• Beranda
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Bagi Beritamu!
  • Tentang Kami
Saturday, November 8, 2025
  • Login
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong
No Result
View All Result
Home Kabar Baru

Anak Dalam Pengaruh Candu Playstation

Putu Adi Susanta by Putu Adi Susanta
8 September 2010
in Kabar Baru, Sosial
0 0
0

Teks I Putu Adi Susanta, Ilustrasi Internet

Teknologi terus berkembang demikian juga dengan permainan anak-anak. Dulu kita masih sering jumpai sekumpulan anak bermain kelereng atau petak umpet di pinggir jalan atau tanah lapang sekitar rumah.

Tapi, kini permainan tersebut sudah sangat langka. Padahal permainan tersebut sarat dengan kebersamaan dan canda tawa khas anak-anak.

Coba saja berkeliling di areal perkotaan Denpasar. Misalnya, di perumahaan tempat tinggal saya, Perumnas Monang-maning di Denpasar Barat. Saya sangat jarang menemukan permainan ini.

Anak-anak di sini lebih suka bermain game elektronik seperti Playstation (PS), konsol permainan modern canggih. Apalagi beberapa tahun terakhir, peralatan ini booming dengan berbagai pernik pendukung dan rilisan terbaru, Playstation 3.

Salah satu pecandu PS adalah Ucup, begitu dia biasa dipanggil oleh teman-temannya. Minggu pagi lalu dia sudah asik menekan-nekan stik game putih kusam yang mungkin sudah beratus-ratus kali berpindah tangan.

Sudah sejam dia asik di depan televisi beradu kepandaian dengan program game komputer lawan mainnya dalam Winning Eleven PES (WE PES). Ucup terlihat piawai memainkan permainan sepak bola yang kondang di kalangan penyuka permainan (gamer) ini. Dia bahkan kerap menjuarai lomba-lomba tingkat lokal perumahan bahkan pernah se-Denpasar.

Siswa kelas 1 di salah satu SMU PGRI di Denpasar ini mengaku sudah bermain Playstation sejak kelas 4 SD. Awalnya hanya coba-coba, bareng dengan beberapa teman patungan sewa satu unit agar biaya sewa sejam tercukupi.

Kini, dia bisa betah berjam-jam di depan layar datar monitor TV 29 inchi andalan rental. “Cape, sih, nggak. Cuma, kadang-kadang mata lelah,” katanya.

Jam Ucup bermain PS bisa dibilang rutin. Pulang sekolah istirahat sebentar, makan minum, sorenya mulai pukul tiga sudah asik bermain hingga pukul lima kadang lebih. “Tenang, Om. Saya sudah diizinin orang tua, kok,” sergahnya cepat. Sepertinya dia tahu topik yang akan saya tanyakan sebelum saya mengutarakan.

Pukul delapan malam dia kembali lagi ke tempat ini. Baginya rental berukuran 2,5 x 5 meter persegi ini adalah rumah kedua. Sebagian teman bermainnya ada di tempat ini: konsol PS, TV layar datar ukuran gede, kaset WE PES, dan penunggu rental yang tiap saat ada untuknya.

Untuk urusan prestasi, Ucup berada di kategori menengah. Dia tidak pernah tinggal kelas, tidak pernah juga mendapat ranking kelas. Ranking teratas yang pernah dia peroleh adalah rangking 3 saat kelas 3 SD dulu. Waktu itu dia belum terkontaminasi PS.

Sejak mengenal PS prestasinya sedikit merosot. Rangking 10 besar tidak pernah diraihnya baik selepas SD, maupun saat SMP tetap sama. Dia tidak menampik jika dikatakan PS salah satu penyebab dia tidak pernah mendapat rangking kelas.

PS mungkin telah merampas waktu belajarnya yang berharga. Padahal waktu adalah barang mahal yang jika telah lewat kita tidak bisa kembali lagi untuk meraihnya.

Saat dikonfirmasi kepada pemilik rental apakah PS menyebabkan menurunnya prestasi belajar anak, sang pemilik hanya tersenyum datar. “Kami telah melarang anak sekolah yang menggunakan seragam untuk bermain di sini,” kata alumni Teknik Aritektur institut negeri terkenal di Surabaya ini.

Tidak bisa dipungkiri memang pedidikan terbesar yang diperoleh anak adalah lingkungan rumah. Sekolah hanya bertanggung jawab mulai pagi hingga siang hari saat berada di dalam kelas. Selebihnya adalah milik orang tua. Tugas orang tualah yang membangun fondasi anak agar siap di masyarakat kelak. Demikian penjelasan seorang pakar pendidikan yang saya baca di sebuah situs.

Tidak salah juga, sih, para pengusaha rental PS. Mereka hanya berusaha memperoleh penghidupan dari usaha permainan anak modern. Mungkin tugas pemerintah untuk menertibkan dan membuat peraturan bagaimana seorang anak tidak membuang waktu belajarnya yang berharga. Tujuannya agar masing-masing dapat hidup berdampingan dengan baik. [b]

Foto dari thebitbag.com.

Tags: Anak-anakDenpasarOpiniSosialTeknologi
Liputan Mendalam BaleBengong.ID
Putu Adi Susanta

Putu Adi Susanta

Pegawai RS, Tamat Ergonomi, Fisika dan Radiografi, Hobi Baca, Tulis, Musik

Related Posts

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

Ketika Pulau Menghangat: Urban Heat Island di Pulau Bali

3 November 2025
Menjadi Pembully dari Seorang Pelaku Bullying

Menjadi Pembully dari Seorang Pelaku Bullying

24 October 2025
Petisi Pelajar: Reformasi Pendidikan Indonesia

Saat Kampus Tak Lagi Jadi Kompas Bali

22 October 2025
Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

Ketimpangan Ruang dan Kelas di Pasar Badung

21 October 2025
Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

Beban Ekologi Bertambah karena Pariwisata yang Eksploitasi Hulu Bali

15 October 2025
Diskusi Sejarah dan Dinamika Pers Mahasiswa

Menjaga Nyala Pers Mahasiswa di Tengah Sunyinya Dukungan Kampus

14 October 2025
Next Post

Warga Membuat Tata Ruangnya Sendiri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Temukan Kami

Kelas Literasi BaleBengong
Melali Melali Melali
Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu? Seberapa Aman Perilaku Digitalmu?

Kabar Terbaru

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

Warisan Pasca Kolonialisme dalam Film Roots

7 November 2025
Ini Cerita Arsa, Remaja Rasa Anak-anak

Pengalaman Orang Tua dengan Anak Neurodiversitas

6 November 2025
BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

BaleBio, Prototipe Arsitektur Regeneratif

6 November 2025
Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

Pelatihan Olah Limbah Bambu di Bamboo Academy

5 November 2025
BaleBengong

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia

Informasi Tambahan

  • Iklan
  • Peringatan
  • Kontributor
  • Bagi Beritamu!
  • Tanya Jawab
  • Panduan Logo

Temukan Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Travel
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Teknologi
  • Gaya Hidup
  • Arsip

© 2024 BaleBengong Media Warga Berbagi Cerita. Web hosted by BOC Indonesia