• Tanya Jawab
  • Mengenal Kami
  • Pemasangan Iklan
  • Kontak
  • Kontributor
    • Log In
    • Register
    • Edit Profile
Sunday, December 10, 2023
  • Login
  • Register
BaleBengong.id
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip
No Result
View All Result
BaleBengong.id
No Result
View All Result
Home Budaya

Ritual Mengusir Roh Jahat Ribuan Anak Tegalalang

Luh De Suriyani by Luh De Suriyani
23 January 2011
in Budaya, Kabar Baru
0 0
1

Teks Luh De Suriyani, Ilustrasi Internet

Sekitar 1000 anak dan remaja longmarch keliling Desa Tegalalang mengusir roh-roh jahat ala Halloween.

Ribuan warga Tegalalang, sekitar 8 kilometer arah Utara Ubud ini menyaksikan parade ribuan setan kecil yang berjalan kaki mengelilingi 7 banjar di desa ini. Ada yang bertanduk, membebat wajah dengan perban, dan wajah-wajah seram lainnya. Berbagai imajinasi tentang mahluk gaib  dan kekuatan jahat.

Sebagian menggunakan parade ini sebagai panggung fashion. Mereka mengecat wajah dengan cat air, menggunakan beragama aksesoris, dan mengenakan aneka jenis pakaian vintage.

Tiap peserta membawa penjor, sebilah tongkat dari bamboo atau dahan pohon salak yang dihias dengan janur. Penjor ini berfungsi seperti senjata yang kadang dibunyikan dengan memukulkan satu sama lain. Desa ini dibuat riuh dan macet sekitar 3 jam. Mereka ngrebeg desa.

Orang dewasa dan turis melihat dari pinggir jalan dengan antusias. Karena jarak parade yang cukup jauh, sedikitnya 10 kilometer mengelilingi desa, warga memberikan minuman atau permen pada rombongan Gerebeg Tegalalang ini.

Di tiga pura yang dilalui sepanjang jalan, sejumlah peserta bersembahyang untuk minta ijin dan keselamatan. “Ini yang paling saya tunggu. Bisa bikin hiasan apa saja dan rame-rame,” seru I putu Ambara, anak laki-laki 10 tahun.

Ambara dan lima temannya kompak menganakan baju bekas sekolah yang dicorat-coret, dipadu kamen, dan wajah yang ditempelkan kapas dengan noda darah. Menceritakan kebiasaan anak sekolah yang suka ngebut dan tabrakan. Mungkin itulah salah satu personifikasi hal jahat yang ada di benak mereka.

“Dulu, waktu saya kecil, kami menghias diri seperti tonya atau jin desa. Wajah dicat arang dan pake daun-daunan,” kata I Made Windia, 32 tahun, mengingat masa lalu. Menurutnya symbol-simbol setan seperti itu mungkin tak dikenal lagi oleh anak-anak sekarang.

Demikian juga lagu-lagu yang didendangkan saat parade. Beberapa orang tua yang menonton tertawa mendengar lagu pop berbahasa Bali dengan lirik lagu cewek kafe yang dinyanyikan peserta parade. “Dulu lagunya “ngayahin pura duur bingin” (melayani Pura Duur Bingin),” sahut seorang nenek menyebut nama pura yang menjadi pusat piodalan ini.

Anak perempuan yang mengikuti parade ini bisa dihitung dengan jari, padahal tak ada larangan. Menurut warga hanya soal kebiasaan, jika Ngrebeg biasa diikuti anak lelaki.

Dalam catatan sejarah Ngrebeg Tegalalang yang disimpan pengurus desa, tertulis jika ritual ini adalah bagian dari upacara besar enam bulan sekali. Piodalan di Pura Duur Bingin. Alkisah ketika desa di bawah Kerajaan Sukawati, seorang tokoh masyarakat Dalem Made Tjokorda Ketut Segara kaul atau berjanji untuk ngrebeg desa agar terhindar dari kemurkaan alam.

Masyarakat sekitar percaya ada 288 jenis jin atau wong samar di desa yang mukim di sejumlah sungai seperti Tukad Petulu dan aliran Sungai Empul. Karena itu, tiap piodalan, desa mempersembahkan 288 jenis segehan atau banten nasi.

“Wong samar tak diusir tapi agar tak mengganggu warga desa. Agar kita bisa hidup harmonis,” ujar I Wayan Karsa, Kelian Dinas Banjar Tengah, yang menjadi tuan ruah piodalan ini. Piodalan di Pura Duur Bingin ini dilaksanakan oleh warga lima banjar di Tegalalang. Lainnya Banjar Triwangsa, Tegal, Panusuan, dan Tegalalang.

Karsa juga berharap, desa terhindar dari bencana alam. Tegalalang, sebagai kawasan penangkap air untuk Ubud dan sekitarnya kini berisiko longsor dan banjir. Pohon besar dan terasering sawah yang indah makin jauh berkurang.

Pada saat curah hujan sangat tinggi, beberapa kali kawasan Tegalalang ini banjir kecil, walau kontur jalan menurun ke arah pusat Ubud. Saluran air yang kecil dan jalan yg penuh sesak dengan bangunan tak kuat menampung debit air. [b]

Ilustrasi dari sini. Tulisan ini dibuat dengan dukungan Hotelku.

Tags: mengusir roh jahatritual ngrebek di baliwong samar
ShareTweetSendSend
Anugerah Jurnalisme Warga 2021
Luh De Suriyani

Luh De Suriyani

Ibu dua anak lelaki, tinggal di pinggiran Denpasar Utara. Anak dagang soto karangasem ini alumni Pers Mahasiswa Akademika dan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pernah jadi pemimpin redaksi media advokasi HIV/AIDS dan narkoba Kulkul. Menulis lepas untuk Mongabay.

Related Posts

No Content Available
Next Post

Dibuka: Pendaftaran Kelas Jurnalisme Warga Angkatan VI

Comments 1

  1. WONG EDAN says:
    12 years ago

    endi kamare brow

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Melali Melali Melali

Temukan Kami

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

Asal Mula Tren Wisata Air Gatep Lawas, Saluran Irigasi jadi Perosotan

6 December 2023

Kabar Terbaru

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

Ramai tapi Sepi Satu Tahun Warung Inklusiv

9 December 2023
Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

Palinggih Islam, Hindu, Budha di Pura Sekar Tejakula

8 December 2023
Sengketa PLTU Batubara di Bali Utara

Mengurai Benang Kusut PLTU Batu Bara

7 December 2023
Sekarang Tanah Airnya Dijual pada Investor

Melihat Tren Realisasi PMA di Bali

6 December 2023
BaleBengong.id

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Informasi Tambahan

  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Peringatan
  • Panduan Logo
  • Bagi Beritamu!

Temukan Kami

No Result
View All Result
  • Liputan Mendalam
  • Berita Utama
  • Opini
  • Lingkungan
  • Sosok
  • Budaya
  • Sosial
  • Arsip

© 2020 BaleBengong: Media Warga Berbagi Cerita

Welcome Back!

Sign In with Facebook
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In