Oleh Anton Muhajir
Warung sederhana itu sangat mengesankan bagi kami. Lokasinya persis di tepi jalan raya Belayu antara Mengwi – Marga. Bangunannya tanpa dinding, beratap asbes, dan berlantai tanah. Sangat sederhana. Namun, tiap hari pengunjung harus antri untuk merasakan segar dan nikmatnya sambal warung ini.
Jumat (18/7) lalu, kami pun harus antri untuk ikut merasakan nikmat sambal di warung ini. Sekitar 15 pembeli lain juga sudah ada yang duduk lesehan, di bangku, atau berdiri dulu untuk menunggu giliran dilayani.
Inilah warung Nasi Belayu “Sambel Bejek”. Seperti namanya, sambel bejek adalah menu andalan warung ini. Sambel bejek mirip sambal matah. Bedanya, sambal matah pakai daun serai (sere, bahasa Balinya), sedangkan sambel bejek pakai bongkot (semacam umbi-umbian). Lainnya, sambal matah menggunakan sedikit minyak kelapa murni (lengis tandusan), maka sambel bejek sama sekali tidak pakai minyak goreng.
Sambal matah maupun sambal bejek tidak diulek, seperti sambal pada umumnya. Sambal bejek diolah dari irisan berbagai bumbu mentah seperti cabai, bawang merah, bongkot, dan garam. Penyajiannya, sambal ini dicampur sayatan daging ayam (ayam suwir, dalam bahasa Bali).
Men Kasih, pemilik warung yang berdiri sejak sekitar delapan tahun lalu ini, tidak mau membuat sambal dalam jumlah banyak. Dia hanya membuat antara tiga sampai lima porsi tiap satu kali proses pembuatan. Jadi, pembeli harus menunggu ketika sambal ini sedang dibuat oleh Men Kasih.
Karena itu, tentu saja, sambal ini sangat segar. Sebab pengunjung akan menikmati menu yang baru saja usai diolah.
Menu sambel bejek ini disajikan bersama tum (semacam pepes atau botok kalau di Jawa) jeroan ayam dan kuah bening dengan sayur hijau dan taoge. Sup bening sayur hijau dan taoge ini disajikan dalam mangkuk tersendiri.
Satu porsi sambal, tum, dan sup plus teh botol ini bisa dinikmati dengan harga Rp 10 ribu. Tanpa teh botol Rp 8000. Tentu saja murah meriah. Makanya buanyak sekali orang lewat yang mampir di warung ini terutama saat jam makan siang.
Bagi saya yang penikmat masakan pedas, sambal ini agak datar rasanya. Kurang pedas. Tapi penyajiannya yang unik membuat makanan ini sangat asik dinikmati. Kenikmatan toh tidak selalu datang dari rasa, bisa saja dari prosesnya itu sendiri. [b]
Warung Nasi Belayu “Sambel Bejek”
Banjar Gunung Siku Belayu
Kecamatan Marga Tabanan
HP 081338456919
Telp 0361 – 8623310
beh anton, baca tulisnmu, air liurku langsung meleleh gak karuan. sambel bejek ini emang enak banget, udah lama aku gak ke sana.
menu favorit ketika tugas luar ketabanan.
enak.. cambelna juga pedes..
dulu warungnya masih dideket pemandian mobil .
sekarang udah pindah ke barat 50meter’an dari pemandian mobil sblm blayu.
kalau kesana pas makan siang pasti rame.
dan jangan harap dapet makanan kalau lebih dari jam makan siang.. 😀
oops , jadi kangen kebali kapan yaaaa. bisa nikmati kulinernya asyiiik and nikmat aduhai
Sambel Bejeg ini pakai Bongkot sejenins bunga. Bukan umbi2an…kalau di Jawa Barat namanya Kecombrang atau Honje. kalau di Bali disebut Bongkot. in menu favorit saya juga. setiap ke Bali pasti suatu keharusan untuk mampir.