• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Saturday, September 30, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup Musik

Vintage Nyonya Ayu Mengalunkan Nostalgia

Putri Santiadi by Putri Santiadi
24 June 2023
in Musik, Sosok
0 0
0

Penyanyi asal Bali bernama Eba Ayu Febra bukanlah sosok baru di industri musik, karyanya sudah dikenal oleh ribuan orang. Ia dikenal sebagai penyanyi pop, jazz, pemain teater, dan musikalisasi puisi. Sejak dua tahun lalu, namanya kembali merebak industri musik melalui single anyar bertajuk cerita 24 Jam yang bernuansa vintage. Memulai dengan perubahan dan proses yang sudah matang, hingga membawanya pada nama Nyonya Ayu.

Nyonya Ayu artinya rumah berteduh bagi Eba yang ditata dari ruang kenang nada-nada riang dan syahdu. Nama ini menjadi penting bagi Eba, seperti menempuh dan menikmati hidup baru. Masa muda, Eba telah bernyanyi di berbagai tempat, hingga menjadi sorotan karena lagunya yang berjudul Bali United bahkan ditonton oleh ribuan orang.

Sekarang Eba hanya ingin lebih matang menjejakkan kaki di dunia musik khususnya Bali. Sebelum menjadi penyanyi, Eba memulai dengan musikalisasi puisi yang dikemas menjadi lebih diterima dan tidak kaku seperti puisi pada umumnya. Eba juga pemain teater dan keberadaannya sekarang sangat dipengaruhi oleh latar belakang tersebut, hingga vintage menjadi pilihan.

“Vintage adalah sesuatu yang everlasting, ada sesuatu yang pada tahun apapun nanti akan tetap dikenang dan tidak lekang oleh waktu,” Kata Eba ketika perjamuan di BaleBengong.

Tahun 2021, Eba merilis 5 lagu dalam satu album. Lagu-lagu ini dikemas dengan lirik yang puitis, melankolis, dan makna yang mudah dipahami. Ia mengaku bahwa semua berasal dari psikologis orang-orang Indonesia yang lebih mengarah pada musik sendu namun dikemas vintage.

Pemusik White Shoes dan Tan P Ramlee berperan besar dalam perjalanan Eba menyelami dunia vintage. Meskipun albumnya belum tersebar luas, ia akan terus berkarya dari hati. Ketika ditanya perihal eksistensi lagunya di kalangan anak muda. Eba mengatakan, “kalau anak muda sekarang sangat segmented. Tidak semua orang tahu lagu saya, tidak semua orang akan suka dengan apa yang saya suka. Aku hanya mencoba memperkenalkan, ini semua menarik. Ada kok lagu-lagu yang asik pada zamannya.” Eba tidak lagi memikirkan perihal penggemar, ia yakin bahwa hal yang berasal dari hati akan sampai ke hati juga.

Pertemuan pertama itu, membuat saya mengenal sebuah hidup yang tidak bergantung dengan kepuasan, tapi keikhlasan dan rasa percaya diri yang begitu besar. Saya mulai bertumbuh dari pemikiran perempuan cantik dan berkepribadian lucu. Selama mengobrol, ia tidak menunjukkan keberadaannya sebagai artis, penyanyi, dan lain sebagainya. Ia berbicara layaknya teman, tertawa, bahkan ia tidak segan untuk melemparkan beberapa lelucon. Saya menatap langsung sosok yang kerap kali menjadi bahan perbincangan di sosial media dan berguman bahwa sudah sepantasnya, Kak Eba disebut sebagai penyanyi yang sederhana, seperti dalam lagunya yang berjudul 24 Jam.

Sesuai dengan tema Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2023, yaitu Duang Dasa Pulau Dewata, artinya membayangkan 20 tahun ke depan dengan merefleksi pada masa lalu. Maka, Eba menjadi salah satu penampil di Malam Puncak Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2023 yang memberi respon terhadap karya-karya alm AA. Made Cakra. Seorang pemusik legendaris pada tahun 50-an, sejalan dengan jalur vintage yang digeluti oleh Eba. Penampilan Eba akan membawa kita menyusuri kenangan masa lalu. Tidak hanya menghibur pendengar, tetapi penyanyi juga merasa senang bisa membawakan lagu-lagu AA Made Cakra.

“Seneng banget sih. Belakangan ini kurang perform, karena kesibukan dan lain hal. Ini perform lagi setelah sekian bulan dan tawaran yang menarik. Sesuai juga dengan jalur yang diambil vintage. Made Cakra juga legendaris, bisa mengemas lagu beliau meskipun cover tapi jadi asik aja gitu dan menarik. Selain nanti bakalan mengenalkan karya-karya aku sendiri,” urainya.

Eba terlihat semangat dan energik akan membawakan lagu AA Made Cakra yang berjudul “Kusir Dokar” dan “Ngalih Capung”. Bahkan disela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk latihan dan bercengkrama di BaleBengong. Tidak sabar menyaksikan penampilan Nyonya Ayu pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Taman Baca Ubud. Lagu bernuansa vintage akan bersiap membawa gerakan kecil di seluruh badan, mengayun, dan melambaikan tangan. Seakan-akan semua beban hidup telah terlepas beriringan dengan lantunan Nyonya Ayu, penyanyi Solo yang mengajak kawan-kawannya sebagai pengiring musik. Eba akan tampil bersama dua penyanyi lainnya YanSanjaya dan Petra Sihombing.

“Dua puluh tahun ke depan secara musisi seperti era yang aku bawakan ini pasti tetap ada, tapi era digitalisasi akan ada perubahan. Lagu-lagu seperti ini akan selalu bertahan,” yakin Eba di akhir wawancara. Sebuah euforia dari Eba Ayu Febra dalam lantunan syahdu bernuansa vintage.

Tags: musisi vintageNyonya Ayu
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Putri Santiadi

Putri Santiadi

Ni Kadek Putri Santiadi, lahir di Bontihing pada 5 November 2002. Anak kedua dari tiga bersaudara, biasanya dipanggil Putri atau Putsan. Saat ini, saya mengenyam pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha dengan mengambil prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, saya juga bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa, yaitu UKM Teater Kampus Seribu Jendela. Saya memiliki ketertarikan dalam bidang penulisan dan sastra. Bagi saya, sastra adalah pertujukan kehidupan yang jujur. Tidak hanya berhenti pada penulisan cerpen tentang kisah cinta, kehidupan, atau sosial. Saya memiliki keinginan untuk bisa membuat novel dengan tema perempuan, karena saya merasa bahwa ketidaksetaraan gender masih dirasakan oleh beberapa orang khususnya perempuan. Tidak hanya itu, saya juga mulai membuka diri dengan belajar di Tatkala dan Mahima, saya berharap bisa menuliskan keresahan para perempuan yang dimarginalkan. Dan salah satu impian terbesar dalam hidup saya adalah menjadi seorang guru, karena tidak semua orang bisa mengajar dan belajar. Sekarang, saya menjadi relawan di Bale Bengong untuk tahu tentang dunia yang lebih luas dan membentuk pikiran yang liar. Dalam artian, tidak hanya berpatokan dengan hal yang bisa dilihat, tapi dirasakan dan perspektif orang lain. Saya percaya bahwa ini bagian dari perjalanan hidup.

Related Posts

No Content Available
Next Post
Senandung Musik Akustik Yansanjaya

Senandung Musik Akustik Yansanjaya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

Cerita Pohon: Dadap, Super Tree yang Terlupakan

10 September 2023
Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

Berhitung Angka dalam Bahasa Bali

5 June 2013
Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

Rencana Pembangunan Hidden City Ubud dan Kerisauan Warga

5 September 2023
Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

Jangan Terlambat, Lindungi Anak Sekolah dari Kerentanan Bencana di Karangasem

26 July 2023
Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

Membongkar Kesalahpahaman tentang Kasta di Bali

4 June 2012
Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

Gemuruh di Bali Utara: Hulutara, Irama Utara, Beluluk (Bagian 1)

2
Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

Meneladani Hidup dari Buruh Gendong

1
Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

Karut Marut di Jalan Terus Berlanjut

2
Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

Kisah Pohon di Bali: Lateng, Penjaga Hutan

1
Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

29 September 2023
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

28 September 2023
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

Baksos di Panti Asuhan Dharma Jati II

26 September 2023

Kabar Terbaru

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

Mengenal Pura Bukit Gumang, Salah Satu Pura Dang Kahyangan Desa Bugbug

29 September 2023
Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

Bayang-Bayang Lindi Menghantui Warga di Sekitar TPS Denpasar

29 September 2023
Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

Apakah GWK sudah jadi Landmark Bali?

28 September 2023
Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

Ruang Apresiasi Film nan Inklusif dari MFW9

27 September 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In