Oleh Luh De Suriyani
Schappelle Corby, perempuan muda warga negara Australia yang divonis 20 tahun akibat menyelundupkan ganja ke Bali, masih terbaring karena depresi akut, Senin kemarin. Ia telah dirawat sejak Jumat malam lalu di Rumah Sakit Bhayangkara Trijata Polda Bali.
Corby yang berasal dari Gold Coast, Queensland ini dipenjara atas penyelundupan 4,2 kilogram mariyuana tahun 2004.
Corby dirawat di ruang kelas VIP di RS Trijata dengan pengamanan petugas Lembaga Pemasyarakatan. Kerabat yang menunggui, termasuk Rose, ibunya, menutup rapat jendela kamar perawatan. Rose terlihat terganggu dengan sejumlah wartawan yang menunggui di depan ruangan.
Dokter Denny Thong, psikiater yang merawat Corby mengatakan kondisi psikologis perempuan siswa sekolah kecantikan di Australia itu sangat buruk.
“Depresinya sangat parah. Ia perlu istirahat panjang di luar lingkungan Lembaga Pemasyarakatan,” ujar Denny.
Peningkatan depresi ini menurut Denny terjadi karena ia merasa tidak nyaman di Lapas dan tidak makan obat anti depresinya.
Tanda-tanda memburuknya kondisi kejiwaan Corby, tambah Denny terlihat dari cara bicaranya yang tidak fokus dan logis. Selain itu ia kerap termenung.
“Saya tidak memeriksa kondisi fisiknya, hanya kejiwaan,” kata Denny yang mengaku diminta tolong merawat Corby oleh Konjen Australia.
Sebelumnya, Denny Thong memang beberapa kali memberikan konsultasi kesehatan, termasuk sejumlah napi asal Australia lainnya yang juga terjerat kasus narkoba di Bali.
Bukan hanya kali ini Corby dirawat di luar penjara karena depresi. Pada Juni tahun lalu, ia juga menjalani perawatan panjang di RS Sanglah Denpasar.
Berdasarkan keterangan Kepala Rumah Sakit Trijata, dokter Joko Novianto, sebelumnya Corbu ingin dirawat di Wings International RS Sanglah. Namun tak jadi karena keluarga Corby tidak bersedia membayar biaya perawatan dengan tarif status warga negara asing.
“Mereka minta keringanan pembayaran, namun ditolak RS Sanglah,” ujar Joko.
Demikian pula di Trijata, pihaknya mengaku juga awalnya ingin menetapkan tarif WNA yang lebih mahal tiga kali lipat dari tarif WNI.
“Pengacaranya membuat surat permohonan keringanan biaya dengan tarif WNI. Atas alasan kemanusiaan, kami setuju,” tambah Joko.
Data RS Trijata menyebutkan, biaya yang harus dibayar ada tiga yakni biaya kamar, konsultasi dokter, visite, dan obat-obatan. Tarif harian VIP untuk WNA terdiri dari biaya kamar Rp 975.000, konsultasi Rp 300.000, dan visite Rp 270.000. Sementara tarif untuk WNI sepertiganya. Jadi, Corby akan membayar seperti halnya WNI.
Ia tak mau muncul polemik jika permohonan keringanan biaya ini ditolaknya. Sementara soal laporan kesehatan Corby, Joko mengaku tidak tahu karena dilakukan sepenuhnya oleh dokter yang merawat.
Jika Corby bersedia dirawat di ruang khusus untuk tahanan di Trijata, menurut Joko akan dibiayai oleh pemerintah karena statusnya adalah napi di Indonesia. [b]
Sudah jadi tahanan kok malah bikin susah, kenapa jangan diberi kebebasan nanti malah kabur lagi……??? !!!!