Sebuah novel berjudul Sukreni Gadis Bali dipajang dalam lemari kaca.
Buku itu ada di sebuah stan Festival Lovina, di pantai legam di Bali utara. Buku itu begitu populer. Karya bangsawan dan sastrawan Anak Agung Panji Tisna asal Buleleng yang menciptakan kata “Lovina” pada 1950-an.
Festival Lovina mengingatkan memori sejarah kata Lovina menjadi kawasan wisata. Ada yang menyebut berasal dari kata love-ina (Indonesia) dan lov-ina (ibu, pertiwi).
Nama ini, kabarnya sempat minta diganti oleh Gubernur Ida Bagus Mantra karena berbahasa Inggris. Almarhum Mantra yang meletakkan konsep wisata seni budaya ini sangat menyintai istilah lokal.
Ia meminta nama guest house yang dibuat Panji Tisna lalu dikelola saudaranya itu tetap bernama Tasik Madu, nama aslinya. Bukan diganti menjadi Lovina. Namun nama ini kadung kesohor.
Inilah yang membuat nama Lovina dilekatkan di kawasan pantai di Bali Utara itu.
Cinta Berlabuh
Ikhwal istilah “love” ini beralasan. Setalah kerap keliling dunia, Panji Tisna malah merasa makin menyintai tanah kelahirannya. Di Lovina, cintanya berlabuh.
Nothing but love and peace.
Where there is faith, there is hope.
Where there is hope, there is love.
Where there is love, there is peace.
Peace throughout the world.
Tasik Madu (sea of honey).
Lovina, 1973.
Demikian kata-kata mutiara yang digemari bangsawan kelahiran 1908 ini. Pada 1944 ia menggantikan ayahnya Anak Agung Putu Djelantik menjadi Raja Buleleng. Tapi dia minta berhenti pada 1947 kemudian berkarier politik sebagai anggota DPR sementara dan DPR.
Mengikuti Festival Lovina pun menjadi waktu untuk mengingat dan mengenal Djelantik dengan lebih dekat.
Festival Lovina dihelat di pusat kawasan wisata. Lokasi patung lumba-lumba yang jadi maskot kawasan ini. Sejumlah pejabat Kementerian Pariwisata RI dan pemerintah daerah hadir pada pembukaan Sabtu kemarin.
Bupati Buleleng Agus Suradnyana berharap terus ada penataan obyek wisata. Ia menyapa beberapa turis di sela-sela pembukaan festival yang dihelat 10-14 September ini. Bertanya apakah menginap di Buleleng dan berniat menjelajahi apa saja.
Sebuah panggung ditata cukup apik di atas pasir dengan ornamen simpel berupa huruf-huruf membentuk kata LOVINA. Suasana matahari terbenam berpadu dengan panggung terbuka ini.
Festival Lovina berbeda dengan festival lain karena parade budaya menjadi pembuka dan seremonial pembukaan di akhir. Ratusan warga sejumlah desa di kawasan ini yang mengisi parade mendapat perhatian besar karena menjadi mata acara pertama. Misalnya parade desa Kalibukbuk, Tuadmungga, dan Banyualit.
Parade
Ada parade gebogan atau rangkaian bunga dan buah dari Desa Kalibukbuk. Ada juga dramatari Cetik Gringsing tentang asal mula desa Banyualit, salah satu desa sekitar Lovina. Kolaborasi remaja dan orang tua memainkan sendratari. Dibuka dengan parade gebogan bunga dengan pola huruf merangkai nama desa dan sebuah rangkaian bunga berbentuk lumba-lumba menandakan kebanggan pada hewan lucu ini.
Mamalia ini jadi maskot sekaligus modal utama kawasan wisata ini. Memberi dampak pada ribuan warga seperti nelayan pengangkut turis untuk melihat habitat lumba-lumba di tengah laut, pemilik dan pekerja hotel, restoran, dan lainnya.
Selain itu ada sejumlah stan edukasi seperti konservasi penyu yang tukiknya dirawat di Pantai Penimbangan. Juga kerajinan lokal seperti anyaman bambu, kuliner, dan lainnya.
Malam hari, suasana pantai berubah menjadi tempat piknik romatik. Pemilik stan kuliner menggelar bean bag berwarna warni, meja kursi antik dengan cahaya lilin.
Festival Lovina juga menyediakan 1000 tusuk sate ikan sebagai kampanye gemar makan ikan dan gunungan buah lokal untuk warga secara gratis. Ada buah anggur hitam khas Kecamatan Banjar yang legit.
Selama lima hari, sejumlah atraksi budaya yang dihelat adalah Yoga Asana, Lovina Cycling Tour, FGD Wisata Bahari, Sampi Gerumbungan, tari-tarian, Jegod Bumbung, Lovina Beach Cleaning, gong wanita, bondres, band, parade megangsing, gender wayang anak, angklung.
Hari terakhir ada diskusi terfokus tentang pengelolaan wisata lumba-lumba, BMX, freestyle, extreme reader. Lalu malam penutupan diisi cak sekolah Bali Mandara dan band. [b]
bali memang luar biasa