Teks dan Foto Anton Muhajir
Pesawat Batavia Air 737-400 batal terbang akibat munculnya api di sayap pesawat, Kamis (3/12/09) di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Bali. Pesawat itu sebelumnya batal mendarat di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk kemudian mendarat darurat di Bali.
Beberapa penumpang mengatakan pesawat sempat terbakar di sayap kiri sebelum benar-benar berhenti persis sebelum mereka terbang (take off). Melihat api tersebut, penumpang langsung panik dan keluar dari pintu darurat.
Asril Azis, penumpang di nomor kursi 22 A, mengatakan dia melihat api keluar dari sayap kiri pesawat. “Saya melihat sendiri api menyala di sayap kiri,” katanya. Saat itulah salah satu penumpang kemudian beteriak, “Api.. Api.” Seluruh penumpang segera berhamburan lewat pintu darurat.
Penumpang lain, Markotib, yang duduk di kursi 15C mengatakan pesawat itu sebelumnya terbang dari Bandara Juanda Surabaya ke Kupang kemarin pukul 19.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) dari jadwal yang seharusnya 17.30 WIB. Namun ketika sampai di Bandara El Tari Kupang, pesawat itu tidak bisa mendarat karena ada pesawat Merpati yang tergelincir dari landasan.
Pesawat dengan 148 penumpang itu sempat empat kali berputar di atas bandara sebelum kemudian terbang balik dan mendarat darurat di Bandara Ngurah Bali pukul 23.30 Waktu Indonesia Tengah (Wita). “Penumpang ditelantarkan. Tidak ada pemberitahuan apa pun dari pihak penerbangan tentang apa yang terjadi. Kami dilepaskan begitu saja,” kata Markotib.
Penumpang kemudian duduk-duduk dan tidur di ruang keberangkatan domestik nomor 15 – 16. “Kami mendapat informasi bahwa pesawat akan berangkat pukul 6 pagi,” ujarnya.
Namun pada Kamis ini pesawat ternyata baru berangkat pukul 11 siang. Itu pun ternyata gagal. Menurut pramugari, sebagaimana dikatakan Markotib dan Azis, pesawat yang seharusnya terbang ke Kupang itu rencananya akan terbang balik ke Surabaya baru ke Kupang. Penerbangan balik ini dilakukan atas permintaan beberapa penumpang.
Ketika pesawat hendak mundur dari pangkalannya, pesawat itu sempat mati sebentar. Setelah sempat hidup sebentar, sekitar 5 menit, pesawat itu kembali mati mesin. Semua lampu di kabin mati. AC pun demikian. Ruangan jadi pengap. Saat itulah salah satu penumpang berteriak karena melihat api menyala di sayap kiri.
Penumpang berteriak-teriak meminta agar pramugari membuka pintu. Namun pramugari tak membuka pintu tersebut. “Sampai ada penumpang yang memukul pramugari,” tambah Azis. Penumpang akhirnya mendobrak pintu untuk kemudian berhamburan keluar lewat jendela darurat dan dua jendela lain yang dibuka belakangan.
Karena tanpa tangga turun, penumpang pun meloncat dari pesawat. Akibatnya beberapa penumpang mengalami patah kaki. Ada juga penumpang yang pingsan dan kepalanya berdarah akibat terbentur bagian atas pintu darurat ketika rebutan untuk keluar dari pesawat.
“Saya sudah pasrah saja. Kalau toh pesawat meledak, setidaknya saya sudah bersama anak istri saya,” kata Azis yang terbang bersama anak istrinya.
Pihak Batavia sendiri membantah bahwa pesawat mengalami kebakaran. “Tidak ada yang terbakar, tolong diluruskan,” kata Manager Humas Batavia Air Eddy Haryanto pada Kompas.com. Menurut Eddy yang terjadi adalah keluarnya asap dari mesin sebelah kiri pesawat.
“Kejadiannya adalah pesawat start engine, kalau namanya mesin di-start ada pengapian pembakaran, keluar asap. Itu hal yang wajar,” tegas Eddy. [b]
*Keterangan foto: Asril Azis, salah satu penumpang Batavia Air yang keluar api di Bandara Ngurah Rai Tuban, Bali menelpon keluarga untuk memberi tahu tentang kondisinya setelah kecelakaan tersebut.
berita hangat…. salut to komandan anton
Kamu ada di dalam pesawat juga, ton?
Saya usul, untuk semua maskapai, sebelum take-off, sebaiknya diadakan doa bersama seluruh penumpang, crew dan pilot. Pemimpin doanya pilot saja. Hehe..!
Lucu nih komentar Humas Batavia Air.
//“Tidak ada yang terbakar, tolong diluruskan,” kata Manager Humas Batavia Air Eddy Haryanto pada Kompas.com. Menurut Eddy yang terjadi adalah keluarnya asap dari mesin sebelah kiri pesawat.//
Oke tidak ada api. Tapi pasti ingat pepatah : Dimana ada asap pasti disitu ada api.
Kemudian ngomong lagi :
//“Kejadiannya adalah pesawat start engine, kalau namanya mesin di-start ada pengapian pembakaran, keluar asap. Itu hal yang wajar,” tegas Eddy//
Lo tadi katanya tidak ada api, tapi kok sekarang ada “pengAPIan pembakaran”? Sama-sama keluar api kan pak?
sebenarnya hal yang wajar jika ketika pesawat start engine ada asap. kalo menurut saya ini hanya kepanikan penumpang yang pertama kali melihat asap dia langsung teriak “api… api… ada api” ini yang membuat penumpang lain ikutan panik. saya sekolah di penerbangan jadi tahu.
yang perlu di ingat adalah respon avtur (bahan bakar pesawat) kepada api 10x lebih cepat dari pada premix yang berarti 20 – 30x lebih cepat dari pada premium. apa lagi kalo itu berada di daerah sayap yang berarti di tempat engine/mesin yang di aliri avtur (bahan bakar pesawat). jadi kesimpulannya apabila terjadi api pada engine maka 75%-90% akan terjadi kebakaran pada pesawat tersebut yang di sebabkan api yang tersambar oleh avtur
Memang jadi humas harus pintar ngeles hehiihii
Fotonya mantap mas Anton!
It kesalahan penumpang saja.
Wah q heran aja ko ada manusia yg berpikiran harga tiket murah nyawa terancam & sbalik harga tiket mahal nyawa pasti selamat.Inget bro musibah it dtngnya dari tuhan bkn dari harga murah atw mahal tiket pesawat.Justru km harus berfikirnya positif aj klu dpt tiket murah it harus disyukuri bkn di jdikan alasan nyawa terancam.Saya jg mash ingat kata2 kepala pimpinan PT.Metro batavia airlne dgn kataca kami selaku biro perjalanan udara berterima kasih kepada seluruh penumpang tlh memilih terbang bersama batavia air.Dan kmi akan selalu memberikan pelayan terbaik buat anda.Mungkin it yg saya dgr waktu it.Jd gak ada maskapai yg punya pikiran tiket murah nyawa terancam.
humas memang harus pintar agar .tidak berpengaruh kepada penumpang pesawat lain.itu kan indonesia mas.