Bentara Budaya Bali menyelenggarakan malam susastra bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Jakarta.
Kali ini bertajuk Sandyakala Sastra #38: 10 Tahun Seri Puisi Jerman. Acara ini diselenggarakan pada Jumat (28/02) pkl. 18.30, bertempat di Jln. Prof Ida Bagus Mantra No. 88 A, Ketewel, Gianyar.
Acara ini akan membahas seputar kumpulan puisi “Tiefen, Dirzugekehrt” karya Rainer Maria Rilke. Rilke merupakan salah seorang penyair terbesar dalam penulisan sajak berbahasa Jerman, yang karyanya telah masuk dalam literatur dunia.
“Tiefen, Dirzugekehrt” berisi 40 sajak dan telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul “Kedalaman, Terserah Padamu”. Kumpulan puisi ini diterbitkan secara khusus dalam rangka memperingati 10 tahun ‘Seri Puisi Jerman’.
Sebagai pembicara diskusi, hadir Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser yang juga merupakan penerjemah kumpulan puisi tersebut. Selain diskusi, acara juga diisi dengan pembacaan sajak-sajak pilihan dari 10 tahun ‘Seri Puisi Jerman’ dan pemutaran film dokumenter.
“Acara ini dihadirkan sebagai bentuk kerja sama kultural di bidang sastra antara Indonesia dengan Jerman. Adanya kerjasama di bidang sastra ini tentunya menjadi media untuk mempelajari kebudayaan masing-masing bangsa dan membuka peluang bagi bentuk kerjasama lainnya,” ungkap Putu Aryastawa, staf Bentara Budaya Bali.
Sejak 2003 sudah terbit 7 jilid ‘Seri Puisi Jerman’ dalam Bahasa Indonesia yang terdiri dari sajak-sajak Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe, Hans Magnus Enzensberger, Friedrich Nietzsche dan Georg Trakl.
Acara 10 tahun ‘Seri Puisi Jerman’ ini digelar secara estafet di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Madura, Malang, Denpasar, dan Jakarta.
Berthold Damshäuser lahir di Wanne-Eickel, Jerman pada tahun 1957. Sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient- und Asienwissenschaften (Lembaga Kajian Asia) Universitas Bonn.
Ia adalah pemimpin redaksi, “Orientierungen“, sebuah jurnal tentang kebudayaan-kebudayaan Asia, penerjemah puisi Jerman ke bahasa Indonesia dan puisi Indonesia ke bahasa Jerman. Ia penyunting antologi puisi Indonesia dan Jerman, juga salah seorang pendiri Komisi Jerman-Indonesia untuk Bahasa dan Sastra. Ia juga redaktur “Jurnal Sajak” dan kolumnis untuk rubrik “Bahasa” majalah Tempo.
Agus R. Sarjono, lahir di Bandung tahun 1962. Penulis yang telah menerima penghargaan sastra dari negara Thailand Sunthorn Phu Award, menulis sajak, cerpen, esai, kritik dan drama. Karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari sepuluh bahasa. “Frische Knochen aus Banjuwangi/ Tulang Segar dari Banjuwangi“ merupakan kumpulan sajak-sajaknya dalam bahasa Jerman yang terbit tahun 2003.
Ia pernah menjadi peneliti tamu di International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden (2001) dan sastrawan tamu Heinrich-Böll-Haus, Langenbroich, Jerman (2002-2003), beliau juga mantan Direktur Acara Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006), dosen STSI Bandung dan pemimpin redaksi “Jurnal Kritik“ dan “Jurnal Sajak“. [b]