
Oleh Amara Dina
Minggu pagi (8/05/2022) saya dan teman-teman pergi ke Air Terjun di Desa Les yang biasa disebut ‘Yeh Mampeh’. Kami disuguhi pemandangan yang indah, dengan suara alam yang menenangkan jiwa, sepanjang perjalanan saya melihat beberapa orang mandi di sungai. Saat berjalan menuju ke air terjun, jalan yang ditempuh memang agak susah karena banyaknya bebatuan. Jika kamu berangkat pada pagi hari suasana di sekitar masih sangat sejuk.
Air terjun Yeh Mampeh berarti air terbang/jatuh, karena air terjun dengan ketinggian 30 meter ini airnya jatuh terbang sampai permukaan air yang ada di bawahnya. Air terjun Les ini berada di titik hutan negara, yang dimana hutan negara ini diberikan SK pengelolaan nya kepada dinas, yaitu Desa Les. Tepatnya berada di Dusun Selonding, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
Yeh Mampeh ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, salah satunya adalah adanya sungai kecil yang jernih di sepanjang jalan menuju air terjun. Selain itu, pemandangannya pun masih tetap terjaga keasriannya sehingga sangat cocok sebagai tempat menenangkan diri atau refreshing.
Di sekitar air terjun terdapat mata air Toya Anakan atau yang biasa disebut Yeh Anakan, yang digunakan sebagai tempat pengambilan air suci, untuk kegiatan upacara yadnya bagi umat Hindu di wilayah setempat. Untuk saat ini, hanya ada air terjun yang bisa digunakan untuk mandi, tetapi sudah ada program kedepannya akan ada spot foto dan juga kolam.

Mandi di bawah guyuran air terjun Les menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa menghilangkan rasa lelah wisatawan setelah menempuh perjalanan panjang mencapai air terjun ini. Jika Anda tidak ingin mandi atau berbasah-basah, anda juga bisa duduk-duduk saja di atas bebatuan di sekitar air terjun, menikmati pemandangan indah dan udara yang segar bebas polusi.
“Saya suka kesini karena pemandangannya bagus, biasanya saat kesini, saya foto-foto atau mandi,” ujar Restama salah satu pengunjung Air Terjun ‘Yeh Mampeh’ yang merupakan warga asli Desa Les.
Namun tentunya tidak sembarang orang bisa kesana, menurut cerita bagi perempuan yang sedang menstruasi jika datang ke sana dan mandi pernah ada yang mengalami hal-hal gaib.
Yeh Mampeh ini dibuka untuk umum dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, dengan harga tiket untuk wisatawan lokal seharga Rp10 ribu dan untuk wisatawan asing seharga Rp20 ribu.
Bagi anda yang berlibur dan akan menginap di sekitar objek wisata ini, anda bisa menginap di Lovina, Tulamben maupun Amed. Tapi jika posisi anda berada seputaran Denpasar, Kuta ataupun bandara arahnya menuju jurusan Ubud – Kintamani. Dari sini dilanjutkan menuju desa Les, lama perjalanan ini dengan kendaraan sekitar 3,5 jam.
