Industri pariwisata Bali pasca pandemi memberi fakta baru, pariwisata kini bisa jadi toksik. Hal ini dibahas dalam diskusi bersama Stikom Bali yang dirangkaikan dengan kegiatan Kuliah Industri 2023 dan Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) tahun ini.
Diskusi “Literasi Pariwisata Bali agar tidak Toksik” pada 30 Mei 2023 ini merespon isu aktual yang masih hangat dibahas yakni kualitas wisatawan dan pariwisata Bali. Misalnya bagaimana pariwisata Bali dicitrakan di medsos, pelanggaran oleh wisatawan, dan bagaimana memvalidasi informasi.
Tujuannya, memaparkan situasi terkini pariwisata Bali, mengantisipasi ancaman kerusakan dengan cara literasi berwisata agar tak toksik (beracun), dan membagi model alternatif atau adaptasi teknologi untuk literasi pariwisata.
Narasumber pemantik adalah Agung Suryawan Wiranatha, Ketua Pusat Unggulan Pariwisata Unud (situasi terkini pariwisata Bali dan upayanya agar tak jadi toksik), Iin Valentine yang membagi pengalaman Melali ke Desa oleh BaleBengong (Cara memvalidasi informasi di medsos dan inisiatif baru literasi pariwisata oleh warga), dan Putri Ayu Wijayanthi, dosen ITB Stikom (Adaptasi teknologi informasi untuk pariwisata yang lebih baik)
Agung Suryawan memaparkan perlu solusi penegakan hukum lebih tegas, perlu informasi larangan dan imbauan, dan pedoman perperilaku do and don’t saat tiba di Bali. Selain itu harus ada pengetatan visa saat kedatangan atau VoA. “Tidak ada skrining akan berpengaruh pada kualitas misal tidak punya tiket kembali. Sudah ada penurunan kualitas wisatawan,” katanya.
Berbagai masalah dan larangan-larangan untuk turisme sudah dipaparkan di berita ini.
Makin banyaknya kasus pelanggaran oleh wisatawan menurutnya imbas kemudahan izin masuk saat Covid. Saat Bali dibuka pada 2022, kunjungan langsung menanjak. China saat itu belum mengizinkan warganya plesiran. Salah satu catatan Agung adalah melonjaknya warga Rusia masuk padahal sedang mengalami gejolak perang. Fenomena ini menurut Agung karena ada yang menghindari wajib militer dan tidak balik ke negerinya. Faktor pendorong lain, NATO embargo Rusia sehinga warga kesulitan transaksi karena itu ada yang pakai uang krypto atau bekerja di Bali. Embargo energi Rusia ke Eropa juga dinilai jadi gangguan ekonomi di Eropa. Karena itu para pelaku perjalanan kebanyakan WNA yang mampu karena resesi ekonomi. Pada Maret 2022 hanya ada 489 orang Rusia, lalu naik 22 ribu pada Januari 2023.
Indikator penurunan kualitas ini di antaranya melanggar lalu lintas, membuat KTP palsu, melanggar etika, buat petisi online terganggu kokok ayam, berpose telanjang, menyalahgunakan visa kunjungan, dan lainnya. “Menyalahgunakan visa kunjungan sudah sudah sejak dulu, sekarang makin terlihat. Ada turis yang langgar lalu lintas mengejek seolah polisi meminta uang bukan karena menertibkan,” tambahnya. Ada juga modus bekerja sebagai fotografer, menyewakan kendaraan, digital nomad, dan lainnya.
Hal ini diperparah karena lemahnya penegakan hukum, pemerintah menurunkan pengawasan saat pandmei, dengan alasan pemulihan pariwisata.
Solusinya adalah perubahan pariwisata dari mass ke quality tourism. Hal lain yang bisa dicontoh, adanya leaflet dari Australia untuk turis ke Bali seperti menghormati aturan lokal, selalu menggunakan helm, menghindari mabuk dan perilaku buruk, serta menggunakan pakaian yang sesuai dengan lokasi.
Dampak pariwisata massal ini yang belum beres adalah oversupply kamar sangat sulit diatasi. Agung menyebut pada 2018 menurut PHRI ada sekitar 145 ribu kamar lalu bertambah jadi 180 ribu pada 2023. “Kajian kami sebagian besar di selatan Kuta, Nusa Dua, dan sekitarnya. Padahal kebutuhan hanya 90 ribu kamar dengan kunjungan wisata normal sekitar 6,3 juta wisatawan mancanegara dan 10 juta wisatawan domestik. Kelebihan 55 ribu saat itu. Tidak boleh ada akomodasi baru,” sebutnya.
Industri secara umum akan tidak menguntungkan. Persaingan usaha dan muncul usaha ilegal, kamr dijual murah.
Perubahan pasar wisman saat ini adalah kunjungan turis China lebih pendek dan senang pindah kamar. Biaya operasional hotel jadi lebih tinggi. “Bali is cheap, murah. Kolaps, hotel dijual,” katanya. Dampak lain adalah perubahan tata guna lahan, keterbatasan supply air bersih, makin banyak menggunakan air tanah berdampak pada intrusi air laut. Masalah lain adalah pengolahan sampah overload, erosi pantai membuat abrasi, dan kemacetan karena transport publik terbatas. Agung menyebut ada road map 2050 for sustainable Bali.
Putri, dosen ITB Stikom memaparkan makin beragamnya jenis wisata kini. Misalnya ada tren hotel kapsul, glamping, wellness, dan lainnya. Inilah yang membuat turis tak hanya memilih kamar hotel biasa.
Sementara Iin memetakan sejumlah kata kunci terbanyak ketika orang wisata di Bali. Di antaranya Bali hidden gem. Sayangnya hal-hal viral ini menjadi wajah promosi pariwisata saat ini dan masih termasuk pariwisata massal. “Kadang tidak sesuai realitas,” tambahnya.
Ia membagi pengalamannya mengelola tur alternatif Melali ke Desa di Balebengong yang dikelola oleh alumni Kelas-kelas jurnalisme warga di sejumlah desa. Wisata ini menunjukkan apa yang sudah ada di desa, keistimewaan, keunikan, dan produk olahan desa. Termasuk masalah-masalah yang dihadapi warga seperti pengelolaan sampah dan kurangnya dukungan untuk seniman desa.
Sejumlah tur Melali ke Desa ini memfokuskan pada potensinya seperti eksplorasi desa padi Bali, kopi Bali, tuak dan arak, sampai gender. Semuanya ditampilkan di melali.id