan merubahnya. Ini sudah terjadi di banyak negara, ketimpangan akan makin terasa disinilah orang akan mempertanyakan hasil dari demokrasi. Melihat kegagalan dari demokrasi, alternatif dicari sistem yang lebih baik dari demokrasi. Kalau di indonesia adalah agama, dari kelompok kanan dan otoritarian dari kelompok kiri.

Apapun yang sudah susah payah kita capai semenjak reformasi akan hancur oleh revolusi baru oleh ideologi baru yang bukan demokrasi, karena kegagalan kita. Saatnya ini, mudah-mudahan saya salah. Hal ini sudah pernah terjadi di negara-negara lain. justru terjadi ketika kita dilupakan dan terbuai oleh keberhasilan demokrasi setengah matang.

ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Odeck Ariawan

Odeck Ariawan

Warga negara yang prihatin dan tinggal di kampung di Bali.

Related Posts

Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023
Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

Museum Giri Amertha dan Sang Hyang Dedari

23 November 2023
Next Post
Relevansi Ajaran Tat Twam Asi di Tengah Pandemi

Tangkil ke Pura Besakih Saat Hujan, Memanjatkan Doa di 11 Pura

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

Perjuangan Perempuan di Konsesi Lahan TWA Gunung Batur

24 November 2023

Kabar Terbaru

Suka Duka Queer di Bali

Mengenal Ruang Aman QLC Bali

29 November 2023
Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

Kebijakan Kendaraan Listrik, Sumber Bahan Bakarnya dari Mana?

27 November 2023
Begini Lho Cara Menjelajah Nusa Penida dengan Cara Berbeda

Sekolah Perempuan oleh Bali Sruti

26 November 2023
Difabel, Pandemi, dan Perjuangan Inklusi

Kampanye Hak Alat Bantu Disabilitas

25 November 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In