Salah satu rangkaian ulang tahun Plastik Detox ke-11 adalah Seminar Pemulihan Bumi dan Ekonomi yang mengusung tema “Upaya Pelaku Usaha dalam Mencegah Sampah Plastik Sekali Pakai Pada Era Economic Recoveries” Seminar Pemulihan Bumi dan Ekonomi ini diadakan secara hybrid pada Selasa, 25 Juli 2023 bertempat di Dharma Negara Alaya, Jalan Mulawarman, Denpasar dan secara online. Acara dihadiri oleh pelaku usaha (praktisi), akademisi, dan juga pemerintah sebagai peserta seminar serta pembicara yang mampu membantu mencapai tujuan dari seminar ini.
Sejak didirikan pada tahun 2012, Plastik Detox telah mendampingi 42 anggota UMKM yang memiliki visi untuk minim penggunaan sampah plastik. Dalam pergerakannya, PlastikDetox menyediakan pelatihan, mengajak dan menginspirasi usaha untuk memilih dan menerapkan strategi yang aplikatif sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing usaha.
Seminar dibuka oleh sambutan dari Co-Founder Plastik Detox sekaligus Keynote Speaker dalam acara ini, Anna Sutanto. “Munculnya Pergub Bali No 97 Tahun 2018 yang memberlakukan pelarangan sekali pakai sempat meningkatkan aksi pengurangan plastik sekali pakai, yang kembali porak poranda selama pandemi 2020-2022 di mana plastik sekali pakai untuk hal dan situasi tertentu dibutuhkan sebagai tambahan keamanan,” ujar Anna Sutanto.
Dalam pidatonya, Anna Sutanto juga menyayangkan keberlanjutan penggunaan plastik pada level yang berlebihan. “Sayangnya, penggunaan plastik demi keamanan kemudian berlanjut hingga level berlebihan. Padahal untuk kesehatan lingkungan yang berujung pada kesehatan kita juga, kita harus bisa membedakan kapan kemasan itu diperlukan, kapan bisa dikurangi,” tambahnya.
Pembahasan seminar pun dimulai dari owner Isi Ulang Bali dan The Lauk Pauk, I Gusti Ayu Dian Asri Utami yang menceritakan kisah kedua usaha yang dimilikinya dalam mencegah plastik sekali pakai di rumah dan tempat usaha.
“Isi Ulang Bali lahir dari kekhawatiran akan banyaknya sampah, terutama plastik sekali pakai di rumah tinggal dan tempat usaha,” tutur I Gusti Ayu Dian Asri Utami. Sementara itu, The Lauk Pauk lahir dari kebutuhan akan makanan sehat tanpa MSG dengan harga terjangkau dan keinginan untuk memulai usaha makanan minim sampah sekali pakai
Selain itu, ada pembahasan materi dari Inkubator Usaha Lestari (INKURI) yang disampaikan oleh Chairperson Pratisara Bumi Foundation, Saniy Amalia Priscila mengenai cara untuk menjadi pengusaha lestari dan pemahaman mengenai model bisnis usaha lestari serta kaitannya dengan usaha berkelanjutan.
“Gimana Indonesia mau “sustainable” kalau masyarakatnya tidak terhubung dengan esensi dari “sustainability” itu sendiri?” tegasnya. Dalam presentasinya, Saniy Amalia menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang perlu diperhatikan pemilik usaha ketika menjadi pemilik bisnis usaha lestari, yakni 1) Menghitung dampak lingkungan dan sosial, dan 2) Melakukan kegiatan untuk mengurangi dampak negatif & meningkatkan dampak positif.
Ni Putu Yayuk Puspita Yanti sebagai pengelola Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana menyampaikan perspektif dari akademisi. Ia menyampaikan materi mengenai upaya untuk bisa meminimalisir sampah plastik, potensi usaha minim sampah plastik di masa depan, dan peran serta Inkubator Bisnis LPPM Universitas Udayana untuk mendukung usaha minim plastik berkelanjutan.
Selain itu ia juga turut menuturkan dalam permasalahan sampah ini juga sebetulnya ada potensi usaha baru yang bisa dikembangkan yaitu terkait dengan waste management. Kerjasama antara produsen dan konsumen dalam hal pengelolaan limbah juga merupakan hal yang sangat penting yang tentunya juga sejalan dengan Sustainable Development Goal (SDG) Nomor 12 yang berfokus pada “Ensure sustainable consumption and production patterns” dengan tujuan meminimalkan pembuangan limbah, dan menerapkan praktik ramah lingkungan di seluruh sektor masyarakat.”
Para panelis yang menghadiri seminar ini adalah kawan baik Plastik Detox yang saling membantu dalam aksi mencegah plastik sekali pakai di era pemulihan ekonomi. Seminar ini diharapkan dapat menginspirasi undangan dan peserta yang hadir untuk memulihkan bumi, rumah kita bersama.